Ukraina Serang Pangkalan Rusia dengan Rudal ATACMS Amerika untuk Pertama Kalinya

Rabu, 18 Oktober 2023 - 11:07 WIB
loading...
Ukraina Serang Pangkalan Rusia dengan Rudal ATACMS Amerika untuk Pertama Kalinya
Ukraina serang dua pangkalan Rusia menggunakan rudal ATACMS pasokan Amerika Serikat untuk pertama kalinya. Foto/REUTERS/Ilustrasi
A A A
KYIV - Pasukan Ukraina, untuk pertama kalinya, menyerang dua pangkalan udara utama Rusia menggunakan rudal jarak jauh ATACMS pasokan Amerika Serikat (AS).

Serangan terhadap dua target di belakang garis musuh itu berlangsung pada Selasa kemarin. Itu diungkap para pejabat Amerika yang dilansir New York Times, Rabu (18/10/2023).

Penggunaan rudal jarak jauh ATACMS oleh Ukraina ini menjadi kejutan karena Presiden AS Joe Biden mengatasi keengganannya yang sudah lama ada untuk menyediakan senjata tersebut kepada Kyiv.

Menurut para pejabat AS, Biden mengizinkan Pentagon untuk mengirimkan senjata itu secara diam-diam dalam beberapa hari terakhir.



Keputusan untuk mengirim rudal tersebut mewakili perubahan yang dilakukan pemerintahan Biden pada saat militer Ukraina sedang berjuang dalam serangan balasan di selatan dan timur negara itu.

Biden khawatir pengiriman senjata yang lebih kuat dapat meningkatkan konflik dengan Rusia.

Seorang pejabat AS yang mengetahui serangan tersebut mengatakan pasukan Ukraina menggunakan rudal ATACMS untuk menyerang dua pangkalan udara di wilayah yang diduduki pasukan Rusia pada hari Selasa.

Pasukan operasi khusus Ukraina mengatakan serangan itu merusak landasan pacu dan menghancurkan sembilan helikopter, sebuah gudang amunisi, sebuah peluncur rudal antipesawat, dan peralatan militer.

Klaim tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membenarkan penggunaan rudal tersebut.

“Hari ini saya sangat berterima kasih kepada Amerika Serikat,” katanya dalam pidato malamnya.

“Perjanjian kami dengan Presiden Biden sedang dilaksanakan. Dan penerapannya sangat akurat—ATACMS telah membuktikan dirinya.”

Tidak jelas seberapa besar perbedaan yang akan dihasilkan sistem rudal ini di medan perang dibandingkan dengan senjata lain yang disediakan Barat, termasuk tank.

Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa serangan tersebut cukup untuk menjangkau hampir semua pangkalan utama yang digunakan Rusia untuk dukungan udara dan untuk memasok pasukan mereka di Ukraina.

Salah satu syarat yang dikenakan pada Ukraina adalah ATACMS—yang merupakan singkatan dari Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat—tidak boleh digunakan untuk menyerang ke dalam wilayah Rusia, kata seorang pejabat Amerika.

Setelah banyak laporan bahwa keputusan telah dibuat untuk memasok senjata, pengiriman senjata tersebut dilakukan secara rahasia, karena kekhawatiran bahwa senjata tersebut dapat diserang oleh Rusia saat dikirim ke Kyiv. Selain itu, Ukraina ingin mencoba membuat Rusia lengah.

Dua pejabat Barat mengatakan Amerika Serikat telah mengirimkan sekitar 20 rudal ke Ukraina.

Versi rudal ATACMS yang dikirim ke Ukraina, yang menurut para pejabat jumlahnya kecil, adalah munisi tandan yang mengeluarkan 950 bom kecil yang dapat menimbulkan kerusakan di wilayah yang luas. Senjata jenis itu dilarang berdasarkan perjanjian internasional yang belum ditandatangani oleh Amerika Serikat.

Rudal ATACMS adalah jenis senjata cluster kedua yang diketahui telah diberikan AS ke Ukraina.

Pada bulan Juli, pemerintahan Biden mulai memasok peluru artileri 155 milimeter ke Ukraina yang masing-masing berisi 72 submunisi lebih kecil yang dirancang untuk menghancurkan kendaraan lapis baja dan tentara musuh.

Rudal-rudal tersebut adalah senjata-senjata tua yang, karena adanya larangan internasional, Pentagon mengatakan mereka tidak dapat membayangkan menggunakannya dalam konflik yang melibatkan pasukan Amerika sehingga mereka setuju untuk memberikannya ke Ukraina.

Versi ATACMS yang lebih baru memiliki satu bahan peledak di hulu ledaknya, dan AS menyimpulkan bahwa persediaan hulu ledaknya sangat kecil sehingga AS tidak mampu menyerahkannya.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)