Tentara Israel Marah pada Putra Netanyahu karena Tak Ikut Perang dan Hidup Enak di AS
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Para tentara Israel marah pada putra Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Yair, karena tidak termasuk di antara 300.000 tentara cadangan yang dimobilisasi untuk perang melawan Hamas.
Yair saat ini hidup enak di Florida, Amerika Serikat (AS), untuk melakukan kegiatan amal nirlaba.
Menurut laporan Times of London, para tentara Israel merasa tindakan Yair adalah pengkhianatan.
“Yair menikmati hidupnya di Miami Beach sementara saya berada di garis depan,” kesal seorang tentara yang ditugaskan menghadapi Hizbullah di perbatasan dengan Lebanon, kepada surat kabar Inggris tersebut.
Meminta tak disebutkan namanya karena alasan keamanan, tentara tersebut mengeluh bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas situasi ini tidak memikul beban mereka, sehingga memicu ketidakpercayaan dan kemarahan di kalangan tentara Israel.
“Saudara-saudara kita, bapak-bapak kita, anak-anak kita, semua akan maju ke garis depan, tapi Yair masih belum ada di sini. Hal ini tidak membantu membangun kepercayaan pada kepemimpinan negara,” kata tentara tersebut kepada Times of London, yang dilansir Rabu (25/10/2023).
Tentara lainnya, yang menjadi sukarelawan dan bersiap untuk dikerahkan ke front selatan melawan Hamas, mengatakan bahwa dia terbang kembali dari Amerika dan meninggalkan pekerjaan, kehidupan, dan keluarganya.
“Tidak mungkin saya bisa tinggal di sana dan meninggalkan negara saya, rakyat saya, pada saat kritis ini. Di mana putra perdana menteri? Kenapa dia tidak ada di Israel?” kata prajurit itu, yang juga berbicara dalam kondisi anonim.
“Ini adalah momen yang paling menyatukan bagi kita sebagai warga Israel dalam sejarah kita baru-baru ini dan setiap orang dari kita harus berada di sini saat ini, termasuk putra perdana menteri.”
Semua warga Israel harus menjalani wajib militer dan panggilan sebagai tentara cadangan hingga usia 40 tahun. Yair Netanyahu berusia 32 tahun. Namun, pengabdiannya di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) adalah sebagai juru bicara, bukan tentara tempur.
Putra Netanyahu tersebut pindah ke AS awal tahun ini, setelah membuat postingan di media sosial yang mengkritik warga Israel yang memprotes reformasi peradilan ayahnya dengan menyebutnya sebagai “teroris” dan menuduh AS mendanai kekacauan tersebut.
Halaman Instagram-nya kini menggalang dana untuk LSM yang membantu sekitar 120.000 warga Israel yang dievakuasi dari utara dan selatan negara itu sejak serangan Hamas 7 Oktober lalu.
Sebuah foto yang digunakan oleh Times of London menunjukkan Yair sedang menangani paket bantuan di gudang Yedidim USA, sebuah badan amal Yahudi di Fort Lauderdale.
Hampir 360.000 warga Israel telah dipanggil, atau menjadi sukarelawan, untuk mengikuti layanan militer atau dukungan dalam perang yang diumumkan Netanyahu terhadap Hamas setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang mengakibatkan sekitar 1.400 kematian warga Israel.
Pemerintah di Israel telah berjanji untuk memusnahkan kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza tersebut.
Yair saat ini hidup enak di Florida, Amerika Serikat (AS), untuk melakukan kegiatan amal nirlaba.
Menurut laporan Times of London, para tentara Israel merasa tindakan Yair adalah pengkhianatan.
“Yair menikmati hidupnya di Miami Beach sementara saya berada di garis depan,” kesal seorang tentara yang ditugaskan menghadapi Hizbullah di perbatasan dengan Lebanon, kepada surat kabar Inggris tersebut.
Meminta tak disebutkan namanya karena alasan keamanan, tentara tersebut mengeluh bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas situasi ini tidak memikul beban mereka, sehingga memicu ketidakpercayaan dan kemarahan di kalangan tentara Israel.
“Saudara-saudara kita, bapak-bapak kita, anak-anak kita, semua akan maju ke garis depan, tapi Yair masih belum ada di sini. Hal ini tidak membantu membangun kepercayaan pada kepemimpinan negara,” kata tentara tersebut kepada Times of London, yang dilansir Rabu (25/10/2023).
Tentara lainnya, yang menjadi sukarelawan dan bersiap untuk dikerahkan ke front selatan melawan Hamas, mengatakan bahwa dia terbang kembali dari Amerika dan meninggalkan pekerjaan, kehidupan, dan keluarganya.
“Tidak mungkin saya bisa tinggal di sana dan meninggalkan negara saya, rakyat saya, pada saat kritis ini. Di mana putra perdana menteri? Kenapa dia tidak ada di Israel?” kata prajurit itu, yang juga berbicara dalam kondisi anonim.
“Ini adalah momen yang paling menyatukan bagi kita sebagai warga Israel dalam sejarah kita baru-baru ini dan setiap orang dari kita harus berada di sini saat ini, termasuk putra perdana menteri.”
Semua warga Israel harus menjalani wajib militer dan panggilan sebagai tentara cadangan hingga usia 40 tahun. Yair Netanyahu berusia 32 tahun. Namun, pengabdiannya di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) adalah sebagai juru bicara, bukan tentara tempur.
Putra Netanyahu tersebut pindah ke AS awal tahun ini, setelah membuat postingan di media sosial yang mengkritik warga Israel yang memprotes reformasi peradilan ayahnya dengan menyebutnya sebagai “teroris” dan menuduh AS mendanai kekacauan tersebut.
Halaman Instagram-nya kini menggalang dana untuk LSM yang membantu sekitar 120.000 warga Israel yang dievakuasi dari utara dan selatan negara itu sejak serangan Hamas 7 Oktober lalu.
Sebuah foto yang digunakan oleh Times of London menunjukkan Yair sedang menangani paket bantuan di gudang Yedidim USA, sebuah badan amal Yahudi di Fort Lauderdale.
Hampir 360.000 warga Israel telah dipanggil, atau menjadi sukarelawan, untuk mengikuti layanan militer atau dukungan dalam perang yang diumumkan Netanyahu terhadap Hamas setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang mengakibatkan sekitar 1.400 kematian warga Israel.
Pemerintah di Israel telah berjanji untuk memusnahkan kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza tersebut.
(mas)