5 Ketakutan Uni Eropa dengan Kekuatan Wagner di Belarusia, Nomor 3 Kekhawatiran Invasi Makin Nyata
loading...
A
A
A
MOSKOW - Negara-negara di Eropa Timur yang berstatus sebagai anggota Uni Eropa (UE) semakin ketar-ketir dengan kehadiran tentara bayaran Wagner di Belarusia. Mereka menganggap bahwa ancaman invasi ke Eropa semakin dekat dengan adanya para tentara bayaran di negara sekutu Rusia tersebut.
Foto/Reuters
Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko telah mengundang tentara bayaran Grup Wagner ke negaranya untuk melatih militernya.
Dalam pidatonya, Lukashenko mengatakan dia tidak takut dengan anggota Grup Wagner karena dia telah “mengenal mereka sejak lama.”
“Ini adalah orang-orang yang berjuang di seluruh dunia untuk membangun peradaban yang normal. Barat sangat membenci mereka,” katanya.
Dia juga memperingatkan "krisis militer-politik skala dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia" sedang terjadi, dan mengkritik Barat karena tidak menyadari perlunya dialog untuk menyelesaikannya.
Foto/Reuters
Pejuang Wagner yang pindah ke Belarusia setelah pemberontakan mereka yang gagal di Rusia dapat menggunakan migran dari Afrika dan tempat lain di mana kelompok paramiliter beroperasi untuk mengacaukan Eropa tengah dan timur.
Polandia dan negara Eropa Timur lainnya takut terulangnya tahun 2021, ketika Uni Eropa menuduh Lukashenko melakukan perang hibrida dengan memikat puluhan ribu migran dengan penerbangan langsung dari negara-negara seperti Irak dan memfasilitasi upaya mereka untuk menyeberang perbatasan ke blok tersebut.
Pejabat UE pada saat itu mengatakan lonjakan migrasi telah didalangi oleh Lukashenko sebagai pembalasan atas dukungan barat untuk oposisi Belarusia di pengasingan dan sanksi yang dijatuhkan pada Minsk.
Untuk menghentikan para migran, Polandia membangun pagar baru di sepanjang bagian perbatasannya dengan Belarusia, yang oleh Warsawa disebut sebagai tembok pelindung.
Foto/Reuters
Polandia dan negara-negara Baltik telah mengumumkan bahwa mereka akan memperkuat pasukan perbatasan mereka setelah panglima perang Wagner Yevgeny Prigozhin berada di Belarusia.
Kepindahan Prigozhin ke Belarusia menambah elemen ketidakstabilan yang tidak terduga dan kemungkinan ancaman keamanan bagi negara-negara tetangga. Ini akan menjadi perhatian khusus karena pasukannya, kebanyakan penjahat kelas kakap yang direkrut dari penjara Rusia, terlibat dalam perdagangan manusia dan kegiatan kriminal lainnya.
Negara-negara Uni Eropa yang berbatasan dengan Belarusia meminta lebih banyak solidaritas dari blok dan NATO atas kehadiran "pembunuh berantai" dari kelompok tentara bayaran Wagner.
"Kami sangat mewaspadai segala sesuatu yang terjadi di Belarusia dengan (pemimpin Wagner Yevgeny) Prigozhin di sana dan sejumlah pejuang yang sangat terlatih dan terampil yang mungkin akan bergabung dengannya," kata Perdana Menteri Latvia Arturs Krišjānis Kariņš, dilansir Euro News.
“Itu berpotensi menimbulkan ancaman. Ancaman itu mungkin bukan ancaman militer frontal, tetapi ancaman upaya infiltrasi ke Eropa untuk tujuan yang tidak diketahui. Jadi itu berarti kita perlu meningkatkan kesadaran perbatasan kita dan memastikan bahwa kita dapat mengendalikannya, " tambahnya.
