3 Faktor Singapura Tak Mau Ikut Campur Perang Israel dan Perang Ukraina

Rabu, 08 November 2023 - 23:52 WIB
loading...
3 Faktor Singapura Tak...
Singapura tidak mau ikut campur dalam perang Israel-Hamas dan perang Rusia-Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Singapura enggan ikut campur dalam perang Israel-Hamas maupun perang Rusia-Ukraina. Kendati demikian, sikap negara tetangga Indonesia ini sedikit berbeda dalam menyikapi kedua konflik tersebut.

Soal Perang Israel-Hamas


Dalam kasus perang Israel-Hamas—kelompok perlawanan Palestina di Gaza—, Singapura telah menegaskan posisinya sebagai mediator yang netral. Mereka telah menyelenggarakan beberapa pertemuan antara perwakilan Israel dan Palestina, dan mereka telah bekerja untuk mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi.

Singapura mengutuk keras serangan Hamas terhadap Israel 7 Oktober, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ratusan lainnya diculik. Serangan inilah yang memicu perang besar-besaran Israel di Gaza, yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 10.000 warga Palestina.

“Singapura mengutuk keras serangan roket dan teror dari Gaza terhadap Israel, yang telah mengakibatkan kematian dan cedera banyak warga sipil tak berdosa,” kata Kementerian Luar Negeri Singapura pada 7 Oktober lalu.

Negara kecil ini juga mengkritik respons Israel yang tidak proporsional. “Tidak peduli betapa mengerikannya tindakan terorisme yang dilakukan Hamas, itu tidak bisa membenarkan respons tidak proporsional Israel yang menjatuhkan hukuman kolektif terhadap warga Palestina di Gaza,” kata Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong, Senin (6/11/2023).

Singapura, kata PM Wong, juga tidak akan membiarkan perang Israel-Hamas memecah belah populasi multiras dan multiagama meski ada tekanan dari beberapa segmen dan di media sosial agar pemerintah mengutuk satu pihak terhadap pihak lain.

“[Singapura] harus secara konsisten mengambil posisi yang berprinsip, sejalan dengan hukum internasional dan mendukung perdamaian dan keamanan global,” katanya.

Sekadar diketahui, Singapura menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan pengguna senjata negara Yahudi tersebut.

Soal Perang Rusia-Ukraina


Dalam perang ini, Singapura memilih tidak netral dengan menyalahkan Rusia karena menginvasi Ukraina sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Singapura pun menjatuhkan sanksi terhadap Rusia yang mencakup kegiatan empat bank dan larangan ekspor barang elektronik, komputer, dan militer sebagai respons atas apa yang dikatakannya sebagai "preseden berbahaya" Moskow di Ukraina.

“Kami tidak dapat menerima pelanggaran pemerintah Rusia terhadap kedaulatan dan integritas teritorial negara berdaulat lainnya,” kata Kementerian Luar Negeri Singapura dalam sebuah pernyataan pada pekan-pekan awal invasi Moskow tahun lalu.

Meski mengambil sikap, Singapura melangkah dengan tidak ikut campur dalam kedua perang itu. Singapura memiliki kebijakan luar negeri yang netral dan pragmatis, yang berarti mereka tidak memihak pada pihak mana pun dalam konflik bersenjata.

3 Faktor Singapura Tak Ikut Campur Perang Israel dan Perang Ukraina

1. Faktor Mempertahankan Hubungan Baik

Singapura memiliki keinginan untuk mempertahankan hubungan baik dengan semua negara yang terlibat dalam konflik.

Singapura ingin memastikan bahwa mereka tetap dapat melakukan perdagangan dan investasi dengan negara-negara tersebut, serta bekerja sama dengan mereka dalam isu-isu regional dan global lainnya.

2. Faktor Kekhawatiran Stabilitas Regional

Singapura berada di lokasi yang strategis di Asia Tenggara, dan mereka ingin memastikan bahwa konflik bersenjata tidak mengganggu stabilitas regional.

3. Faktor Menjauhi Konflik yang Tak Terkait

Singapura ingin menghindari terlibat dalam konflik yang tidak ada hubungannya dengan mereka. Singapura adalah negara kecil dengan populasi yang padat, dan mereka tidak ingin menghabiskan sumber daya mereka untuk terlibat dalam konflik yang tidak ada hubungannya dengan mereka.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Trump Peringatkan Putin:...
Trump Peringatkan Putin: Menolak Gencatan Senjata Akan Sangat Menghancurkan bagi Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Jenderal Tertinggi Rusia:...
Jenderal Tertinggi Rusia: Pasukan Ukraina Dikepung di Kursk
Netanyahu Marah Luar...
Netanyahu Marah Luar Biasa dalam Sidang Korupsi: Anda Menempatkan Saya di Neraka!
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
Putin: Tentara Bayaran...
Putin: Tentara Bayaran Asing yang Bela Ukraina Dianggap Teroris!
Rekomendasi
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
42 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
DK PBB Setujui Resolusi...
DK PBB Setujui Resolusi AS Hentikan Perang Ukraina dan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved