Putin: Korut Akan Makan Rumput ketimbang Menyerahkan Nuklirnya

Kamis, 07 September 2017 - 03:36 WIB
Putin: Korut Akan Makan...
Putin: Korut Akan Makan Rumput ketimbang Menyerahkan Nuklirnya
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menolak opsi militer maupun sanksi berlebihan untuk memaksa Korea Utara (Korut) melucuti program senjata nuklirnya. Menurutnya, Pyongyang akan lebih memilih makan rumput daripada menyerahkan senjata nuklir karena negara itu merasa tidak aman.

Putin dalam sebuah konferensi internasional di China menegaskan bahwa opsi militer terhadap rezim Kim Jong-un di Pyongyang hanya akan menyebabkan malapetakan global.

Meski demikian, ujar Putin, Rusia tetap mengecam uji coba senjata nuklir Korut sebagai tindakan provokatif. ”Mencambuk histeria militer tidak akan membawa kebaikan,” katanya. ”Itu bisa menyebabkan bencana global dan hilangnya nyawa yang luar biasa,” ujarnya.

“Korut akan makan rumput, tapi tidak akan melepaskan program nuklirnya jika mereka tidak merasa aman,” imbuh Putin, yang dilansir AP, semalam.

Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia menggemakan komentar Putin. Menurutnya, Moskow menginginkan resolusi PBB yang baru terhadap Korut dengan fokus pada solusi politik.

Nebenzia mengatakan bahwa satu-satunya inisiatif di atas kertas adalah proposal yang diusulkan China dan Rusia. Isinya, paksaan Korut menghentikan uji coba senjata nuklir dan rudal dengan imbalan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menghentikan latihan militer gabungannya.

Namun, inisiatif kedua negara itu telah ditolak AS. Nebenzia melanjutkan, Rusia juga akan menyambut inisiatif lainnya, yakni dari Swiss yang menawarkan diri jadi mediator krisis Korea.”Jika itu berhasil, saya akan bahagia,” katanya, yang dilansir Business Insider, Kamis (7/9/2017).

Sebelumnya, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dalam sebuah pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa Washington menginginkan resolusi PBB terbaru dengan sanksi yang lebih ketat terhadap Pyongyang. Dia ingin resolusi itu diadopsi pada 11 September nanti.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7264 seconds (0.1#10.140)