Jerman Siap Perbaiki Hubungan dengan Turki
A
A
A
BERLIN - Pemerintah Jerman menyatakan siap untuk memperbaiki hubungan dengan pemerintahan Turki yang baru. Pernyataan ini muncul tidak lama setelah pengumuman terpilihnya kembali Tayyip Erdogan sebagai Presiden Turki.
Berbicara pada konferensi pers di Berlin, juru bicara Kanselir Jerman, Angela Merkel, yakni Steffen Seibert mengatakan mereka telah mengetahui hasil pemilihan umum di Turki, yang kembali memenangkan Erdogan.
"Kami berharap untuk melanjutkan hubungan kerja yang konstruktif dan menguntungkan antara pemerintah Jerman dan Turki," kata Seibert dalam pernyataanya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (25/6).
Dia juga mencatat bahwa Merkel akan menyampaikan ucapan selamat kepada Erdogan secara langsung pada waktu yang tepat, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Senin pagi, Dewan Pemilihan Tertinggi Turki mengumumkan bahwa Erdogan memenangkan mayoritas mutlak dalam pemilihan presiden. Dengan 99,6 persen kotak suara dibuka, Erdogan memimpin dengan 52,58 persen suara, sementara saingan terdekatnya Muharrem Ince tertinggal di belakang dengan 30,64 persen.
Pemilu presiden dan parlemen Turki yang digelar kemarin sendiri merupakan pemilu bersejarah, karena merupakan pemilu pertama di bawah sistem konsitusi baru, yakni presidensial.
Berbicara pada konferensi pers di Berlin, juru bicara Kanselir Jerman, Angela Merkel, yakni Steffen Seibert mengatakan mereka telah mengetahui hasil pemilihan umum di Turki, yang kembali memenangkan Erdogan.
"Kami berharap untuk melanjutkan hubungan kerja yang konstruktif dan menguntungkan antara pemerintah Jerman dan Turki," kata Seibert dalam pernyataanya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (25/6).
Dia juga mencatat bahwa Merkel akan menyampaikan ucapan selamat kepada Erdogan secara langsung pada waktu yang tepat, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Senin pagi, Dewan Pemilihan Tertinggi Turki mengumumkan bahwa Erdogan memenangkan mayoritas mutlak dalam pemilihan presiden. Dengan 99,6 persen kotak suara dibuka, Erdogan memimpin dengan 52,58 persen suara, sementara saingan terdekatnya Muharrem Ince tertinggal di belakang dengan 30,64 persen.
Pemilu presiden dan parlemen Turki yang digelar kemarin sendiri merupakan pemilu bersejarah, karena merupakan pemilu pertama di bawah sistem konsitusi baru, yakni presidensial.
(esn)