Bantu Invasi Darat ke Gaza, 2.000 Pasukan Marinir AS Dikirim ke Israel
loading...
A
A
A
GAZA - Sekitar 2.000 pasukan respons cepat Marinir AS sedang menuju ke perairan lepas pantai Israel dan Pentagon sedang mempersiapkan pasukan Amerika untuk kemungkinan ditempatkan di negara tersebut.
Itu akan meningkatkan unjuk kekuatan AS di wilayah tersebut dalam upaya mencegah konflik antara Israel dan Hamas tidak melebarkan sayapnya lebih jauh lagi.
Dua pejabat pertahanan yang mengetahui rencana tersebut mengatakan pasukan tanggap cepat, yang terdiri dari 2.000 Marinir sedang dikirim. Negara ini akan bergabung dengan semakin banyak kapal perang dan pasukan AS yang berkumpul di Israel ketika AS berupaya mengirim pesan pencegahan terhadap Iran dan kelompok militan Hizbullah di Lebanon.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan sekitar 2.000 tentara mempersiapkan kemungkinan penempatan ke Israel untuk membantu tugas-tugas seperti dukungan medis dan logistik, kata beberapa pejabat pertahanan.
Secara keseluruhan, langkah-langkah tersebut bertujuan untuk mencegah perang regional yang lebih luas, kata para pejabat. Namun hal ini juga berisiko memperdalam keterlibatan AS dalam konflik di mana pemerintahan Biden berusaha menghindari tindakan militer langsung.
Para pejabat telah menekankan bahwa AS tidak memiliki rencana untuk mengerahkan pasukan Amerika untuk ikut berperang dalam perang antara Israel dan Hamas, yang menurut para pejabat Israel dapat berlangsung lama dan sulit.
Namun perencanaan dan pergerakan tersebut memberikan peluang bantuan apa yang mungkin diberikan AS, termasuk mengelola logistik di luar garis depan dan menawarkan dukungan medis. Hal ini bisa sangat bermanfaat jika Israel melancarkan invasi darat ke Gaza, yang bisa jadi rumit dan penuh pertumpahan darah, para ahli memperingatkan.
Keputusan tersebut juga diambil ketika militer AS terus memperkuat kehadirannya di Timur Tengah, termasuk mengerahkan kapal induk kedua ke Laut Mediterania bagian timur untuk bergabung dengan kelompok kapal induk USS Ford di sana, dan mengirimkan jet tempur Angkatan Udara ke wilayah tersebut.
"Pentagon sengaja berhati-hati dalam membahas potensi pengerahan pasukan AS ke Israel," kata para pejabat. Itu karena pemerintahan Biden tidak ingin memberikan kesan bahwa pasukan Amerika dapat terlibat dalam perang panas.
Itu akan meningkatkan unjuk kekuatan AS di wilayah tersebut dalam upaya mencegah konflik antara Israel dan Hamas tidak melebarkan sayapnya lebih jauh lagi.
Dua pejabat pertahanan yang mengetahui rencana tersebut mengatakan pasukan tanggap cepat, yang terdiri dari 2.000 Marinir sedang dikirim. Negara ini akan bergabung dengan semakin banyak kapal perang dan pasukan AS yang berkumpul di Israel ketika AS berupaya mengirim pesan pencegahan terhadap Iran dan kelompok militan Hizbullah di Lebanon.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan sekitar 2.000 tentara mempersiapkan kemungkinan penempatan ke Israel untuk membantu tugas-tugas seperti dukungan medis dan logistik, kata beberapa pejabat pertahanan.
Secara keseluruhan, langkah-langkah tersebut bertujuan untuk mencegah perang regional yang lebih luas, kata para pejabat. Namun hal ini juga berisiko memperdalam keterlibatan AS dalam konflik di mana pemerintahan Biden berusaha menghindari tindakan militer langsung.
Para pejabat telah menekankan bahwa AS tidak memiliki rencana untuk mengerahkan pasukan Amerika untuk ikut berperang dalam perang antara Israel dan Hamas, yang menurut para pejabat Israel dapat berlangsung lama dan sulit.
Namun perencanaan dan pergerakan tersebut memberikan peluang bantuan apa yang mungkin diberikan AS, termasuk mengelola logistik di luar garis depan dan menawarkan dukungan medis. Hal ini bisa sangat bermanfaat jika Israel melancarkan invasi darat ke Gaza, yang bisa jadi rumit dan penuh pertumpahan darah, para ahli memperingatkan.
Keputusan tersebut juga diambil ketika militer AS terus memperkuat kehadirannya di Timur Tengah, termasuk mengerahkan kapal induk kedua ke Laut Mediterania bagian timur untuk bergabung dengan kelompok kapal induk USS Ford di sana, dan mengirimkan jet tempur Angkatan Udara ke wilayah tersebut.
"Pentagon sengaja berhati-hati dalam membahas potensi pengerahan pasukan AS ke Israel," kata para pejabat. Itu karena pemerintahan Biden tidak ingin memberikan kesan bahwa pasukan Amerika dapat terlibat dalam perang panas.