Tradisi Khas Bulan Ramadan di Berbagai Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada tradisi khas bulan Ramadan yang menari di berbagai negara. Saat ini, masyarakat muslim di dunia tengah menjalankan puasa Ramadan.
Di setiap negara yang merayakan Ramadan memiliki tradisi khas masing-masing. Berikut ulasannya.
Meski tradisi ini lebih bersifat budaya daripada agama, menyalakan lentera berkaitan erat dengan bulan suci Ramadan mempunyai makna spiritual. Tradisi tersebut berawal dari zaman dinasti Fatimiyah.
Saat ini, fanous diintegrasikan dalam tradisi lokal lainnya. Contohnya, saat bulan suci Ramadan, anak-anak berjalan dengan membawa fanous, bernyanyi, sambil meminta hadiah serta permen.
Praktik tersebut pun menyebar ke banyak negara termasuk Lebanon. Di Lebanon, meriam digunakan oleh Kekaisaran Ottoman untuk menandakan buka puasa di seluruh negeri.
Pada 1983, tradisi itu sempat dikhawatirkan hilang. Namun tradisi dapat berhasil dihidupkan kembali oleh tentara Lebanon.
Selain itu, masyarakat Pakistan juga memiliki tradisi Chaand Raat, yang menandai akhir Ramadan serta awal Idul Fitri. Pada perayaan ini, para perempuan Pakistan membeli aksesori warna-warni seperti gelang, hingga membeli inai.
Pada malam terakhir Ramadan, mereka pun diberi imbalan atas pelayanan tersebut. Para Nafars menggunakan pakaian tradisional Maroko dan mereka melantukan doa hingga lagu di sepanjang jalan.
Di setiap negara yang merayakan Ramadan memiliki tradisi khas masing-masing. Berikut ulasannya.
Mesir
Warga Mesir menyambut Ramadan dengan fanous, yaitu lentera warna-warni yang melambangkan persatuan serta kegembiraan selama bulan suci Ramadan.Meski tradisi ini lebih bersifat budaya daripada agama, menyalakan lentera berkaitan erat dengan bulan suci Ramadan mempunyai makna spiritual. Tradisi tersebut berawal dari zaman dinasti Fatimiyah.
Saat ini, fanous diintegrasikan dalam tradisi lokal lainnya. Contohnya, saat bulan suci Ramadan, anak-anak berjalan dengan membawa fanous, bernyanyi, sambil meminta hadiah serta permen.
Lebanon
Meriam ditembakkan setiap hari selama bulan Ramadan untuk menandakan waktu berbuka puasa. Tradisi tersebut biasa dikenal Midfa Al Iftar, yang pertama kali dipercaya dilakukan di Mesir, lebih dari 200 tahun yang lalu.Praktik tersebut pun menyebar ke banyak negara termasuk Lebanon. Di Lebanon, meriam digunakan oleh Kekaisaran Ottoman untuk menandakan buka puasa di seluruh negeri.
Pada 1983, tradisi itu sempat dikhawatirkan hilang. Namun tradisi dapat berhasil dihidupkan kembali oleh tentara Lebanon.
Pakistan
Pada bulan Ramadan, masyarakat Pakistan menyajikan minuman herbal rasa mawar serta camilan gorengan seperti samosa serta pakora.Selain itu, masyarakat Pakistan juga memiliki tradisi Chaand Raat, yang menandai akhir Ramadan serta awal Idul Fitri. Pada perayaan ini, para perempuan Pakistan membeli aksesori warna-warni seperti gelang, hingga membeli inai.
Turki
Masyarakat Turki yang sahur pada bulan Ramadan akan dibangunkan oleh para penabuh drum yang menggunakan pakaian tradisional Ottoman. Tradisi tersebut sudah dilakukan sejak zaman Kekaisaran Ottoman. Para penabuh menggunakan rompi dan fez yang dihiasi dengan motif tradisional.Irak
Setelah berbuka puasa, masyarakat Irak berkumpul untuk melakukan permainan tradisional yang disebut Mheibes. Permainan tersebut melibatkan dua kelompok laki-laki yang semuanya bergiliran untuk menyembunyikan mihbes atau cincin.Maroko
Maroko juga mempunyai jam alarm manusia yang disebut Nafars. Diketahui, Nafars mempunyai tanggung jawab untuk membangun masyarakat untuk sahur.Pada malam terakhir Ramadan, mereka pun diberi imbalan atas pelayanan tersebut. Para Nafars menggunakan pakaian tradisional Maroko dan mereka melantukan doa hingga lagu di sepanjang jalan.
(min)