Haji 2020 Berakhir, 10.000 Jamaah Dikarantina 14 Hari di Arab Saudi
loading...
A
A
A
MAKKAH - Ritual ibadah haji tahun 2020 di Arab Saudi sudah berakhir hari Minggu. Sebanyak 10.000 jamaah haji akan menjalani pemeriksaan rutin dan dikarantina selama 14 hari terkait pandemi virus corona baru (Covid-19).
Jumlah jamaah haji tahun ini merupakan yang terkecil dalam sejarah modern, karena digelar pada saat pemerintah Arab Saudi berjuang keras mencegah penyebaran wabah virus corona.
Normalnya, ibadah haji diikuti 2,5 juta jamaah dari seluruh penjuru dunia setiap tahunnya.
Media pemerintah melaporkan para jamaah mengenakan masker ketika menjalankan ritual melempar kerikil ke dinding yang melambangkan setan di Mina yang dikenal sebagai ritual melontar jumrah. Itu menjadi salah satu ritual terakhir dalam ibadah haji.
Alih-alih mengumpulkan kerikil sendiri seperti tahun-tahun sebelumnya, ribuan jamaah diberi sekantong kerikil yang sudah disterilkan oleh otoritas haji Arab Saudi. Itu bertujuan untuk melindungi mereka terhadap virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Para jamaah haji kembali ke Masjidil Haram di Makkah pada hari Minggu untuk melakukan tawaf terakhir atau ritudal mengelilingi Kakbah.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud mengatakan menyelenggarakan ibadah haji dalam bayang-bayang pandemi Covid-19 memerlukan "upaya ganda" oleh otoritas Saudi. Raja Salman sendiri baru keluar dari rumah sakit setelah menjalani operasi untuk mengangkat kantung empedunya.
"Ibadah haji tahun ini terbatas pada jumlah orang yang sangat sedikit dari berbagai negara, memastikan ritual itu selesai meskipun dalam keadaan sulit," kata raja berusia 84 tahun tersebut, seperti dikutip AFP, Senin (3/8/2020).
Otoritas kesehatan mengatakan tidak ada kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan di tempat-tempat suci selama ibadah haji berlangsung.
Menurut pihak berwenang, para jamaah haji diwajibkan menjalani pemeriksaan suhu tubuh secara rutin dan akan dikarantina selama 14 hari ke depan. (Baca: Otoritas Makkah Gunakan 54.000 Liter Disinfektan untuk Bersihkan Kakbah )
Ritual, yang menjadi salah satu dari lima rukun Islam dan wajib bagi umat Islam yang mampu ini, biasanya merupakan salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia.
Namun media lokal mengatakan hanya 10.000 orang yang sudah tinggal di Kerajaan Arab Saudi berpartisipasi pada tahun ini.
Kementerian Haji setempat awalnya mengatakan sekitar 1.000 jamaah yang akan diizinkan menjalankan ibadah haji tahun ini.
Ibadah haji biasanya membutuhkan biaya ribuan dolar, di mana para jamaah harus menabung selama bertahun-tahun serta rela masuk daftar tunggu yang panjang untuk bisa melaksanakan ibadah tahunan tersebut.
Tetapi tahun ini, kata para jamaah, pemerintah Arab Saudi menanggung biaya semua jamaah, menyediakan makanan, akomodasi hotel, dan perawatan kesehatan.
Jumlah jamaah haji tahun ini merupakan yang terkecil dalam sejarah modern, karena digelar pada saat pemerintah Arab Saudi berjuang keras mencegah penyebaran wabah virus corona.
Normalnya, ibadah haji diikuti 2,5 juta jamaah dari seluruh penjuru dunia setiap tahunnya.
Media pemerintah melaporkan para jamaah mengenakan masker ketika menjalankan ritual melempar kerikil ke dinding yang melambangkan setan di Mina yang dikenal sebagai ritual melontar jumrah. Itu menjadi salah satu ritual terakhir dalam ibadah haji.
Alih-alih mengumpulkan kerikil sendiri seperti tahun-tahun sebelumnya, ribuan jamaah diberi sekantong kerikil yang sudah disterilkan oleh otoritas haji Arab Saudi. Itu bertujuan untuk melindungi mereka terhadap virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Para jamaah haji kembali ke Masjidil Haram di Makkah pada hari Minggu untuk melakukan tawaf terakhir atau ritudal mengelilingi Kakbah.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud mengatakan menyelenggarakan ibadah haji dalam bayang-bayang pandemi Covid-19 memerlukan "upaya ganda" oleh otoritas Saudi. Raja Salman sendiri baru keluar dari rumah sakit setelah menjalani operasi untuk mengangkat kantung empedunya.
"Ibadah haji tahun ini terbatas pada jumlah orang yang sangat sedikit dari berbagai negara, memastikan ritual itu selesai meskipun dalam keadaan sulit," kata raja berusia 84 tahun tersebut, seperti dikutip AFP, Senin (3/8/2020).
Otoritas kesehatan mengatakan tidak ada kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan di tempat-tempat suci selama ibadah haji berlangsung.
Menurut pihak berwenang, para jamaah haji diwajibkan menjalani pemeriksaan suhu tubuh secara rutin dan akan dikarantina selama 14 hari ke depan. (Baca: Otoritas Makkah Gunakan 54.000 Liter Disinfektan untuk Bersihkan Kakbah )
Ritual, yang menjadi salah satu dari lima rukun Islam dan wajib bagi umat Islam yang mampu ini, biasanya merupakan salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia.
Namun media lokal mengatakan hanya 10.000 orang yang sudah tinggal di Kerajaan Arab Saudi berpartisipasi pada tahun ini.
Kementerian Haji setempat awalnya mengatakan sekitar 1.000 jamaah yang akan diizinkan menjalankan ibadah haji tahun ini.
Ibadah haji biasanya membutuhkan biaya ribuan dolar, di mana para jamaah harus menabung selama bertahun-tahun serta rela masuk daftar tunggu yang panjang untuk bisa melaksanakan ibadah tahunan tersebut.
Tetapi tahun ini, kata para jamaah, pemerintah Arab Saudi menanggung biaya semua jamaah, menyediakan makanan, akomodasi hotel, dan perawatan kesehatan.
(min)