5 Negara Pemilik Veto DK PBB dan Keberpihakannya dalam Perang Israel-Hamas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada lima negara penguasa Dewan Keamanan (DK) PBB, yakni Amerika Serikat (AS), China, Rusia, Prancis, dan Inggris. Kelima anggota tetap dan pemilik hak veto ini mengambil posisi berbeda dalam perang Israel-Hamas.
Kelima negara pemilik hak veto ini tak pernah kompak dalam menyikapi masalah keamanan internasional, termasuk dalam perang di Gaza sekarang ini.
Pada 26 Oktober, AS mengajukan rancangan resolusi agar DK PBB bertindak dalam perang Israel-Hamas dengan menyerukan jeda kemanusiaan dan penghentian pihak lain mempersenjatai Hamas.
Rusia dan China memveto resolusi dari Amerika karena Washington terang-terangan membela Israel tanpa syarat termasuk memasok senjata untuk militer Zionis—yang semakin memperparah krisis di Gaza.
Pada 31 Oktober, giliran rancangan resolusi yang diajukan Rusia untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas diveto Amerika. Washington berdalih, gencatan senjata akan menguntungkan Hamas untuk mengumpulkan kembali kekuatannya--terlepas dari fakta bahwa ribuan warga sipil Palestina tewas dibombardir militer Israel di Gaza.
Amerika Serikat terang-terangan membela Israel tanpa syarat. Washington, sebagaimana juga Tel Aviv, menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris.
Washington merupakan donatur terbesar untuk militer Zionis Israel. Bahkan, Presiden Joe Biden dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa andaikan negara Israel tidak pernah ada, maka Amerika akan mendirikannya.
Sama seperti Amerika, Inggris juga sekutu dekat Israel yang mendukung militer Zionis dalam perang melawan Hamas saat ini.
London dan Washington mendukung apa yang mereka sebut "hak Israel untuk membela diri" dari serangan Hamas.
Rusia mengambil posisi netral atau non-blok. Moskow tidak pernah secara tegas mengecam Hamas atas serangan 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang dan ratusan lainnya disandera.
Kelima negara pemilik hak veto ini tak pernah kompak dalam menyikapi masalah keamanan internasional, termasuk dalam perang di Gaza sekarang ini.
Pada 26 Oktober, AS mengajukan rancangan resolusi agar DK PBB bertindak dalam perang Israel-Hamas dengan menyerukan jeda kemanusiaan dan penghentian pihak lain mempersenjatai Hamas.
Rusia dan China memveto resolusi dari Amerika karena Washington terang-terangan membela Israel tanpa syarat termasuk memasok senjata untuk militer Zionis—yang semakin memperparah krisis di Gaza.
Pada 31 Oktober, giliran rancangan resolusi yang diajukan Rusia untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas diveto Amerika. Washington berdalih, gencatan senjata akan menguntungkan Hamas untuk mengumpulkan kembali kekuatannya--terlepas dari fakta bahwa ribuan warga sipil Palestina tewas dibombardir militer Israel di Gaza.
Keberpihakan 5 Negara Pemilik Veto DK PBB dalam Perang Israel-Hamas
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat terang-terangan membela Israel tanpa syarat. Washington, sebagaimana juga Tel Aviv, menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris.
Washington merupakan donatur terbesar untuk militer Zionis Israel. Bahkan, Presiden Joe Biden dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa andaikan negara Israel tidak pernah ada, maka Amerika akan mendirikannya.
2. Inggris
Sama seperti Amerika, Inggris juga sekutu dekat Israel yang mendukung militer Zionis dalam perang melawan Hamas saat ini.
London dan Washington mendukung apa yang mereka sebut "hak Israel untuk membela diri" dari serangan Hamas.
3. Rusia
Rusia mengambil posisi netral atau non-blok. Moskow tidak pernah secara tegas mengecam Hamas atas serangan 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang dan ratusan lainnya disandera.