Madura Kitchen, Restoran Indonesia di London yang Rasanya Nendang di Lidah
loading...
A
A
A
LONDON - Saleh Husin, mantan menteri perindustrian Indonesia, berbagi pengalaman menarik perihal kuliner khas Tanah Air saat mengunjungi anaknya yang sedang studi di London, Inggris.
Tanpa sengaja Saleh diajak anaknya, Andzal, makan di restoran Indonesia di utara kota London pada Kamis (11/1/2024).
Andzal menyebutnya restoran Bebek Madura, mungkin karena dia dan teman-temannya sudah beberapa kali makan di situ yang katanya enak.
"Nah, akhirnya kami naik kereta dan jalan tiga menit menuju restoran yang dimaksud. Ternyata anak saya benar, kami menikmati nasi bebek dan ikan bakar yang rasanya memang benar-benar nendang di lidah," ujar Salah Husin, yang sekarang aktif sebagai Managing Director Sinarmas.
Foto/Saleh Husin
Saleh menyempatkan mengobrol santai penuh kekeluargaan dengan pengelola restoran itu—yang terdiri dari empat orang; Tafa, Andi , Rubert dan satu lagi Saleh lupa namanya.
Menurut cerita para pejuang devisa tersebut, mereka berempat sebelumnya bekerja di restoran di berbagai tempat di perantauan. Setelah memiliki modal, mereka akhirnya berpatungan membuat restoran sendiri dengan nama Madura Kitchen.
"Buat saya yang paling utama adalah secara tidak langsung mereka ini telah menjadi ujung tombak ikut mempromosikan Indonesia di Kota London," kata Saleh.
Untuk itu hal seperti inilah Saleh memandang perlunya pemerintah ikut membantu memfasilitasi dan mendorong agar restoran seperti Madura Kitchen lainnya juga ikut hadir di berbagai negara. Tentu dengan nama sesuai selera pemiliknya tanpa meninggalkan ke-Indonesiaan-nya.
Sebagai contoh, restoran Thailand, Jepang, dan Korea yang sudah menjamur di banyak negara dengan makanan yang enak.
"Selamat buat putra-putra Indonesia pejuang devisa yang telah ikut bahu-membahu mempromosikan citarasa Indonesia di luar negeri," ujar Saleh.
Tanpa sengaja Saleh diajak anaknya, Andzal, makan di restoran Indonesia di utara kota London pada Kamis (11/1/2024).
Andzal menyebutnya restoran Bebek Madura, mungkin karena dia dan teman-temannya sudah beberapa kali makan di situ yang katanya enak.
"Nah, akhirnya kami naik kereta dan jalan tiga menit menuju restoran yang dimaksud. Ternyata anak saya benar, kami menikmati nasi bebek dan ikan bakar yang rasanya memang benar-benar nendang di lidah," ujar Salah Husin, yang sekarang aktif sebagai Managing Director Sinarmas.
Foto/Saleh Husin
Saleh menyempatkan mengobrol santai penuh kekeluargaan dengan pengelola restoran itu—yang terdiri dari empat orang; Tafa, Andi , Rubert dan satu lagi Saleh lupa namanya.
Menurut cerita para pejuang devisa tersebut, mereka berempat sebelumnya bekerja di restoran di berbagai tempat di perantauan. Setelah memiliki modal, mereka akhirnya berpatungan membuat restoran sendiri dengan nama Madura Kitchen.
"Buat saya yang paling utama adalah secara tidak langsung mereka ini telah menjadi ujung tombak ikut mempromosikan Indonesia di Kota London," kata Saleh.
Untuk itu hal seperti inilah Saleh memandang perlunya pemerintah ikut membantu memfasilitasi dan mendorong agar restoran seperti Madura Kitchen lainnya juga ikut hadir di berbagai negara. Tentu dengan nama sesuai selera pemiliknya tanpa meninggalkan ke-Indonesiaan-nya.
Sebagai contoh, restoran Thailand, Jepang, dan Korea yang sudah menjamur di banyak negara dengan makanan yang enak.
"Selamat buat putra-putra Indonesia pejuang devisa yang telah ikut bahu-membahu mempromosikan citarasa Indonesia di luar negeri," ujar Saleh.
(mas)