AS Pasang Detektor Nuklir di Penjuru Wilayah Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan kemungkinan serangan nuklir di Ukraina. AS dikabarkan sedang menghubungkan Ukraina dengan jaringan sensor yang dapat mengidentifikasi asal serangan atom apapun.
New York Times melaporkan sensor tersebut dapat mendeteksi radiasi baik dari bom kotor atau senjata nuklir.
Laporan pada Jumat (28/4/2023) itu mengutip National Nuclear Security Administration (NNSA) Washington.
“Sebagian, tujuannya adalah untuk memastikan jika Rusia meledakkan senjata radioaktif di tanah Ukraina, tanda atomnya dan kesalahan Moskow dapat diverifikasi,” papar surat kabar itu.
“Jaringan sensor radiasi sedang dikerahkan di seluruh wilayah dan akan dapat mencirikan ukuran, lokasi, dan efek dari setiap ledakan nuklir," papar unit NNSA yang disebut Tim Dukungan Energi Nuklir (NEST).
Unit tersebut dilaporkan bekerja sama dengan Ukraina untuk memasang sensor, melatih pekerja, memantau data, dan memperingatkan tingkat radiasi yang berbahaya.
NEST menambahkan, “Data dari sensor akan menyangkal Rusia pada setiap kesempatan untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina tanpa atribusi.”
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bulan lalu bahwa senjata nuklir taktis akan ditempatkan di Belarusia pada awal musim panas ini.
Pernyataan itu sebagai tanggapan atas keputusan Inggris menyediakan amunisi depleted uranium kepada Ukraina.
Dia membantah berniat menggunakan senjata nuklir di Ukraina, tetapi dia juga telah berjanji menggunakan "segala cara yang tersedia untuk melindungi Rusia."
Menanggapi tuduhan menggunakan "retorika nuklir yang tidak bertanggung jawab," pejabat Rusia telah menunjuk kemunafikan di pihak AS dan NATO.
Pejabat Rusia mencatat para pemimpin Barat mengabaikan fakta bahwa AS telah lama memiliki senjata nuklir yang ditempatkan di Belgia, Jerman, Italia, Italia. Belanda, dan Turki.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menunjukkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini meratapi penderitaan rakyat Jepang akibat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Namun dia tidak menyebutkan bahwa Washington yang benar-benar melakukannya, satu-satunya serangan nuklir dalam sejarah dunia.
The Times mengklaim sensor radiasi AS dapat membantu mencegah Moskow melakukan serangan nuklir “bendera palsu”, seperti mengklaim Kiev meledakkan bom di medan perang untuk memprovokasi intervensi Barat yang lebih langsung dalam konflik tersebut.
Departemen Energi AS menghabiskan sekitar USD160 juta tahun ini untuk pencegahan nuklir di Ukraina dan telah meminta jumlah dana yang sama untuk tujuan tersebut pada tahun 2024.
New York Times melaporkan sensor tersebut dapat mendeteksi radiasi baik dari bom kotor atau senjata nuklir.
Laporan pada Jumat (28/4/2023) itu mengutip National Nuclear Security Administration (NNSA) Washington.
“Sebagian, tujuannya adalah untuk memastikan jika Rusia meledakkan senjata radioaktif di tanah Ukraina, tanda atomnya dan kesalahan Moskow dapat diverifikasi,” papar surat kabar itu.
“Jaringan sensor radiasi sedang dikerahkan di seluruh wilayah dan akan dapat mencirikan ukuran, lokasi, dan efek dari setiap ledakan nuklir," papar unit NNSA yang disebut Tim Dukungan Energi Nuklir (NEST).
Unit tersebut dilaporkan bekerja sama dengan Ukraina untuk memasang sensor, melatih pekerja, memantau data, dan memperingatkan tingkat radiasi yang berbahaya.
NEST menambahkan, “Data dari sensor akan menyangkal Rusia pada setiap kesempatan untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina tanpa atribusi.”
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bulan lalu bahwa senjata nuklir taktis akan ditempatkan di Belarusia pada awal musim panas ini.
Pernyataan itu sebagai tanggapan atas keputusan Inggris menyediakan amunisi depleted uranium kepada Ukraina.
Dia membantah berniat menggunakan senjata nuklir di Ukraina, tetapi dia juga telah berjanji menggunakan "segala cara yang tersedia untuk melindungi Rusia."
Menanggapi tuduhan menggunakan "retorika nuklir yang tidak bertanggung jawab," pejabat Rusia telah menunjuk kemunafikan di pihak AS dan NATO.
Pejabat Rusia mencatat para pemimpin Barat mengabaikan fakta bahwa AS telah lama memiliki senjata nuklir yang ditempatkan di Belgia, Jerman, Italia, Italia. Belanda, dan Turki.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menunjukkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini meratapi penderitaan rakyat Jepang akibat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Namun dia tidak menyebutkan bahwa Washington yang benar-benar melakukannya, satu-satunya serangan nuklir dalam sejarah dunia.
The Times mengklaim sensor radiasi AS dapat membantu mencegah Moskow melakukan serangan nuklir “bendera palsu”, seperti mengklaim Kiev meledakkan bom di medan perang untuk memprovokasi intervensi Barat yang lebih langsung dalam konflik tersebut.
Departemen Energi AS menghabiskan sekitar USD160 juta tahun ini untuk pencegahan nuklir di Ukraina dan telah meminta jumlah dana yang sama untuk tujuan tersebut pada tahun 2024.
(sya)