Picu Aksi Protes Berminggu-minggu, Menhan Israel: Setop Rencana Reformasi Hukum
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel , Yoav Gallant, meminta Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk menghentikan rencana kontroversial untuk merombak sistem peradilan. Ia menjadi sekutu pertama dalam koalisi Netanyahu yang mematahkan barisan pendukungnya.
Pernyataannya datang ketika warga Israel yang menentang perubahan mengadakan demonstrasi massa di seluruh negera itu selama dua belas minggu berturut-turut.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Gallant menyatakan keprihatinannya atas gejolak dalam militer Israel yang menurutnya merupakan ancaman bagi kemanan negara.
Mengutip perlunya dialog dengan pihak oposisi, Gallant meminta agar koalisi Netanyahu menunggu sampai setelah Parlemen bersidang kembali dari liburannya bulan depan sebelum melanjutkan rencana memecah belah untuk melemahkan Mahkamah Agung.
“Demi keamanan Israel, demi putra dan putri kami, proses legislatif harus dihentikan saat ini,” kata Gallant, seorang pejabat tinggi di partai Likud Netanyahu seperti dikutip dari The Associated Press, Minggu (26/3/2023).
Usulan reformasi peradilan telah menuai kritik intensif dari seluruh masyarakat Israel termasuk dari mantan perdana menteri dan pejabat pertahanan, pemimpin bisnis teknologi tinggi, jaksa agung Israel dan orang Yahudi Amerika.
Dalam beberapa minggu terakhir, ketidakpuasan atas perombakan tersebut bahkan telah melonjak dari dalam tentara Israel — lembaga negara yang paling populer dan dihormati, yang secara historis merupakan pemersatu apolitis.
Semakin banyak tentara cadangan Israel yang mengancam akan menarik diri dari tugas sukarela dalam beberapa minggu terakhir, menimbulkan tantangan luas bagi Netanyahu saat dia dengan berani melanjutkan perubahan yudisial saat diadili karena korupsi.
“Peristiwa yang terjadi di masyarakat Israel tidak luput dari Pasukan Pertahanan Israel – dari semua sisi, perasaan marah, sakit, dan kecewa muncul, dengan intensitas yang belum pernah saya temui sebelumnya,” kata Gallant.
Pernyataannya datang ketika warga Israel yang menentang perubahan mengadakan demonstrasi massa di seluruh negera itu selama dua belas minggu berturut-turut.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Gallant menyatakan keprihatinannya atas gejolak dalam militer Israel yang menurutnya merupakan ancaman bagi kemanan negara.
Mengutip perlunya dialog dengan pihak oposisi, Gallant meminta agar koalisi Netanyahu menunggu sampai setelah Parlemen bersidang kembali dari liburannya bulan depan sebelum melanjutkan rencana memecah belah untuk melemahkan Mahkamah Agung.
“Demi keamanan Israel, demi putra dan putri kami, proses legislatif harus dihentikan saat ini,” kata Gallant, seorang pejabat tinggi di partai Likud Netanyahu seperti dikutip dari The Associated Press, Minggu (26/3/2023).
Usulan reformasi peradilan telah menuai kritik intensif dari seluruh masyarakat Israel termasuk dari mantan perdana menteri dan pejabat pertahanan, pemimpin bisnis teknologi tinggi, jaksa agung Israel dan orang Yahudi Amerika.
Dalam beberapa minggu terakhir, ketidakpuasan atas perombakan tersebut bahkan telah melonjak dari dalam tentara Israel — lembaga negara yang paling populer dan dihormati, yang secara historis merupakan pemersatu apolitis.
Semakin banyak tentara cadangan Israel yang mengancam akan menarik diri dari tugas sukarela dalam beberapa minggu terakhir, menimbulkan tantangan luas bagi Netanyahu saat dia dengan berani melanjutkan perubahan yudisial saat diadili karena korupsi.
“Peristiwa yang terjadi di masyarakat Israel tidak luput dari Pasukan Pertahanan Israel – dari semua sisi, perasaan marah, sakit, dan kecewa muncul, dengan intensitas yang belum pernah saya temui sebelumnya,” kata Gallant.