Putra Pendiri Hamas yang Murtad dan Membelot Desak Israel Bunuh Ayahnya

Rabu, 29 November 2023 - 14:54 WIB
loading...
Putra Pendiri Hamas...
Mosab Hassan Yousef, putra salah satu pendiri Hamas Sheikh Hassan Yousef yang murtad dan membelot, mendesak Israel untuk membunuh ayahnya jika sandera-sandera yang tersisa tidak dibebaskan. Foto/The Jerusalem Post
A A A
TEL AVIV - Mosab Hassan Yousef, putra salah satu pendiri Hamas; Sheikh Hassan Yousef, mendesak agar Israel membunuh para pemimpin kelompok tersebut—termasuk ayahnya—jika sandera-sandera yang tersisa tidak dibebaskan.

Mosab terkenal setelah membelot ke Israel dengan menjadi agen Shin Bet dan kemudian keluar dari Islam atau murtad.

Dia membuat seruan pembunuhan itu dalam video yang di-posting di X pada hari Selasa. Mosab saat ini tinggal di Amerika Serikat karena nyawanya terancam setelah pengkhianatan yang dia lakukan beberapa tahun silam.



“Hamas telah melancarkan perang psikologis terhadap kemanusiaan. Mereka ingin melepaskan ribuan pembunuh massal kembali ke jalan sebagai imbalan atas sandera Israel. Israel tidak mampu melakukan hal ini, namun umat manusia juga tidak mampu melakukan hal ini, karena pembebasan para pembunuh massal berarti kematian banyak orang tak berdosa lainnya,” kata Mosab.

“Israel tidak boleh berkompromi,” ujarnya, seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Rabu (29/11/2023).

“Saya memahami bahwa Israel harus berkompromi dalam satu atau dua minggu terakhir untuk membebaskan anak-anak, wanita, orang tua, dan warga sipil yang tidak berdaya. Para sandera yang tersisa, terutama tentara, adalah mereka yang gagal membela diri dan membela warga sipil di komunitas selatan ketika mereka ditangkap, harus diperlakukan sebagai tawanan perang dan Israel harus mengalihkan prioritasnya dari misi penyelamatan sandera ke serangan yang berfokus pada pemberantasan Hamas," paparnya.

Mosab memperingatkan bahwa Hamas akan berusaha untuk memperpanjang perundingan tanpa batas waktu untuk menghindari berakhirnya gencatan senjata.

Yousef menunjuk pada anggota Hamas yang ditahan di penjara-penjara Israel, dengan mengatakan; "Israel harus menggunakan kartu ini. Inilah saatnya Israel perlu menggunakan orang-orang biadab Hamas di penjara untuk menekan kepemimpinan Hamas di mana pun agar melepaskan para sandera."

“Israel tidak bisa terus seperti ini. Tahanan seperti Ibrahim Hamed dan Abdullah Barghouti harus dijatuhi hukuman mati. Hamas harus memiliki jangka waktu—satu atau dua atau enam bulan—untuk memulangkan para sandera dan jika mereka tidak mengembalikan sandera dalam bingkai waktu tersebut, Israel harus mengeksekusi para pemimpin tinggi Hamas di penjara, terutama para pembunuh massal," seru Mosabd.

"Ketika saya mengatakan eksekusi para pemimpin tinggi Hamas, maksud saya tidak ada pengecualian. Itu termasuk ayah saya sendiri, salah satu pendiri gerakan Hamas. Dalam perang ini, tidak ada pengecualian," imbuh dia.

"Saya melakukan kesalahan, 10 atau 15 tahun yang lalu ketika saya menyelamatkan nyawanya berkali-kali. Dia seharusnya mati atas tindakannya. Saya menyelamatkan nyawanya. Keadaan tidak berubah, keadaan menjadi lebih buruk."

“Saya memberikan izin kepada pemerintah Israel untuk mengeksekusi semua pemimpin tertinggi Hamas di penjara sebelum kita mengejar mereka di Gaza dan sebelum kita mengejar mereka di Qatar. Sekali lagi, saya tegaskan, tidak ada pengecualian bagi siapa pun," katanya.

“Kalau ini yang diinginkan Hamas, pembebasan para pembunuh massal itu, maka menurut saya ini adalah kepala ularnya,” lanjut Mosab.

"Kepala ular saat ini bukan berada di Qatar atau di Gaza, melainkan di penjara-penjara Israel. Jika Israel tahu bagaimana mengelola dan memainkan kartu ini melawan Hamas, saya jamin kembalinya semua sandera dan kekalahan Hamas," imbuh dia.

Putra salah satu pendiri Hamas yang berkhianat ini juga menyerukan agar Qatar tidak digunakan sebagai mediator selama hal tersebut memungkinkan para pemimpin Hamas untuk tetap berada di negara itu dan agar Israel memperlakukan Qatar sebagai negara musuh sampai Qatar mengusir Hamas.

Mosab meminta Israel menuntut Qatar mengusir Hamas dalam waktu satu bulan dan melakukan pembunuhan di Qatar jika mereka tidak diusir.

Dia menambahkan bahwa, di Gaza, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) harus berkonsentrasi pada para pemimpin Hamas dan tidak boleh merasa berada di bawah tekanan apa pun untuk menyelesaikan tujuannya dalam jangka waktu tertentu. Dia menambahkan bahwa IDF harus lebih berhati-hati agar tidak merugikan warga sipil pada tahap ini.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1446 seconds (0.1#10.140)