Rusia Peringatkan Ancaman Ranjau di Laut Hitam
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengeluarkan peringatan setelah ranjau Ukraina ditemukan di dekat jalur pelayaran di wilayah barat laut Laut Hitam.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat (14/7/2023), Moskow mendesak semua kapal untuk mewaspadai potensi bahaya yang ditimbulkan ranjau laut, mengutip peringatan dari Armada Laut Hitam Rusia.
“Ranjau nyasar diletakkan pasukan Ukraina awal tahun lalu selama aktivitas pemasangan ranjau yang kacau di daerah pesisir Laut Hitam," papar Kementerian Pertahanan Rusia.
Kemhan Rusia menambahkan, “Pasukan Kiev tidak memperhatikan keamanan navigasi maritim."
“Ketidakmampuan dan kurangnya tanggung jawab di pihak Angkatan Laut Ukraina telah menyebabkan situasi, di mana ranjau dalam jumlah tak dikenal sekarang hanyut… di Laut Hitam, menimbulkan bahaya konstan untuk navigasi,” ungkap Kemhan Rusia.
Kiev belum mengomentari situasi tersebut. Ranjau nyasar telah ditemukan di Laut Hitam beberapa kali sejak dimulainya konflik antara Moskow dan Kiev.
Pada April 2022, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan harus mengirim tim selam elit Pertahanan Bawah Air (SAS) ke daerah lepas pantai provinsi Izmir Turki setelah ranjau terapung ditemukan.
Sebelumnya, dua ranjau liar lainnya ditemukan dan dihancurkan spesialis Turki, satu di dekat Selat Bosphorus dan satu lagi di dekat perbatasan negara dengan Bulgaria.
Pada Maret 2022, militer Rumania juga menemukan dan menghancurkan satu ranjau yang mengapung di dekat pantai Laut Hitam negara itu.
Baik Ukraina dan Rusia telah saling menuduh meletakkan ranjau di Laut Hitam sejak awal konflik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan apa yang dia gambarkan sebagai "menciptakan ancaman terburuk bagi keamanan internasional sejak Perang Dunia II" dengan meletakkan ranjau sebagai "senjata de facto tindakan tanpa pandang bulu" pada April 2022.
Moskow membantah tuduhan Kiev. Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan pada musim semi 2022 bahwa Angkatan Laut Ukraina telah menempatkan sekitar 420 ranjau jangkar laut “usang” di luar beberapa pelabuhannya.
“Beberapa ranjau ini kemudian terlepas dari kabelnya dan terbawa arus,” ungkap pernyataan Rusia.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat (14/7/2023), Moskow mendesak semua kapal untuk mewaspadai potensi bahaya yang ditimbulkan ranjau laut, mengutip peringatan dari Armada Laut Hitam Rusia.
“Ranjau nyasar diletakkan pasukan Ukraina awal tahun lalu selama aktivitas pemasangan ranjau yang kacau di daerah pesisir Laut Hitam," papar Kementerian Pertahanan Rusia.
Kemhan Rusia menambahkan, “Pasukan Kiev tidak memperhatikan keamanan navigasi maritim."
“Ketidakmampuan dan kurangnya tanggung jawab di pihak Angkatan Laut Ukraina telah menyebabkan situasi, di mana ranjau dalam jumlah tak dikenal sekarang hanyut… di Laut Hitam, menimbulkan bahaya konstan untuk navigasi,” ungkap Kemhan Rusia.
Kiev belum mengomentari situasi tersebut. Ranjau nyasar telah ditemukan di Laut Hitam beberapa kali sejak dimulainya konflik antara Moskow dan Kiev.
Pada April 2022, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan harus mengirim tim selam elit Pertahanan Bawah Air (SAS) ke daerah lepas pantai provinsi Izmir Turki setelah ranjau terapung ditemukan.
Sebelumnya, dua ranjau liar lainnya ditemukan dan dihancurkan spesialis Turki, satu di dekat Selat Bosphorus dan satu lagi di dekat perbatasan negara dengan Bulgaria.
Pada Maret 2022, militer Rumania juga menemukan dan menghancurkan satu ranjau yang mengapung di dekat pantai Laut Hitam negara itu.
Baik Ukraina dan Rusia telah saling menuduh meletakkan ranjau di Laut Hitam sejak awal konflik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan apa yang dia gambarkan sebagai "menciptakan ancaman terburuk bagi keamanan internasional sejak Perang Dunia II" dengan meletakkan ranjau sebagai "senjata de facto tindakan tanpa pandang bulu" pada April 2022.
Moskow membantah tuduhan Kiev. Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan pada musim semi 2022 bahwa Angkatan Laut Ukraina telah menempatkan sekitar 420 ranjau jangkar laut “usang” di luar beberapa pelabuhannya.
“Beberapa ranjau ini kemudian terlepas dari kabelnya dan terbawa arus,” ungkap pernyataan Rusia.
(sya)