10 Alasan Mengapa Islandia Tidak Memiliki Tentara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hal paling unik dan aneh tentang Islandia adalah negara yang tidak memiliki tentara. Itu tentunya membuat penasaran banyak orang. Padahal, Islandia adalah anggota NATO.
Mengapa Islandia tidak memiliki tentara?
Foto/Reuters
Salah satu alasan utama Islandia tidak memiliki tentara adalah keanggotaannya di NATO sejak 1949. Sebagai anggota aliansi militer yang kuat ini, Islandia mendapat manfaat dari pertahanan kolektif yang disediakan oleh sekutu NATO-nya.
Sebagai imbalannya, Islandia mengizinkan penggunaan wilayahnya untuk tujuan strategis, seperti operasi pengawasan dan pengintaian. Pengaturan ini menghilangkan kebutuhan Islandia untuk mempertahankan pasukannya sendiri.
“Sebagai satu-satunya anggota NATO tanpa militer, kami memiliki status khusus,” kata BergdĂs EllertsdĂłttir, duta besar Islandia untuk Amerika Serikat, kepada washdiplomat. “Tapi kami sangat strategis untuk aliansi. Kami berbicara dengan satu suara, dengan mitra kami di NATO, dan tidak ada kata-kata yang cukup kuat untuk mengatakan ini: kami sepenuhnya berada di belakang sekutu dan teman kami, rakyat Ukraina.”
Foto/Reuters
Melansir gocarrental, lokasi Islandia yang terisolasi di Atlantik Utara juga berperan dalam kurangnya kekuatan militer. Negara kepulauan ini jauh dari musuh potensial dan memiliki nilai strategis yang terbatas.
Akibatnya, risiko invasi militer langsung menjadi rendah, dan kebutuhan akan kekuatan pertahanan yang besar berkurang.
Foto/Reuters
Islandia memperoleh kemerdekaan dari Denmark pada tahun 1944, selama Perang Dunia II. Saat itu, Islandia diduduki oleh pasukan Inggris dan Amerika, yang memberikan keamanan. Alhasil, Islandia tidak perlu segera membentuk kekuatan militer setelah memperoleh kemerdekaan.
Mengapa Islandia tidak memiliki tentara?
Berikut adalah 10 alasan kenapa Islandia tidak memiliki tentara dan militer.
1. Bangga Menjadi Anggota NATO
Foto/Reuters
Salah satu alasan utama Islandia tidak memiliki tentara adalah keanggotaannya di NATO sejak 1949. Sebagai anggota aliansi militer yang kuat ini, Islandia mendapat manfaat dari pertahanan kolektif yang disediakan oleh sekutu NATO-nya.
Sebagai imbalannya, Islandia mengizinkan penggunaan wilayahnya untuk tujuan strategis, seperti operasi pengawasan dan pengintaian. Pengaturan ini menghilangkan kebutuhan Islandia untuk mempertahankan pasukannya sendiri.
“Sebagai satu-satunya anggota NATO tanpa militer, kami memiliki status khusus,” kata BergdĂs EllertsdĂłttir, duta besar Islandia untuk Amerika Serikat, kepada washdiplomat. “Tapi kami sangat strategis untuk aliansi. Kami berbicara dengan satu suara, dengan mitra kami di NATO, dan tidak ada kata-kata yang cukup kuat untuk mengatakan ini: kami sepenuhnya berada di belakang sekutu dan teman kami, rakyat Ukraina.”
2. Wilayah yang Terisolasi
Foto/Reuters
Melansir gocarrental, lokasi Islandia yang terisolasi di Atlantik Utara juga berperan dalam kurangnya kekuatan militer. Negara kepulauan ini jauh dari musuh potensial dan memiliki nilai strategis yang terbatas.
Akibatnya, risiko invasi militer langsung menjadi rendah, dan kebutuhan akan kekuatan pertahanan yang besar berkurang.
3. Merdeka dari Denmark
Foto/Reuters
Islandia memperoleh kemerdekaan dari Denmark pada tahun 1944, selama Perang Dunia II. Saat itu, Islandia diduduki oleh pasukan Inggris dan Amerika, yang memberikan keamanan. Alhasil, Islandia tidak perlu segera membentuk kekuatan militer setelah memperoleh kemerdekaan.