AS Akui Keunggulan Teknologi Perang Elektronik Rusia di Ukraina

Jum'at, 15 September 2023 - 10:26 WIB
loading...
AS Akui Keunggulan Teknologi Perang Elektronik Rusia di Ukraina
Amerika Serikat mengakui keunggulan teknologi perang elektronik yang dikembangkan Rusia di Ukraina. Foto/Sputnik
A A A
MOSKOW - British Royal United Services Institute dan organisasi ahli militer lainnya menyebut kemampuan peperangan elektronik Rusia sebagai faktor kunci yang menjelaskan mengapa serangan balasan Ukraina selama tiga bulan gagal total.

Karenanya, Pentagon sedang “mencatat” taktik peperangan elektronik (EW) yang digunakan oleh Rusia dan Ukraina selama operasi militer khusus. "Hal itu sebagai sarana untuk mempersiapkan permusuhan langsung di masa depan," kata Komandan Militer AS Josh Kozlov mengatakan hal tersebut dalam Konferensi Udara, Luar Angkasa, dan Siber di Maryland, AS, dilansir Sputnik News.

Armada Perang Spektrum ke-350 Angkatan Darat AS, yang didirikan dua tahun lalu, berusaha mengejar ketertinggalan militer AS dengan para pesaingnya dalam peperangan elektronik.

Kozlov mengatakan bahwa kedua pihak yang berkonflik di Ukraina telah menunjukkan kemampuan yang mengesankan di lapangan.



“Ketangkasan yang ditunjukkan oleh kedua belah pihak, dalam cara mereka melaksanakan operasi dalam spektrum tersebut, sungguh luar biasa,” kata Kozlov. “Kedua belah pihak melakukan permainan kucing-kucingan dengan sangat baik.

"Di masa depan, bagi kami, jika kami benar-benar menghadapi rekan kami, menjadi gesit dan cepat adalah kunci keberhasilan dalam spektrum tersebut,” tambahnya.

Taktik EW Rusia telah mencegah drone menyerang di wilayah Rusia, memengaruhi sistem penargetan Barat, dan mengganggu komunikasi antara pasukan Ukraina.

Kepemimpinan Ukraina telah berusaha untuk menarik negara-negara Barat untuk memasok lebih banyak senjata dengan menunjukkan bahwa hal itu dapat bertindak sebagai tempat uji coba senjata.

Pada bulan Juni, Menteri Pertahanan Ukraina saat itu Oleksiy Reznikov mengatakan bahwa untuk industri militer dunia, tidak dapat menemukan tempat pengujian yang lebih baik, selain medan perang di Ukraina. Namun, siapa kelinci percobaan dalam percobaan ini tidak diungkapkan.

Jika Ukraina dipandang sebagai sebuah eksperimen, nampaknya senjata-senjata Barat gagal dalam pengujian tersebut. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada hari Selasa bahwa 71.000 tentara Ukraina telah tewas atau terluka sejak dimulainya serangan balasan Ukraina yang gagal, bersama dengan 18.000 kendaraan lapis baja dan 543 tank, termasuk tank Leopard-2 buatan Jerman dan tank Challenger-2 buatan Inggris.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0936 seconds (0.1#10.140)