Foto/Reuters
Jacek Siewiera, kepala biro keamanan nasional Polandia, mengatakan pada hari Jumat bahwa "risiko Polandia berkorelasi dengan jumlah tentara bayaran Wagner yang tinggal di Minsk".
Ancaman itu, tambahnya, harus diukur “dalam kombinasi dengan semua aset yang dimiliki Wagner di Afrika, di Maghreb, di Sahel dan Timur Tengah dan risiko meningkatnya imigrasi paksa dan serangan asimetris di perbatasan Polandia, Lituania dan Latvia.”
Siewiera menawarkan pandangan berbeda tentang potensi Wagner saat ini sebagai kekuatan tempur. “Mereka lebih mirip dengan teroris daripada kelompok tentara,” katanya.
“Wagnermemiliki beberapa veteran yang sangat terampil dan sangat kejam yang menggunakan taktik pasukan khusus, tetapi itu tidak cukup untuk mengatakan bahwa mereka memiliki kemampuan tentara.”
Foto/Reuters
Polandia, yang juga berbatasan dengan Belarusia, mengatakan bahwa Uni Eropa harus membayar untuk memperkuat keamanan di perbatasan.
"Solidaritas Eropa berarti mendukung negara-negara yang terancam destabilisasi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Pawel Jablonski, dilansir Euro News.
Lithuana juga khawatir dengan Wagner. “Kita sangat prihatin dengan perkembangan di Belarus," kata Gitanas Nausėda, presiden Lithuania.
"Kelompok pembunuh berantai ini, saya menyebutnya seperti ini, mereka bisa muncul dan muncul di Belarus kapan saja. Dan tidak ada yang tahu kapan mereka bisa berbalik melawan kita," tambahnya.
Dia mengatakan ini harus memacu NATO untuk "mengambil keputusan berani tentang penguatan sayap timurnya."
Para pemimpin dari 31 anggota aliansi militer transatlantik akan berkumpul di ibu kota Lituania pada 11-12 Juli untuk membahas transformasi NATO yang sedang berlangsung dan mengungkap rencana regional baru untuk meningkatkan kerja sama antar anggota dan pertahanan terhadapancamanbaru.
Berikut adalah 5 ketakutan Uni Eropa dengan kehadiran Wagner di Belarusia.
1. Melatih Tentara Belarusia
Foto/Reuters
Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko telah mengundang tentara bayaran Grup Wagner ke negaranya untuk melatih militernya.
Dalam pidatonya, Lukashenko mengatakan dia tidak takut dengan anggota Grup Wagner karena dia telah “mengenal mereka sejak lama.”
“Ini adalah orang-orang yang berjuang di seluruh dunia untuk membangun peradaban yang normal. Barat sangat membenci mereka,” katanya.
Dia juga memperingatkan "krisis militer-politik skala dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia" sedang terjadi, dan mengkritik Barat karena tidak menyadari perlunya dialog untuk menyelesaikannya.
2. Memicu Krisis Pengungsi
Foto/Reuters
Pejuang Wagner yang pindah ke Belarusia setelah pemberontakan mereka yang gagal di Rusia dapat menggunakan migran dari Afrika dan tempat lain di mana kelompok paramiliter beroperasi untuk mengacaukan Eropa tengah dan timur.
Polandia dan negara Eropa Timur lainnya takut terulangnya tahun 2021, ketika Uni Eropa menuduh Lukashenko melakukan perang hibrida dengan memikat puluhan ribu migran dengan penerbangan langsung dari negara-negara seperti Irak dan memfasilitasi upaya mereka untuk menyeberang perbatasan ke blok tersebut.
Pejabat UE pada saat itu mengatakan lonjakan migrasi telah didalangi oleh Lukashenko sebagai pembalasan atas dukungan barat untuk oposisi Belarusia di pengasingan dan sanksi yang dijatuhkan pada Minsk.
Untuk menghentikan para migran, Polandia membangun pagar baru di sepanjang bagian perbatasannya dengan Belarusia, yang oleh Warsawa disebut sebagai tembok pelindung.
