Gedung Putih Sebut Diplomat AS dan China Berkomunikasi, Tapi Militer Tidak
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Komunikasi diplomatik Amerika Serikat (AS) dengan China tetap terbuka setelah penembakan balon mata-mata China bulan ini. Tetapi, kontak antara militer negara, "sayangnya" tetap ditutup, kata Gedung Putih, Jumat (17/2/2023).
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby juga mengatakan, ini bukan "waktu yang tepat" bagi Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk melakukan perjalanan ke China, setelah dia menunda perjalanan 5-6 Februari karena episode balon.
Namun, Presiden Joe Biden ingin berbicara dengan Presiden China Xi Jinping saat itu "tepat". Kirby mengatakan kepada pengarahan berita Gedung Putih, bahwa diplomat AS dan China masih dapat berkomunikasi, meskipun ada ketegangan terkait insiden balon tersebut.
“Saya akui ada ketegangan, tapi Menlu Blinken masih membuka jalur komunikasi dengan Menlu. Kami masih punya kedutaan di Beijing dan Deplu juga bisa berkomunikasi langsung dengan personel kedutaan RRC di sini,” ujar Kirby, seperti dikutip dari Reuters.
"Sayangnya, jalur militer tidak terbuka, dan itulah yang benar-benar ingin kami ubah," lanjut Kirby.
Sebelumnya, China telah memutuskan beberapa saluran komunikasi militer-ke-militer dan bidang dialog bilateral lainnya. Langkah itu diambil China setelah kunjungan Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi, ke Taiwan pada Agustus tahun lalu.
Pada hari Kamis, Biden memberikan pidato yang berfokus pada insiden balon tersebut. Dia mengaku berharap untuk berbicara dengan pemimpin China, Xi Jinping tentang hal itu dan berharap untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Menjawab pertanyaan, Kirby mengatakan Washington tidak secara resmi meminta telepon dengan Xi, tetapi menambahkan: "Itu berarti tidak akan terjadi, bahwa presiden tidak ingin berbicara dengan Presiden Xi. Dia akan melakukannya. "
"Tidak ada prasyarat untuk menelepon," kata Kirby. "Presiden ingin berbicara dengan Presiden Xi pada waktu yang tepat," lanjutnya.
Pejabat Gedung Putih mengatakan, Biden dan Xi terakhir berbicara pada pertemuan November di Bali dan kedua belah pihak melihat perjalanan Blinken ke Beijing sebagai kesempatan untuk menindaklanjuti upaya menstabilkan hubungan yang semakin tegang.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby juga mengatakan, ini bukan "waktu yang tepat" bagi Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk melakukan perjalanan ke China, setelah dia menunda perjalanan 5-6 Februari karena episode balon.
Namun, Presiden Joe Biden ingin berbicara dengan Presiden China Xi Jinping saat itu "tepat". Kirby mengatakan kepada pengarahan berita Gedung Putih, bahwa diplomat AS dan China masih dapat berkomunikasi, meskipun ada ketegangan terkait insiden balon tersebut.
“Saya akui ada ketegangan, tapi Menlu Blinken masih membuka jalur komunikasi dengan Menlu. Kami masih punya kedutaan di Beijing dan Deplu juga bisa berkomunikasi langsung dengan personel kedutaan RRC di sini,” ujar Kirby, seperti dikutip dari Reuters.
"Sayangnya, jalur militer tidak terbuka, dan itulah yang benar-benar ingin kami ubah," lanjut Kirby.
Sebelumnya, China telah memutuskan beberapa saluran komunikasi militer-ke-militer dan bidang dialog bilateral lainnya. Langkah itu diambil China setelah kunjungan Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi, ke Taiwan pada Agustus tahun lalu.
Pada hari Kamis, Biden memberikan pidato yang berfokus pada insiden balon tersebut. Dia mengaku berharap untuk berbicara dengan pemimpin China, Xi Jinping tentang hal itu dan berharap untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Menjawab pertanyaan, Kirby mengatakan Washington tidak secara resmi meminta telepon dengan Xi, tetapi menambahkan: "Itu berarti tidak akan terjadi, bahwa presiden tidak ingin berbicara dengan Presiden Xi. Dia akan melakukannya. "
"Tidak ada prasyarat untuk menelepon," kata Kirby. "Presiden ingin berbicara dengan Presiden Xi pada waktu yang tepat," lanjutnya.
Pejabat Gedung Putih mengatakan, Biden dan Xi terakhir berbicara pada pertemuan November di Bali dan kedua belah pihak melihat perjalanan Blinken ke Beijing sebagai kesempatan untuk menindaklanjuti upaya menstabilkan hubungan yang semakin tegang.
(esn)