Sosok I Gede Ngurah Swajaya, Dubes Baru RI untuk Swiss Jelang Pemilu 2024
loading...
A
A
A
BERN - Penantian panjang itu berakhir sudah. Setelah sempat ditinggalkan Muliaman Hadad, Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Konfederasi Swiss dan Kepangeranan Liechtenstein, yang berakhir masa tugasnya, kini Diaspora Indonesia Swiss memiliki Dubes baru.
Adalah I Gede Ngurah Swajaya, penerus Muliaman Hadad, per 17 Oktober 2023 mulai menjalankan tugas resminya.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali dan Tufts University, Boston, Amerika Serikat ini, diterima Presiden Swiss Alain Berset dalam prosesi resmi di Gedung Federasi Swiss di Bern di hari yang sama.
Sementara prosesi serupa juga akan dijalankan Ngurah Swajaya per 30 Oktober di Liechtenstein, Vaduz, yang akan diterima Pangeran Alois.
I Gede Ngurah Swajaya merupakan diplomat murni, yang berkarier cukup lama di Departemen Luar Negeri RI. Antara lain pernah bertugas sebagai Dubes RI un tuk Kamboja (2009-2010), Dubes RI untuk Singapura (2015-2020) dan sebagai Kepala Perwakilan Tetap ASEAN (2010-2013), sebelum akhirnya ditempatkan di Bern, Swiss.
I Gede Ngurah Swajaya pertama kali berkarier di Departemen Luar Negeri mulai 1986. Karier awalnya adalah Third Secretray di Kedutaan Besar RI di Bonn, Jerman, pada 1991 hingga 1995. Selanjutnya, antara 1999 hingga 2003, ditugaskan di Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York, Amerika Serikat.
I Gede Ngurah Swajaya lahir di Singaraja, 11 Maret 1962, dan menikah dengan Ni Nyoman Mahaswi Astama. Pasangan ini memiliki dua anak, yakni Putu Prima Apri Swajaya dan Made Bella Octavina Swajaya.
Saat ini, hubungan antara Swiss dan Indonesia cukup baik. Apalagi sejak diteken kesepakatan dagang EFTA, yang sempat direferendumkan di Swiss.
Neraca perdagangan Indonesia-Swiss juga surplus, yakni senilai USD 1,78 miliar atau Rp26,86 triliun.
Sementara itu, Swiss menduduki peringkat ke-20 dalam daftar negara investor di Indonesia dengan nilai investasi sebesar USD 133,77 juta.
Hubungan people-to-people antara Indonesia dan Swiss juga meningkat, terlihat dari semakin banyaknya jumlah pengunjung antarkedua negara.
Selain itu, minat masyarakat Swiss terhadap budaya Indonesia juga semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah warga Swiss yang mengikuti program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Swiss yang diselenggarakan KBRI Bern.
Selain hubungan dagang antardua negara, I Gede Ngurah Swajaya akan menghadapi tugas yang akan menyita perhatian sebagian besar diaspora Indonesia Swiss, yakni pelaksanaan Pemilu 2024.
Adalah I Gede Ngurah Swajaya, penerus Muliaman Hadad, per 17 Oktober 2023 mulai menjalankan tugas resminya.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali dan Tufts University, Boston, Amerika Serikat ini, diterima Presiden Swiss Alain Berset dalam prosesi resmi di Gedung Federasi Swiss di Bern di hari yang sama.
Sementara prosesi serupa juga akan dijalankan Ngurah Swajaya per 30 Oktober di Liechtenstein, Vaduz, yang akan diterima Pangeran Alois.
I Gede Ngurah Swajaya merupakan diplomat murni, yang berkarier cukup lama di Departemen Luar Negeri RI. Antara lain pernah bertugas sebagai Dubes RI un tuk Kamboja (2009-2010), Dubes RI untuk Singapura (2015-2020) dan sebagai Kepala Perwakilan Tetap ASEAN (2010-2013), sebelum akhirnya ditempatkan di Bern, Swiss.
I Gede Ngurah Swajaya pertama kali berkarier di Departemen Luar Negeri mulai 1986. Karier awalnya adalah Third Secretray di Kedutaan Besar RI di Bonn, Jerman, pada 1991 hingga 1995. Selanjutnya, antara 1999 hingga 2003, ditugaskan di Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York, Amerika Serikat.
I Gede Ngurah Swajaya lahir di Singaraja, 11 Maret 1962, dan menikah dengan Ni Nyoman Mahaswi Astama. Pasangan ini memiliki dua anak, yakni Putu Prima Apri Swajaya dan Made Bella Octavina Swajaya.
Saat ini, hubungan antara Swiss dan Indonesia cukup baik. Apalagi sejak diteken kesepakatan dagang EFTA, yang sempat direferendumkan di Swiss.
Neraca perdagangan Indonesia-Swiss juga surplus, yakni senilai USD 1,78 miliar atau Rp26,86 triliun.
Sementara itu, Swiss menduduki peringkat ke-20 dalam daftar negara investor di Indonesia dengan nilai investasi sebesar USD 133,77 juta.
Hubungan people-to-people antara Indonesia dan Swiss juga meningkat, terlihat dari semakin banyaknya jumlah pengunjung antarkedua negara.
Selain itu, minat masyarakat Swiss terhadap budaya Indonesia juga semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah warga Swiss yang mengikuti program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Swiss yang diselenggarakan KBRI Bern.
Selain hubungan dagang antardua negara, I Gede Ngurah Swajaya akan menghadapi tugas yang akan menyita perhatian sebagian besar diaspora Indonesia Swiss, yakni pelaksanaan Pemilu 2024.
(mas)