3. Invasi Wagner ke Eropa
Foto/Reuters
Polandia dan negara-negara Baltik telah mengumumkan bahwa mereka akan memperkuat pasukan perbatasan mereka setelah panglima perang Wagner Yevgeny Prigozhin berada di Belarusia.
Kepindahan Prigozhin ke Belarusia menambah elemen ketidakstabilan yang tidak terduga dan kemungkinan ancaman keamanan bagi negara-negara tetangga. Ini akan menjadi perhatian khusus karena pasukannya, kebanyakan penjahat kelas kakap yang direkrut dari penjara Rusia, terlibat dalam perdagangan manusia dan kegiatan kriminal lainnya.
Negara-negara Uni Eropa yang berbatasan dengan Belarusia meminta lebih banyak solidaritas dari blok dan NATO atas kehadiran "pembunuh berantai" dari kelompok tentara bayaran Wagner.
"Kami sangat mewaspadai segala sesuatu yang terjadi di Belarusia dengan (pemimpin Wagner Yevgeny) Prigozhin di sana dan sejumlah pejuang yang sangat terlatih dan terampil yang mungkin akan bergabung dengannya," kata Perdana Menteri Latvia Arturs Krišjānis Kariņš, dilansir Euro News.
“Itu berpotensi menimbulkan ancaman. Ancaman itu mungkin bukan ancaman militer frontal, tetapi ancaman upaya infiltrasi ke Eropa untuk tujuan yang tidak diketahui. Jadi itu berarti kita perlu meningkatkan kesadaran perbatasan kita dan memastikan bahwa kita dapat mengendalikannya, " tambahnya.
4. Dikenal Lebih Kejam
Foto/Reuters
Jacek Siewiera, kepala biro keamanan nasional Polandia, mengatakan pada hari Jumat bahwa "risiko Polandia berkorelasi dengan jumlah tentara bayaran Wagner yang tinggal di Minsk".
Ancaman itu, tambahnya, harus diukur “dalam kombinasi dengan semua aset yang dimiliki Wagner di Afrika, di Maghreb, di Sahel dan Timur Tengah dan risiko meningkatnya imigrasi paksa dan serangan asimetris di perbatasan Polandia, Lituania dan Latvia.”
Siewiera menawarkan pandangan berbeda tentang potensi Wagner saat ini sebagai kekuatan tempur. “Mereka lebih mirip dengan teroris daripada kelompok tentara,” katanya.
“Wagnermemiliki beberapa veteran yang sangat terampil dan sangat kejam yang menggunakan taktik pasukan khusus, tetapi itu tidak cukup untuk mengatakan bahwa mereka memiliki kemampuan tentara.”
5. Memicu Destabilisasi di Eropa Timur
Foto/Reuters
Polandia, yang juga berbatasan dengan Belarusia, mengatakan bahwa Uni Eropa harus membayar untuk memperkuat keamanan di perbatasan.
"Solidaritas Eropa berarti mendukung negara-negara yang terancam destabilisasi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Pawel Jablonski, dilansir Euro News.
Lithuana juga khawatir dengan Wagner. “Kita sangat prihatin dengan perkembangan di Belarus," kata Gitanas Nausėda, presiden Lithuania.
"Kelompok pembunuh berantai ini, saya menyebutnya seperti ini, mereka bisa muncul dan muncul di Belarus kapan saja. Dan tidak ada yang tahu kapan mereka bisa berbalik melawan kita," tambahnya.
Dia mengatakan ini harus memacu NATO untuk "mengambil keputusan berani tentang penguatan sayap timurnya."
Para pemimpin dari 31 anggota aliansi militer transatlantik akan berkumpul di ibu kota Lituania pada 11-12 Juli untuk membahas transformasi NATO yang sedang berlangsung dan mengungkap rencana regional baru untuk meningkatkan kerja sama antar anggota dan pertahanan terhadapancamanbaru.
(ahm)