Israel Kembali Gempur Jalur Gaza, Warga Palestina Mengungsi Sambil Bertakbir

Jum'at, 01 Desember 2023 - 17:54 WIB
loading...
Israel Kembali Gempur...
Israel kembali menggempur Jalur Gaza setelah kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas berakhir. Foto/Al Arabiya
A A A
JALUR GAZA - Warga Palestina di Jalur Gaza meninggalkan rumah mereka dan membawa korban tewas serta terluka ke rumah sakit setelah Israel kembali menggempur wilayah itu pada Jumat (1/12/2023).

Israel kembali menggempur Jalur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata selama seminggu terakhir dengan kelompok militan Hamas.

Sebuah kesepakatan untuk memperpanjang jeda pertempuran – dimana aliran bantuan ke Gaza meningkat dan sejumlah sandera Israel ditukar dengan ratusan warga Palestina yang dipenjara – tidak tercapai sebelum batas waktu yang ditentukan pada pukul 7:00 pagi waktu setempat, berganti dengan pertempuran.



Asap mengepul di kota selatan Rafah dan Khan Younis setelah serangan Israel, dengan kematian tercatat di kedua tempat tersebut, menurut pejabat rumah sakit dan jurnalis AFP di tempat kejadian.

Di Khan Younis, sekelompok pria meneriakkan takbir “Allahu Akbar” sambil bergegas menyusuri jalan sambil membawa jenazah yang dibungkus kain kafan putih.

Duduk di tempat tidur di rumah sakit kota Nasser, Amal Abu Dagga menangis, kerudung kremnya berlumuran darah.

“Saya bahkan tidak tahu apa yang terjadi pada anak-anak saya,” katanya seperti dikutip dari Al Arabiya.

Seorang kerabatnya, Jamil Abu Dagga, mengatakan kepada AFP bahwa keluarganya sedang berada di rumah ketika bom mulai berjatuhan.

“Rumah saya hancur, begitu pula rumah tetangga saya,” katanya dari rumah sakit Nasser, dengan kondisi kepalanya diperban.

Anggota keluarga lainnya, Anas Abu Dagga (22), mengatakan perang telah kembali terjadi, bahkan lebih sengit.

Di ruang resepsionis rumah sakit, Lina Hamdan yang berusia 10 tahun berkata: “Kami sedang bersiap-siap untuk tidur ketika saya mendengar suara bom. Kakak-kakakku mulai berteriak.”

Di Rafah, seorang pemuda membawa seorang anak yang terluka parah keluar dari kamp pengungsi yang terkena ledakan, sementara yang lain terlihat menarik orang yang tidak bergerak dari reruntuhan.



Marwan al-Hams, direktur rumah sakit Al-Najar di Rafah, tempat banyak warga Palestina melarikan diri setelah diberitahu oleh Israel untuk meninggalkan bagian utara wilayah tersebut, mengatakan serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya sembilan orang di kota tersebut, termasuk empat anak-anak.

Di utara Jalur Gaza, bola api dari ledakan besar terlihat dari seberang perbatasan di kota Sderot, Israel, dan kamera langsung AFPTV menyiarkan awan asap abu-abu dan suara tembakan otomatis dalam 90 menit pertama setelah gencatan senjata berakhir.

Berbicara dari sebuah rumah sakit yang tidak disebutkan namanya di Gaza, juru bicara UNICEF James Elder mengatakan dalam sebuah video yang diposting ke X, sebelumnya Twitter, pada hari Jumat bahwa sebuah bom telah mendarat “secara harfiah 50 meter jauhnya”.

“Saya tidak bisa melebih-lebihkan seberapa besar pengurangan kapasitas rumah sakit,” katanya.

“Kita tidak bisa melihat lebih banyak lagi anak-anak yang menderita luka akibat perang, dengan luka bakar, dengan pecahan peluru yang mengotori tubuh mereka, dengan tulang yang patah,” ungkapnya.

“Ini adalah perang terhadap anak-anak,” tambahnya.

Marwa Saleh (47) melarikan diri dari rumahnya di Kota Gaza pada tahap pertama perang untuk mencari perlindungan di Khan Younis.

“Saya dan keluarga saya adalah warga sipil, kami tidak ada hubungannya dengan perang ini,” katanya ketika pemboman dimulai kembali.

“Saya tidak ingin mati dan saya tidak ingin kehilangan siapa pun,” tukasnya.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1663 seconds (0.1#10.140)