Mantan Presiden Prancis Sarkozy: Kita Butuh Orang Rusia, Mereka Butuh Kita

Kamis, 17 Agustus 2023 - 07:04 WIB
loading...
Mantan Presiden Prancis Sarkozy: Kita Butuh Orang Rusia, Mereka Butuh Kita
Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Foto/REUTERS
A A A
PARIS - Diplomasi adalah satu-satunya cara menyelesaikan konflik di Ukraina, yang seharusnya netral dan menjadi jembatan antara Rusia dan Uni Eropa (UE).

Mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, menegaskan hal itu dalam wawancara pada Rabu (16/8/2023).

Sarkozy (68) berbicara kepada Le Figaro tentang bukunya yang akan datang, 'The Time of Battles', memoar yang mencakup periode 2009-2011 dari kepresidenannya 2007-2012. “Kita membutuhkan orang Rusia dan mereka membutuhkan kita,” judul wawancara tersebut.

Menyikapi situasi Ukraina, Sarkozy berpendapat Presiden Rusia Vladimir Putin "salah" karena "menyerbu" negara dan gagal mencapai tujuannya, tetapi dia "tidak irasional" dan harus didekati melalui diplomasi.

“Rusia adalah tetangga Eropa dan akan tetap demikian,” ujar Sarkozy, sehingga UE perlu keluar dari kebuntuan saat ini karena “dalam hal ini, kepentingan Eropa tidak selaras dengan kepentingan Amerika. Kita tidak bisa berpegang pada gagasan aneh tentang 'berperang tanpa bertempur'."

Dalam visi Sarkozy, kompromi akan melibatkan Barat yang mengakui Crimea sebagai Rusia, karena “ketika menyangkut wilayah ini, yang merupakan wilayah Rusia hingga 1954 dan di mana mayoritas penduduk selalu merasa Rusia, saya pikir setiap langkah mundur adalah ilusi.”

“Idealnya, harus ada referendum yang diselenggarakan di bawah kendali ketat komunitas internasional, untuk meratifikasi keadaan saat ini,” ujar dia.



“Hal yang sama akan berlaku untuk wilayah yang disengketakan di Ukraina timur dan selatan," papar mantan pemimpin Prancis itu, meskipun itu akan tergantung pada apa yang terjadi di lapangan.

“Jika Ukraina tidak sepenuhnya berhasil memenangkan mereka kembali, maka pilihannya adalah antara konflik beku yang kita tahu pasti akan membawa besok ke konflik panas baru atau kita bisa keluar sebagai pemenang dengan menggunakan, sekali lagi, referendum diawasi secara ketat oleh komunitas internasional untuk menyelesaikan pertanyaan teritorial ini dengan cara yang pasti,” tegas dia kepada Le Figaro.

Ukraina “harus tetap” menjadi jembatan antara Eropa dan Rusia, Sarkozy berpendapat, mencatat memaksanya untuk memilih antara Timur dan Barat “menurut saya bertentangan dengan sejarah dan geografi wilayah yang kompleks ini.”

“Kita membuat janji palsu yang tidak akan ditepati,” papar tentang prospek keanggotaan Kiev di UE dan NATO, bukan hanya karena Ukraina tidak memenuhi persyaratan tetapi karena “itu harus tetap menjadi negara netral.”

“Netralitas ini bukanlah penghinaan dan akan dijamin oleh jaminan keamanan yang sangat kuat dari Barat,” ungkap Sarkozy.

Moskow mengatakan kenetralan Kiev adalah kepentingan nasional Rusia yang tidak dapat dinegosiasikan.

Pemerintah Ukraina telah mencari keanggotaan NATO dan Uni Eropa sejak kudeta yang didukung AS pada 2014, yang memicu referendum di Crimea untuk bergabung kembali dengan Rusia dan pemberontakan di Donbass.

Penerus Sarkozy, Francois Hollande, membantu menengahi Perjanjian Minsk yang ditujukan untuk menyelesaikan konflik Donbass secara damai.

Hollande dan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel mengakui musim gugur yang lalu, bagaimanapun, proses Minsk adalah tipuan yang dimaksudkan untuk membeli waktu bagi Ukraina untuk mempersiapkan perang.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1586 seconds (0.1#10.140)