Pemukim Yahudi Serang dan Hadang Truk-truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Para pemukim ekstremis Yahudi di Israel terus memblokir truk-truk bantuan kemanusiaan yang akan masuk ke Jalur Gaza.
Penyerangan dan penghadangan masih terjadi hingga Rabu (7/2/2024). Penghadangan dan penyerangan telah terjadi sejak beberapa pekan lalu.
Kelompok pemukim Zionis berkumpul di dekat Pelabuhan Ashdod, sekitar 38 kilometer (23,6 mil) utara Jalur Gaza.
Saat ini Gaza menjadi tempat sebagian besar dari 2 juta penduduk Palestina bergulat dengan krisis kemanusiaan yang semakin parah, termasuk kelaparan, kekurangan air bersih, dan tempat tinggal yang tidak memadai akibat blokade dan serangan brutal rezim kolonial Israel.
Saat polisi Israel berjaga, para pemukim menghentikan truk yang berangkat dari pelabuhan, memeriksa dokumen dan memeriksa kargo untuk menentukan isi dan tujuannya.
Mereka juga kerap terekam menyerang truk-truk tersebut. Video penyerangan itu pun viral di media sosial.
Salah satu pemukim, seorang warga Yahudi di Yerusalem, mengatakan dia datang bersama keluarganya untuk menghentikan truk yang memasok oksigen ke kelompok perlawanan Palestina Hamas di Gaza.
"Gaza adalah sebuah negara. Ini tanahnya, itu sebuah negara. Semua warga Gaza, menurut pihak kami, adalah teroris," ujar pemukim Israel, Sharon, yang menolak memberikan nama belakangnya.
Meskipun ada peringatan dari kelompok hak asasi manusia dan lembaga bantuan bahwa “bencana kemanusiaan” sedang terjadi di Gaza, Sharon menuduh bantuan tersebut, termasuk makanan dan bahan bakar, disalurkan ke Hamas.
“Mengapa kami harus mengirimkan makanan dan bahan bakar ke Gaza? Ini tidak normal… Tidak normal jika di negeri kami, orang-orang menembak kami,” ungkap dia.
Sharon mengklaim setelah serangan lintas batas Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, orang-orang di Gaza turun ke jalan dan menari.
"Mereka tidak sedih atas apa yang terjadi. Islam tidak menyukai kita. Oke. Jadi sekarang saatnya untuk membayar," ujar dia.
Ditanya tentang seruan Israel untuk mendirikan permukiman ilegal Yahudi di Jalur Gaza, Sharon berkata, "Kami akan sangat senang jika akan ada permukiman di Gaza... Gaza adalah kota Yahudi 2.000 tahun yang lalu, 500 tahun yang lalu."
Pemukim Yahudi ekstremis telah mengorganisir protes untuk menghalangi bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Jalur Gaza bagi warga Palestina yang menghadapi kelaparan, kekurangan air bersih, dan tempat berlindung.
Menurut survei televisi Channel 12 Israel, 72% warga Israel menentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza tanpa memulangkan tawanan Israel dari Jalur Gaza.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Gaza yang menewaskan lebih dari 27.478 warga Palestina dan melukai 66.835 orang lainnya.
Adapun serangan Hamas menewaskan 1.200 warga Israel. Meski demikian, laporan media Israel menyebut tentara Israel membunuh sendiri banyak warganya selama serangan Hamas.
Genosida yang dilakukan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Adapun 60% infrastruktur di sana rusak atau hancur, menurut PBB.
Penyerangan dan penghadangan masih terjadi hingga Rabu (7/2/2024). Penghadangan dan penyerangan telah terjadi sejak beberapa pekan lalu.
Kelompok pemukim Zionis berkumpul di dekat Pelabuhan Ashdod, sekitar 38 kilometer (23,6 mil) utara Jalur Gaza.
Saat ini Gaza menjadi tempat sebagian besar dari 2 juta penduduk Palestina bergulat dengan krisis kemanusiaan yang semakin parah, termasuk kelaparan, kekurangan air bersih, dan tempat tinggal yang tidak memadai akibat blokade dan serangan brutal rezim kolonial Israel.
Saat polisi Israel berjaga, para pemukim menghentikan truk yang berangkat dari pelabuhan, memeriksa dokumen dan memeriksa kargo untuk menentukan isi dan tujuannya.
Mereka juga kerap terekam menyerang truk-truk tersebut. Video penyerangan itu pun viral di media sosial.
Salah satu pemukim, seorang warga Yahudi di Yerusalem, mengatakan dia datang bersama keluarganya untuk menghentikan truk yang memasok oksigen ke kelompok perlawanan Palestina Hamas di Gaza.
"Gaza adalah sebuah negara. Ini tanahnya, itu sebuah negara. Semua warga Gaza, menurut pihak kami, adalah teroris," ujar pemukim Israel, Sharon, yang menolak memberikan nama belakangnya.
Meskipun ada peringatan dari kelompok hak asasi manusia dan lembaga bantuan bahwa “bencana kemanusiaan” sedang terjadi di Gaza, Sharon menuduh bantuan tersebut, termasuk makanan dan bahan bakar, disalurkan ke Hamas.
“Mengapa kami harus mengirimkan makanan dan bahan bakar ke Gaza? Ini tidak normal… Tidak normal jika di negeri kami, orang-orang menembak kami,” ungkap dia.
Sharon mengklaim setelah serangan lintas batas Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, orang-orang di Gaza turun ke jalan dan menari.
"Mereka tidak sedih atas apa yang terjadi. Islam tidak menyukai kita. Oke. Jadi sekarang saatnya untuk membayar," ujar dia.
Ditanya tentang seruan Israel untuk mendirikan permukiman ilegal Yahudi di Jalur Gaza, Sharon berkata, "Kami akan sangat senang jika akan ada permukiman di Gaza... Gaza adalah kota Yahudi 2.000 tahun yang lalu, 500 tahun yang lalu."
Pemukim Yahudi ekstremis telah mengorganisir protes untuk menghalangi bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Jalur Gaza bagi warga Palestina yang menghadapi kelaparan, kekurangan air bersih, dan tempat berlindung.
Menurut survei televisi Channel 12 Israel, 72% warga Israel menentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza tanpa memulangkan tawanan Israel dari Jalur Gaza.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Gaza yang menewaskan lebih dari 27.478 warga Palestina dan melukai 66.835 orang lainnya.
Adapun serangan Hamas menewaskan 1.200 warga Israel. Meski demikian, laporan media Israel menyebut tentara Israel membunuh sendiri banyak warganya selama serangan Hamas.
Genosida yang dilakukan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Adapun 60% infrastruktur di sana rusak atau hancur, menurut PBB.
(sya)