OKI Minta Qatar Hormati Komitmen di Kawasan

Selasa, 06 Juni 2017 - 18:16 WIB
OKI Minta Qatar Hormati Komitmen di Kawasan
OKI Minta Qatar Hormati Komitmen di Kawasan
A A A
RIYADH - Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyatakan, mereka telah mengikuti perkembangan terkini di kawasan Teluk, yaitu pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar oleh banyak Negara Anggota OKI menyusul informasi, dan bukti tindakan bermusuhan yang berasal dari Qatar.
OKI kemudian meminta Qatar untuk menghormati komitmen dan kesepakatan sebelumnya yang ditandatangani di dalam Dewan Kerjasama Teluk atau GCC, khususnya mengenai menghentikan dukungan untuk kelompok teroris dan kegiatan mereka.
"Sekretariat Jenderal menggarisbawahi perlunya semua negara anggota, termasuk Qatar, untuk mematuhi prinsip-prinsip Piagam OKI, yang menyerukan untuk mematuhi kebijakan tetangga yang baik, menghormati kedaulatan, independensi dan integritas teritorial negara-negara anggota, dan bukan Interferensi dalam urusan dalam negeri mereka," kata OKI dalam siaran pers pada Selasa (6/6).
Seperti diketahui, Arab Saudi bersama negara-negara Arab dan Afrika; Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Yaman dan Libya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, karena Doha dianggap mendukung terorisme. Namun, perang diplomatik yang meluas awalnya tak lepas dari ulah hacker.
Hacker tersebut meretas situs kantor berita pemerintah Qatar, QNA (Qatar News Agency). Kantor berita itu tiba-tiba menerbitkan pernyataan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang berisi komentar negatif tentang Arab Saudi. Emir Qatar menegaskan, kantor berita itu diretas hacker dan berita yang muncul adalah berita palsu atau fake news.
Tapi, Saudi dan para sekutu Arab-nya terlanjur marah. Sebagian dari mereka membalas dengan melarang media ternama Qatar, Al Jazeera. Alasannya, media itu dianggap melakukan hasutan di kawasan Timur Tengah.
Qatar sendiri telah lama mendapat kritik atas dugaan dukungannya terhadap kelompok Islamis, seperti Ikhwanul Muslimin yang telah dilarang oleh Arab Saudi, UEA dan Mesir. Pemerintah Mesir bahkan menyatakan Ikhanul Muslimin sebagai organisasi teroris.
Arab Saudi, dalam sebuah pernyataan pada Senin, juga menuduh Qatar bekerja sama dengan milisi yang didukung Iran di wilayah Qiyan timur yang didominasi warga Syiah, dan juga di wilayah Bahrain. Namun, Qatar telah menyangkal tuduhan itu. Tak hanya itu, Qatar juga sudah lama dituduh mendanai kelompok ekstremis oleh negara-negara tetangganya dan para pejabat Barat. Namun, Doha lagi-lagi menyangkalnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4082 seconds (0.1#10.140)