Perbedaan S-400 dan S-500, Sistem Rudal Rusia yang Menakjubkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rusia menjadi salah satu negara besar dengan kekuatan militer yang mumpuni. Berstatus sebagai salah satu kekuatan nuklir dunia, negara ini sangat diperhitungkan negara-negara Barat yang saat ini sedang berseteru dengannya.
Tak hanya disokong jumlah tentaranya yang sangat banyak, Rusia juga memiliki banyak persenjataan militer canggih dengan kemampuan menakjubkan. Dari sekian banyak senjata itu, di antaranya adalah sistem pertahanan udara S-400 dan S-500.
Kedua sistem rudal canggih itu sedang menjadi andalan pertahanan Moskow. Sistem S-400 bahkan telah dibeli beberapa negara, termasuk Turkiye yang merupakan anggota NATO.
S-400 memiliki nama pelaporan NATO “SA-21 Growler”. Senjata pertahanan ini dikembangkan oleh Almaz Central Design Bureau of Russia.
Mengutip laman Missile Threat, Jumat (31/3/2023), Moskow mulai mengembangkan S-400 pada tahun 1993. Sekitar 70-80 persen teknologi yang digunakan merupakan adaptasi dari S-300, termasuk bagian peluncur dan radarnya.
Setelah dilakukan serangkaian uji coba, S-400 pertama kali beroperasi pada tahun 2007. Pada penggunaannya, alat ini bisa menggunakan seri rudal seperti 48N6, 77N6, hingga 40N6.
Lebih lanjut, sistem rudal pertahanan udara S-400 mengintegrasikan radar multifungsi, sistem deteksi dan penargetan otonom, sistem rudal anti-pesawat, hingga pusat komando kontrol.
Pada pengoperasiannya, S-400 dilaporkan lebih efektif dari pendahulunya. Sistem ini bisa menyerang semua jenis target udara, termasuk pesawat terbang, UAV (drone), hingga rudal balistik dalam jarak 400 km dan ketinggian hingga 30 km.
Rusia mengembangkan S-500 pada 2010, tak lama setelah mengoperasikan S-400 pada tahun 2007. Beberapa kali, mereka juga telah melakukan uji coba penggunaannya.
Sebagai contoh, Moskow menguji coba S-500 pada tahun 2018 dengan berhasil menyerang target yang jaraknya hampir 482 km (300 mil).
Pada operasinya, sistem ini bisa meluncurkan sejumlah jenis rudal pencegat. Di antaranya adalah 40N6M untuk melawan rudal pesawat dan jelajah dengan jangkauan 400 km, hingga seri 77N6 yang dilaporkan mempunyai jangkauan 500-600 km.
Mengutip laman Military Today, S-500 bukanlah versi upgrade dari S-400. Berbeda dengan pendahulunya, sistem pertahanan udara ini menghadirkan teknologi dan spesifikasi yang lebih unggul.
Salah satu kelebihan yang dimiliki adalah dirancang untuk mencegat rudal balistik. Selain itu, alat ini bisa juga menargetkan satelit orbit rendah.
Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan signifikan antara S-400 dan S-500 milik Rusia ini terletak pada daya jangkau serta teknologi yang digunakan. Jika dibandingkan, tentu sistem S-500 lebih unggul dengan kelebihan bisa mencegat rudal balistik juga.
Tak hanya disokong jumlah tentaranya yang sangat banyak, Rusia juga memiliki banyak persenjataan militer canggih dengan kemampuan menakjubkan. Dari sekian banyak senjata itu, di antaranya adalah sistem pertahanan udara S-400 dan S-500.
Kedua sistem rudal canggih itu sedang menjadi andalan pertahanan Moskow. Sistem S-400 bahkan telah dibeli beberapa negara, termasuk Turkiye yang merupakan anggota NATO.
Perbedaan Sistem Rudal Pertahanan Udara S-400 dan S-500 Rusia
1. S-400
S-400 memiliki nama pelaporan NATO “SA-21 Growler”. Senjata pertahanan ini dikembangkan oleh Almaz Central Design Bureau of Russia.
Mengutip laman Missile Threat, Jumat (31/3/2023), Moskow mulai mengembangkan S-400 pada tahun 1993. Sekitar 70-80 persen teknologi yang digunakan merupakan adaptasi dari S-300, termasuk bagian peluncur dan radarnya.
Setelah dilakukan serangkaian uji coba, S-400 pertama kali beroperasi pada tahun 2007. Pada penggunaannya, alat ini bisa menggunakan seri rudal seperti 48N6, 77N6, hingga 40N6.
Lebih lanjut, sistem rudal pertahanan udara S-400 mengintegrasikan radar multifungsi, sistem deteksi dan penargetan otonom, sistem rudal anti-pesawat, hingga pusat komando kontrol.
Pada pengoperasiannya, S-400 dilaporkan lebih efektif dari pendahulunya. Sistem ini bisa menyerang semua jenis target udara, termasuk pesawat terbang, UAV (drone), hingga rudal balistik dalam jarak 400 km dan ketinggian hingga 30 km.
2. S-500
Rusia mengembangkan S-500 pada 2010, tak lama setelah mengoperasikan S-400 pada tahun 2007. Beberapa kali, mereka juga telah melakukan uji coba penggunaannya.
Sebagai contoh, Moskow menguji coba S-500 pada tahun 2018 dengan berhasil menyerang target yang jaraknya hampir 482 km (300 mil).
Pada operasinya, sistem ini bisa meluncurkan sejumlah jenis rudal pencegat. Di antaranya adalah 40N6M untuk melawan rudal pesawat dan jelajah dengan jangkauan 400 km, hingga seri 77N6 yang dilaporkan mempunyai jangkauan 500-600 km.
Mengutip laman Military Today, S-500 bukanlah versi upgrade dari S-400. Berbeda dengan pendahulunya, sistem pertahanan udara ini menghadirkan teknologi dan spesifikasi yang lebih unggul.
Salah satu kelebihan yang dimiliki adalah dirancang untuk mencegat rudal balistik. Selain itu, alat ini bisa juga menargetkan satelit orbit rendah.
Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan signifikan antara S-400 dan S-500 milik Rusia ini terletak pada daya jangkau serta teknologi yang digunakan. Jika dibandingkan, tentu sistem S-500 lebih unggul dengan kelebihan bisa mencegat rudal balistik juga.
(min)