Agama Warga Negara Yaman, Negara Pendukung Gencatan Senjata Israel-Hamas

Senin, 25 Desember 2023 - 14:24 WIB
loading...
Agama Warga Negara Yaman, Negara Pendukung Gencatan Senjata Israel-Hamas
Yaman menjadi negara pendukung gencatan senjata antara Israel dan Hamas dalam perang di Gaza. Penduduk Yaman 99 persen penganut Islam. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Agama mayoritas warga negara Yaman adalah Islam. Solidaritas dengan Muslim Palestina membuat negara ini turut menentang invasi brutal Israel di Gaza.

Yaman yang merupakan negara paling selatan di Jazirah Arab, Asia Barat, ini mulai bertindak terkait konflik antara Israel dan Hamas. Sebelumnya, kelompok militan negara tersebut; Houthi, telah melakukan beberapa serangan ke kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah.

Baru-baru ini Pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi dan kelompok pemberontak Houthi sama-sama berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah mewujudkan gencatan senjata di Gaza.



Persentase Agama Warga Negara Yaman


Menurut laman US Government, total populasi Yaman diperkirakan mencapai 31 juta jiwa pada pertengahan tahun 2022. Dari situ terdapat lebih dari 99 % penduduknya beragama Islam.

Sekitar 65% dari penganut Islam di Yaman berasal dari komunitas Muslim Sunni, dan sisanya dari komunias Syiah Zaydi. Berbagai sekte kecil Islam juga dianut di komunitas terpencil, khususnya di wilayah utara negara tersebut, menurut International Center for Law and Religion Studies.

Mazab-mazab penganut Islam di Yaman antara lain Syafi'i, Maliki dan Hanbali. Lainnya merupakan pengikut Ismaili dan Dua Belas Imam Syiah.

Sedangkan kurang dari 1% penduduknya menganut berbagai agama lain, termasuk agama Bahá’í, Hindu, dan Kristen. Negara ini juga merupakan rumah bagi komunitas pribumi Yahudi, meskipun populasinya telah menurun secara signifikan selama satu abad terakhir.

Dulunya terdapat sekitar puluhan ribu populasi Yahudi, namun kini berjumlah sekitar dua ratus orang yang tinggal di dua komunitas, di Sanaa dan Amran.

Secara historis, wilayah utara dan selatan Yaman terpecah secara politik dan agama. Meskipun kedua wilayah telah bersatu selama hampir 25 tahun, ketegangan mendasar masih ada dan terkadang berujung pada konflik terbuka.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1745 seconds (0.1#10.140)