Dukung Anwar Ibrahim, PM Najib Sebut Mahathir Mohamad Panik

Sabtu, 08 Juli 2017 - 23:12 WIB
Dukung Anwar Ibrahim, PM Najib Sebut Mahathir Mohamad Panik
Dukung Anwar Ibrahim, PM Najib Sebut Mahathir Mohamad Panik
A A A
KUALA LUMPUR - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mendukung bekas musuhnya Anwar Ibrahim dimotivasi oleh keinginannya untuk lolos dari tuntutan pidana. Hal itu dikatakan oleh Perdana Menteri Najib Razak dalam sebuah pernyataan resmi.

Pernyataan Najib tersebut sebagai tanggapan atas wawancara Mahathir dengan The Guardian di mana dia menyerukan pembebasan pemimpin oposisi yang dipenjara Anwar Ibrahim. Ia menambahkan bahwa dia tidak keberatan jika Anwar Ibrahim menjadi perdana menteri.

Menurut Najib, dukungan Mahathir untuk Anwar didorong oleh keprihatinan mendalam tentang keputusan pemerintah untuk membentuk Komisi Penyelidik Kerajaan (RCI). Komisi ini dibentuk untuk menyelidiki skandal valuta asing multi-miliar dolar saat Mahathir menjadi perdana menteri.

Sebuah gugus tugas pemerintah Malaysia mengatakan bulan lalu bahwa mereka telah menemukan bukti kemungkinan penutupan saat dua dekade yang lalu, Bank Negara Malaysia mengalami kerugian selama terjun ke perdagangan mata uang.

"Seperti yang Mahathir ketahui dengan baik, Anwar tidak dapat berkompetisi secara sah, jadi dukungan ini bukan tentang pemilihan umum yang akan datang. Mahathir tahu bahwa temuan RCI dapat mengarah pada tuntutan pidana, jadi dia tidak dapat memiliki individu yang sangat relevan dengan kasus tersebut. Seperti Anwar bersaksi melawan dia," kata Najib seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (8/7/2017).

"Ironis bahwa Mahathir sekarang membutuhkan Anwar, orang yang dipecat dan dipenjara," imbuhn Najib.

Dia menambahkan bahwa dukungan Mahathir terhadap Anwar terjadi setelah 20 tahun Mahathir memfitnahnya dan menggunakan segala cara yang mungkin untuk menghilangkan Anwar dari proses politik. Termasuk menangkapnya di bawah Undang-Undang Keamanan Internal yang sekarang dicabut, menuntut dan memenjarakannya dan sebuah kampanye berkelanjutan untuk menyerang karakter moralnya.

Najib menambahkan bahwa "perang salib" Mahathir dimotivasi oleh kepentingan pribadi yang egois dan bahwa dia terobsesi membuat anaknya Mukhriz Mahathir menjadi Perdana Menteri.

"Mahathir menuntut Tun Abdullah Badawi mengundurkan diri sebagai perdana menteri, sekarang menuntut pengunduran diri saya, dan akan menuntut penggantinya mengundurkan diri sampai anaknya menjadi perdana menteri berapa pun ongkosnya ke Malaysia," kata Najib.

Mukhriz, mantan perdana menteri Kedah, dipecat pada Juni 2016 dari partai Malaysia yang berkuasa, UMNO, setelah meminta Najib mengundurkan diri akibat tuduhan korupsi dan salah kelola pada dana negara yang terkena skandal 1 Malaysia Development Berhad.

Dana tersebut telah menjadi subyek investigasi pencucian uang di Amerika Serikat, Singapura dan setidaknya empat negara lainnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3341 seconds (0.1#10.140)