Mengapa AS Hapus Foto Bom Penembus Bunker yang Dirancang untuk Gempur Nuklir Iran?

Rabu, 24 Mei 2023 - 04:56 WIB
loading...
Mengapa AS Hapus Foto Bom Penembus Bunker yang Dirancang untuk Gempur Nuklir Iran?
Foto GBU-57, bom raksasa penembus bunker yang dirancang AS untuk menggempur situs nuklir bawah tanah Iran. Foto ini tiba-tiba dihapus militer AS. Foto/US Air Force
A A A
WASHINGTON - Ketika ketegangan dengan Iran meningkat karena program nuklirnya, militer Amerika Serikat (AS) mem-posting foto-foto bom besar yang dirancang untuk menembus bunker bawah tanah. Namun foto-foto itu tiba-tiba dihapus.

Angkatan Udara AS merilis foto-foto langka dari GBU-57, bos besar yang dikenal sebagai “Massive Ordnance Penetrator", pada 2 Mei 2023. Foto-foto itu sekarang dihapus, diduga karena mengungkapkan detail sensitif tentang komposisi dan kekuatannya.

Publikasi foto-foto itu muncul ketika The Associated Press melaporkan bahwa Iran membuat kemajuan yang mantap dalam membangun fasilitas nuklir yang kemungkinan berada di luar jangkauan GBU-57, yang dianggap sebagai senjata terakhir militer AS untuk menghancurkan bunker bawah tanah.

Apa yang Diketahui tentang Massive Ordnance Penetrator Amerika?


AS mengembangkan Massive Ordnance Penetrator pada tahun 2000-an karena meningkatnya kekhawatiran atas Iran yang mengeraskan situs nuklirnya dengan membangunnya di bawah tanah.



Angkatan Udara Amerika mem-posting foto bom tersebut di halaman Facebook untuk Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri. Pangkalan tersebut adalah rumah bagi armada pesawat pengebom siluman B-2, satu-satunya pesawat yang dapat menyebarkan bom tersebut.

Dalam keterangannya, pangkalan tersebut mengatakan telah menerima dua bom Massive Ordnance Penetrator sehingga satu skuadron amunisi di sana dapat "menguji kinerja mereka".

Ini bukan pertama kalinya Angkatan Udara AS menerbitkan foto dan video bom yang bertepatan dengan meningkatnya perselisihan dengan Teheran atas program nuklirnya.

Pada 2019, militer AS merilis video pesawat pengebom B-2 yang menjatuhkan dua bom.

Angkatan Udara AS sejauh ini tidak menanggapi permintaan komentar tentang mengapa mereka mem-posting—dan kemudian menghapus—kumpulan foto terbaru.


Apa yang Bisa Dipelajari dari Foto Bom Bunker?


Foto terbaru mengungkapkan stensil pada bom yang mencatat beratnya 12.300 kilogram. Itu juga menggambarkan bom tersebut membawa campuran AFX-757—bahan peledak standar—dan PBXN-114, bahan peledak yang relatif baru. Demikian penjelasan Rahul Udoshi, seorang analis senjata senior di Janes—sebuah perusahaan intelijen sumber terbuka.

Berat bom, dilihat dari stensilnya, menunjukkan sebagian besar berasal dari rangka bajanya yang tebal, yang memungkinkannya menembus beton dan tanah sebelum meledak. Namun, masih belum jelas seperti apa keefektifan senjata itu.

The Warzone, sebuah situs berita online, pertama kali melaporkan publikasi foto-foto tersebut. AP menghubungi Pangkalan Angkatan Udara Whiteman dan Komando Serangan Global Angkatan Udara dengan pertanyaan tentang gambar tersebut.

Dalam sehari, postingan Facebook tersebut menghilang.

Udoshi mengatakan Angkatan Udara AS kemungkinan mengapusnya karena mereka mengungkapkan terlalu banyak data tentang bom tersebut. “Penghapusan langsung dari internet tanpa komentar (atau) pembenaran berarti ada potensi penyimpangan,” kata Udoshi.


Peran Apa dari Bom Ini Jika Menargetkan Situs Nuklir Iran?


AP melaporkan pada hari Senin bahwa citra satelit dari Planet Labs PBC mengungkapkan Teheran telah menggali terowongan di gunung dekat situs nuklir Natanz di Iran tengah.
Gundukan penggalian di situs menunjukkan fasilitas itu bisa berada antara 80 meter (260 kaki) dan 100 meter (328 kaki) di bawah tanah, menurut para ahli dan analisis AP.

Para ahli mengatakan ukuran proyek konstruksi menunjukkan Iran kemungkinan akan dapat menggunakan fasilitas bawah tanah untuk memperkaya uranium juga, tidak hanya untuk membangun sentrifugal.

Sentrifugal berbentuk tabung itu, disusun dalam kaskade besar dari lusinan mesin, dengan cepat memutar gas uranium untuk memperkayanya. Mesin tambahan akan memungkinkan Iran untuk dengan cepat memperkaya uranium di bawah perlindungan gunung.

Itu bisa menjadi masalah bagi GBU-57. Dalam menggambarkan kemampuan bom sebelumnya, Angkatan Udara AS mengatakan bom itu bisa menembus 60 meter (200 kaki) tanah dan semen sebelum meledak.


Mungkinkah AS Masih Mencoba Menjatuhkan Bom?


Pejabat AS telah membahas penggunaan dua bom semacam itu secara berurutan untuk memastikan sebuah situs dihancurkan. Namun demikian, kedalaman baru terowongan Natanz kemungkinan menghadirkan tantangan serius.

Yang lebih memperumit kemungkinan serangan militer AS adalah bahwa B-2 telah dikandangkan sejak Desember ketika salah satunya terbakar setelah pendaratan darurat.

"AS masih bisa menerbangkan pesawat jika ada kebutuhan operasional,” kata Kolonel Brus E Vidal, juru bicara Komando Serangan Global Angkatan Udara AS.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0983 seconds (0.1#10.140)