Arsitek Uni Eropa Modern Jacques Delors Meninggal pada Usia 98 Tahun
loading...
A
A
A
Namun bagi Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris di bawah kepemimpinan Margaret Thatcher, langkah menuju negara federal Eropa dipandang sebagai sebuah kutukan.
Thatcher menggambarkan laporan Delors tahun 1989 yang menyerukan kesatuan ekonomi dan moneter sebagai hal yang tidak dapat diterima, karena hal itu akan menghilangkan banyak kebijakan ekonomi dari tangan Parlemen Inggris.
Lord Clarke dari Nottingham, yang berperan sebagai Kenneth Clarke di kabinet Thatcher, mengatakan kepada program BBC Radio 4 bahwa dia memiliki visi yang sama dengan Delors tentang pasar tunggal, tetapi mencurigai Delors juga menginginkan persatuan politik, yang ditentangnya.
“Sebenarnya Jacques Delors dan Margaret Thatcher secara pribadi sangat tidak menyukai satu sama lain, mereka membenci satu sama lain karena alasan pribadi dan politik,” tambah Clarke, dilansie BBC.
Mantan pemimpin oposisi Inggris Neil Kinnock mengatakan kepada program tersebut bahwa dia adalah "orang yang sangat sopan, tenang, sangat cerdas, pemecah masalah" dan bukan "federalis fanatik" seperti yang coba digambarkan oleh Thatcher.
Saat meninggalkan jabatannya pada tahun 1995, Delors menolak mencalonkan diri sebagai presiden Prancis, meskipun ia unggul dalam jajak pendapat.
Dia tetap setia pada cita-cita federalisnya. Baru-baru ini, ia memperingatkan bahaya populisme di Eropa, dan menyerukan tindakan berani setelah Brexit.
Thatcher menggambarkan laporan Delors tahun 1989 yang menyerukan kesatuan ekonomi dan moneter sebagai hal yang tidak dapat diterima, karena hal itu akan menghilangkan banyak kebijakan ekonomi dari tangan Parlemen Inggris.
Lord Clarke dari Nottingham, yang berperan sebagai Kenneth Clarke di kabinet Thatcher, mengatakan kepada program BBC Radio 4 bahwa dia memiliki visi yang sama dengan Delors tentang pasar tunggal, tetapi mencurigai Delors juga menginginkan persatuan politik, yang ditentangnya.
“Sebenarnya Jacques Delors dan Margaret Thatcher secara pribadi sangat tidak menyukai satu sama lain, mereka membenci satu sama lain karena alasan pribadi dan politik,” tambah Clarke, dilansie BBC.
Mantan pemimpin oposisi Inggris Neil Kinnock mengatakan kepada program tersebut bahwa dia adalah "orang yang sangat sopan, tenang, sangat cerdas, pemecah masalah" dan bukan "federalis fanatik" seperti yang coba digambarkan oleh Thatcher.
Saat meninggalkan jabatannya pada tahun 1995, Delors menolak mencalonkan diri sebagai presiden Prancis, meskipun ia unggul dalam jajak pendapat.
Dia tetap setia pada cita-cita federalisnya. Baru-baru ini, ia memperingatkan bahaya populisme di Eropa, dan menyerukan tindakan berani setelah Brexit.
(ahm)