Prasyarat Ukraina untuk Berunding: Rusia Harus Kalah Perang dan Serahkan Senjata Nuklir
loading...
A
A
A
KYIV - Ukraina menetapkan prasyarat kondisi untuk bersedia berunding dengan Rusia. Prasyarat tersebut adalah Moskow harus mengalami kekalahan taktis di medan perang, mengalami pemberontakan internal, dan menyerahkan senjata nuklirnya.
Itu disampaikan Mykhailo Podolyak, penasihat kepala Kantor Kepresidenan Ukraina.
Menurut Podolyak, Rusia hanya siap bernegosiasi berdasarkan posisi mengultimatum dan mengupayakan kehancuran total Ukraina.
Pejabat pemerintah Presiden Volodymyr Zelensky itu percaya bahwa kecuali Rusia mengalami kekalahan taktis yang signifikan di medan perang, Rusia akan menggunakan gencatan senjata apa pun untuk mempersiapkan tahap perang berikutnya.
"Jika negosiasi dimulai pada saat Rusia mengalami kekalahan taktis tertentu, proses yang disebutkan oleh Danilov [Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina] terjadi, dan kita melihat ketegangan sosial tertentu, jika terjadi kerusuhan internal tertentu—maka ya, tentu saja, negosiasi dapat dilakukan," katanya, seperti dikutip Ukrayinska Pravda, Minggu (21/1/2024).
"Dan pada saat yang sama, untuk mengatakan bahwa perundingan mungkin dilakukan dan Rusia harus secara sukarela menyerahkan senjata nuklirnya. Hal serupa hanya mungkin terjadi ketika Rusia menderita kekalahan global," paparnya.
Apa yang dimaksud dengan kekalahan global adalah Federasi Rusia tidak lagi mampu mendominasi tidak hanya Eropa tetapi juga proses politik internasional secara umum, termasuk tidak akan dapat menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB.
Menurutnya, hal-hal seperti itu hanya akan mungkin jika ada tiga proses yang terjadi.
Pertama, Rusia mengalami kekalahan taktis di medan perang Ukraina.
Kedua, efektifnya sanksi, di mana perusahaan-perusahaan Eropa akhirnya meninggalkan pasar Rusia.
Ketiga adalah pemberontakan internal seperti yang terjadi pada musim panas 2023 ketika mendiang bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin memimpin pemberontakan terhadap militer Rusia."Setelah itu kita akan melihat konflik sosial internal yang signifikan di Rusia," ujarnya.
Itu disampaikan Mykhailo Podolyak, penasihat kepala Kantor Kepresidenan Ukraina.
Menurut Podolyak, Rusia hanya siap bernegosiasi berdasarkan posisi mengultimatum dan mengupayakan kehancuran total Ukraina.
Pejabat pemerintah Presiden Volodymyr Zelensky itu percaya bahwa kecuali Rusia mengalami kekalahan taktis yang signifikan di medan perang, Rusia akan menggunakan gencatan senjata apa pun untuk mempersiapkan tahap perang berikutnya.
"Jika negosiasi dimulai pada saat Rusia mengalami kekalahan taktis tertentu, proses yang disebutkan oleh Danilov [Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina] terjadi, dan kita melihat ketegangan sosial tertentu, jika terjadi kerusuhan internal tertentu—maka ya, tentu saja, negosiasi dapat dilakukan," katanya, seperti dikutip Ukrayinska Pravda, Minggu (21/1/2024).
"Dan pada saat yang sama, untuk mengatakan bahwa perundingan mungkin dilakukan dan Rusia harus secara sukarela menyerahkan senjata nuklirnya. Hal serupa hanya mungkin terjadi ketika Rusia menderita kekalahan global," paparnya.
Apa yang dimaksud dengan kekalahan global adalah Federasi Rusia tidak lagi mampu mendominasi tidak hanya Eropa tetapi juga proses politik internasional secara umum, termasuk tidak akan dapat menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB.
Menurutnya, hal-hal seperti itu hanya akan mungkin jika ada tiga proses yang terjadi.
Pertama, Rusia mengalami kekalahan taktis di medan perang Ukraina.
Kedua, efektifnya sanksi, di mana perusahaan-perusahaan Eropa akhirnya meninggalkan pasar Rusia.
Ketiga adalah pemberontakan internal seperti yang terjadi pada musim panas 2023 ketika mendiang bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin memimpin pemberontakan terhadap militer Rusia."Setelah itu kita akan melihat konflik sosial internal yang signifikan di Rusia," ujarnya.
(mas)