Bagaimana Joe Biden Tiba-tiba Bisa Nongol di Kiev?
loading...
![Bagaimana Joe Biden...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2023/02/22/45/1029029/bagaimana-joe-biden-tibatiba-bisa-nongol-di-kiev-beo.webp)
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Biden diam-diam mengunjungi Ibu Kota Ukraina, Kiev. Foto/CNN
A
A
A
KIEV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Ibu Kota Ukraina , Kiev. Kunjungan itu tidak diketahui oleh media dunia. Bagaimana bisa?
Dilansir dari Al Jazeera, Kamis (22/2/2023), kunjungan mendadak Presiden AS Joe Biden ke Kiev di masa perang dimulai pada larut malam di hanggar bandara militer di luar Washington DC.
Pada Minggu pukul 04:00 waktu setempat, tanpa sepengetahuan media dunia, lembaga politik Washington atau warga Amerika, politisi Partai Demokrat berusia 80 tahun itu menaiki pesawat Boeing 757 Angkatan Udara AS, yang dikenal sebagai C-32.
Pesawat, versi lebih kecil dari yang biasa digunakan presiden AS dalam perjalanan internasional, diparkir jauh dari tempat biasanya Biden melakukan kunjungan resmi. Dan detail yang jelas: Tirai di setiap jendela telah diturunkan.
Gedung Putih telah membahas kemungkinan perjalanan Biden ke Kiev selama setahun, dan presiden AS itu membuat keputusan akhir untuk pergi pada hari Jumat. Perjalanan itu adalah yang pertama bagi seorang presiden AS ke zona perang aktif di mana pasukan Amerika tidak terlibat dalam pertempuran dan AS tidak mengontrol wilayah udaranya.
Lima belas menit setelah tiba di Pangkalan Gabungan Andrews Minggu pagi, Biden, beberapa personel keamanan, tim medis kecil, penasihat dekat, dan dua jurnalis yang telah disumpah untuk merahasiakan perjalanan itu, berangkat menuju zona perang.
Presiden AS mungkin adalah orang yang paling sering dipantau di planet ini.
Anggota pers mengikuti Biden ke mana pun dia pergi, baik ke gereja atau pertemuan puncak internasional. Setiap kata yang dia ucapkan di depan umum direkam, ditranskrip, dan dipublikasikan.
Namun, dalam kasus ini, kumpulan reporter biasa, yang untuk perjalanan ke luar negeri akan terdiri dari 13 jurnalis dari radio, TV, foto, dan organisasi pers tertulis, dipotong menjadi satu fotografer dan satu penulis.
Reporter tersebut, Sabrina Siddiqui dari The Wall Street Journal, mengungkapkan, setelah diizinkan oleh Gedung Putih untuk mempublikasikan detailnya, dia dan fotografer tersebut dipanggil ke Pangkalan Bersama Andrews di luar Washington pada pukul 02:15 waktu setempat.
Dilansir dari Al Jazeera, Kamis (22/2/2023), kunjungan mendadak Presiden AS Joe Biden ke Kiev di masa perang dimulai pada larut malam di hanggar bandara militer di luar Washington DC.
Pada Minggu pukul 04:00 waktu setempat, tanpa sepengetahuan media dunia, lembaga politik Washington atau warga Amerika, politisi Partai Demokrat berusia 80 tahun itu menaiki pesawat Boeing 757 Angkatan Udara AS, yang dikenal sebagai C-32.
Pesawat, versi lebih kecil dari yang biasa digunakan presiden AS dalam perjalanan internasional, diparkir jauh dari tempat biasanya Biden melakukan kunjungan resmi. Dan detail yang jelas: Tirai di setiap jendela telah diturunkan.
Gedung Putih telah membahas kemungkinan perjalanan Biden ke Kiev selama setahun, dan presiden AS itu membuat keputusan akhir untuk pergi pada hari Jumat. Perjalanan itu adalah yang pertama bagi seorang presiden AS ke zona perang aktif di mana pasukan Amerika tidak terlibat dalam pertempuran dan AS tidak mengontrol wilayah udaranya.
Lima belas menit setelah tiba di Pangkalan Gabungan Andrews Minggu pagi, Biden, beberapa personel keamanan, tim medis kecil, penasihat dekat, dan dua jurnalis yang telah disumpah untuk merahasiakan perjalanan itu, berangkat menuju zona perang.
Presiden AS mungkin adalah orang yang paling sering dipantau di planet ini.
Anggota pers mengikuti Biden ke mana pun dia pergi, baik ke gereja atau pertemuan puncak internasional. Setiap kata yang dia ucapkan di depan umum direkam, ditranskrip, dan dipublikasikan.
Namun, dalam kasus ini, kumpulan reporter biasa, yang untuk perjalanan ke luar negeri akan terdiri dari 13 jurnalis dari radio, TV, foto, dan organisasi pers tertulis, dipotong menjadi satu fotografer dan satu penulis.
Reporter tersebut, Sabrina Siddiqui dari The Wall Street Journal, mengungkapkan, setelah diizinkan oleh Gedung Putih untuk mempublikasikan detailnya, dia dan fotografer tersebut dipanggil ke Pangkalan Bersama Andrews di luar Washington pada pukul 02:15 waktu setempat.