Ksenia Sobchak, Paris Hilton-nya Rusia yang Ingin Gantikan Putin

Kamis, 19 Oktober 2017 - 03:51 WIB
Ksenia Sobchak, Paris Hilton-nya Rusia yang Ingin Gantikan Putin
Ksenia Sobchak, Paris Hilton-nya Rusia yang Ingin Gantikan Putin
A A A
MOSKOW - Penyiar cantik televisi Rusia, Ksenia Sobchak, mengumumkan bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dalam pemilu tahun depan. Sobchak yang dijuluki Paris Hilton-nya Rusia ini siap menggantikan Presiden Vladimir Putin.

Namun, tidak mudah untuk menggantikan sosok Putin yang kemungkinan akan maju lagi dalam pemilu tahun depan. Sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa Putin telah mendominasi politik Rusia selama hampir dua dekade dan akan dengan mudah memenangkan pemilu.

Sobchak bakal memanfaatkan para calon pemilih yang mulai tidak menyukai pemimpin Kremlin karena dianggap mengisolasi Rusia dari dunia luar. Banyak dari mereka telah mengambil bagian dalam demonstrasi yang diselenggarakan oleh kritikus Putin, Alexei Navalny.

Navalny tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden karena tersandung kasus kriminal.

Sobchak, yang telah digambarkan oleh majalah Vogue sebagai sosialita Paris Hilton versi Rusia adalah putri dari mantan mentor Putin. Perempuan cantik ini memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai kandidat presiden karena dia bosan dengan politisi yang sama, termasuk Putin, yang akan maju dalam pemilu tahun depan.

Dalam sebuah video klip yang di-posting online pada Rabu malam, Sobchak, 35, mengatakan bahwa dia berhak mencalonkan diri untuk jabatan politis Rusia di bawah konstitusi negara, di mana syarat untuk kandidat harus berusia 35 atau lebih.

”Saya memutuskan untuk menggunakan hak itu karena saya melawan semua kandidat yang biasanya menggunakan hak itu,” katanya.

”Ketika saya berumur 18 tahun dan sedang belajar di universitas, Vladimir Putin menjadi presiden Rusia. Anak-anak yang lahir pada tahun itu akan pergi dan memilih sendiri tahun ini. Pikirkan saja,” ujarnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/10/2017).

Munculnya Sobchak diyakini para politisi liberal Rusia hanya memainkan tangan Kremlin dengan membelah suara oposisi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4386 seconds (0.1#10.140)