5 Negara Arab yang Rayakan Natal, 2 di Antaranya Menjadikan Hari Libur Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada sedikitnya lima negara Arab yang membolehkan masyarakat penganut Kristen merayakan Natal. Beberapa di antaranya bahkan menjadikan momen tersebut sebagai hari libur nasional.
Natal menjadi perayaan penting bagi umat Kristen di penjuru dunia. Umumnya, momen jatuh saban 25 Desember. Tak hanya negara-negara dengan penduduk mayoritas Kristen, perayaan Natal juga diramaikan masyarakat kawasan Arab.
Negara Arab yang Merayakan Natal
Arab Saudi dulunya termasuk negara Islam yang melarang perayaan Natal di tempat umum oleh penganut Kristen di kerajaan. Namun, aturan itu melunak seiring berjalannya waktu.
Salah satu momen puncak perubahan terlihat ketika Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menjadi Putra Mahkota dan kini menjadi Perdana Menteri.
Putra Raja Salman tersebut telah menjadikan Kerajaan Arab Saudi menjadi terbuka dengan budaya luar, termasuk dalam perayaan hari-hari besar non-Muslim.
Mengutip TRT World, Arab Saudi pernah melarang semua perayaan non-Islam di tempat umum. Namun, MBS mulai mengubahnya dengan membawa pemahaman yang lebih liberal.
Kendati bukan perintah langsung dari Kerajaan Arab Saudi, perubahan yang dibawa MBS mulai tampak di negara tersebut. Beberapa tahun terakhir, Arab Saudi mulai mengizinkan perayaan Natal secara terbuka bagi warga yang merayakan.
Salah satu dalih yang untuk perubahan kebijakan itu adalah upaya meningkatkan toleransi beragama serta membuka diri terhadap dunia internasional. Tak hanya Natal, Arab Saudi juga sudah mengadopsi beberapa tradisi Barat lainnya, termasuk Halloween.
Natal menjadi perayaan penting bagi umat Kristen di penjuru dunia. Umumnya, momen jatuh saban 25 Desember. Tak hanya negara-negara dengan penduduk mayoritas Kristen, perayaan Natal juga diramaikan masyarakat kawasan Arab.
Negara Arab yang Merayakan Natal
1. Arab Saudi
Arab Saudi dulunya termasuk negara Islam yang melarang perayaan Natal di tempat umum oleh penganut Kristen di kerajaan. Namun, aturan itu melunak seiring berjalannya waktu.
Salah satu momen puncak perubahan terlihat ketika Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menjadi Putra Mahkota dan kini menjadi Perdana Menteri.
Putra Raja Salman tersebut telah menjadikan Kerajaan Arab Saudi menjadi terbuka dengan budaya luar, termasuk dalam perayaan hari-hari besar non-Muslim.
Mengutip TRT World, Arab Saudi pernah melarang semua perayaan non-Islam di tempat umum. Namun, MBS mulai mengubahnya dengan membawa pemahaman yang lebih liberal.
Kendati bukan perintah langsung dari Kerajaan Arab Saudi, perubahan yang dibawa MBS mulai tampak di negara tersebut. Beberapa tahun terakhir, Arab Saudi mulai mengizinkan perayaan Natal secara terbuka bagi warga yang merayakan.
Salah satu dalih yang untuk perubahan kebijakan itu adalah upaya meningkatkan toleransi beragama serta membuka diri terhadap dunia internasional. Tak hanya Natal, Arab Saudi juga sudah mengadopsi beberapa tradisi Barat lainnya, termasuk Halloween.