AS Tuding Rusia Langgar Perjanjian Kontrol Senjata Nuklir

Rabu, 01 Februari 2023 - 14:06 WIB
loading...
AS Tuding Rusia Langgar...
AS tuding Rusia langgar perjanjian kontrol senjata nuklir karena tidak mengizinkan dilakukan inspeksi. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Rusia melanggar perjanjian kunci kontrol senjata nuklir dengan Amerika Serikat (AS) dan terus menolak untuk mengizinkan inspeksi fasilitas nuklirnya. Hal itu diungkapkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

“Rusia tidak mematuhi kewajibannya di bawah Perjanjian New START untuk memfasilitasi kegiatan inspeksi di wilayahnya. Penolakan Rusia untuk memfasilitasi kegiatan inspeksi mencegah Amerika Serikat menggunakan hak-hak penting berdasarkan perjanjian dan mengancam kelangsungan kendali senjata nuklir AS-Rusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

“Rusia juga gagal mematuhi kewajiban Perjanjian New START untuk mengadakan sesi Komisi Konsultasi Bilateral sesuai dengan garis waktu yang diamanatkan perjanjian,” tambah juru bicara itu seperti dikutip dari CNN, Rabu (1/2/2023).

Di bawah perjanjian New START - satu-satunya perjanjian tersisa yang mengatur dua persenjataan nuklir terbesar di dunia - Washington dan Moskow diizinkan untuk melakukan inspeksi terhadap lokasi senjata masing-masing. Tetapi karena pandemi Covid-19, inspeksi telah dihentikan sejak 2020.

Baca: Pernah Remehkan Pasal 5 NATO, Politisi Rusia Desak Serangan Nuklir ke AS

Sesi Komisi Konsultatif Bilateral tentang perjanjian itu dijadwalkan bertemu di Mesir pada akhir November lalu tetapi tiba-tiba dibatalkan. AS menyalahkan Rusia atas penundaan ini, dengan juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan keputusan itu dibuat "secara sepihak" oleh Rusia.

Perjanjian itu membatasi jumlah senjata nuklir jarak antarbenua yang dapat dimiliki oleh AS dan Rusia. Perjanjian itu terakhir diperpanjang pada awal 2021 selama lima tahun, yang berarti kedua belah pihak harus segera mulai menegosiasikan perjanjian kontrol senjata lainnya.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan Rusia dapat kembali ke kepatuhan penuh, jika mereka mengizinkan kegiatan inspeksi di wilayahnya, seperti yang dilakukan selama bertahun-tahun di bawah Perjanjian New START dan juga menjadwalkan sesi komisi.

Baca: Gedung Putih: Tak Ada Indikasi Putin Bersiap Gunakan Senjata Nuklir

Pada hari Senin, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan unsur terakhir yang tersisa dari perjanjian kontrol senjata nuklir bilateral dengan Amerika Serikat dapat berakhir dalam tiga tahun tanpa penggantian.

Ditanya apakah Moskow dapat membayangkan tidak ada perjanjian pengendalian senjata nuklir antara kedua negara ketika perpanjangan Perjanjian New START 2011 berakhir setelah 2026, Ryabkov mengatakan kepada kantor berita negara Rusia RIA Novosti pada hari Senin: "Skenario ini sangat mungkin."

Pernyataan itu muncul saat Rusia melanjutkan perangnya di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Desember mengakui bahwa konflik tersebut "akan memakan waktu cukup lama", karena ia juga memperingatkan tentang ancaman perang nuklir yang "meningkat".

Dan tanpa mengesampingkan penggunaan senjata nuklir untuk pertama kalinya, Putin mengatakan dia memandang persenjataan nuklir Rusia sebagai pencegah daripada provokasi.

Baca: AS dan Jerman Pasok Tank Canggih ke Ukraina, Rusia Didesak Gunakan Bom Nuklir
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Film Baru Ungkap Identitas...
Film Baru Ungkap Identitas Penembak Jitu Israel Pembunuh Jurnalis Shireen Abu Akleh
7 Fakta Penn Badgley,...
7 Fakta Penn Badgley, Salah Satunya Suka Membaca Al Qur'an Meski Bukan Muslim
AS dan Houthi Gencatan...
AS dan Houthi Gencatan Senjata, Israel Tak Termasuk Kesepakatan
Negara NATO Ini Gagal...
Negara NATO Ini Gagal Penuhi Janji Pasok Jet Tempur F-16 ke Ukraina
Perang Nuklir India-Pakistan...
Perang Nuklir India-Pakistan Dapat Binasakan 125 Juta Orang dan Picu Kelaparan Global
Putin Perintahkan Gencatan...
Putin Perintahkan Gencatan Senjata 3 Hari Dimulai, Ukraina Sebut Hanya Sandiwara
125 Juta Orang Dapat...
125 Juta Orang Dapat Binasa Akibat Perang Nuklir India-Pakistan
Kenapa Kashmir Jadi...
Kenapa Kashmir Jadi Rebutan 3 Negara Besar? Berikut Penjelasannya
Asap Hitam, Para Kardinal...
Asap Hitam, Para Kardinal Belum Berhasil Pilih Paus Baru di Hari Ke-2 Konklaf
Rekomendasi
Program Sehat Bersama...
Program Sehat Bersama VIVA Raih Penghargaan CSR Terbaik 2025
Bahlil Bingung RI Impor...
Bahlil Bingung RI Impor BBM dari Singapura: Negara Tak Punya Minyak, Tapi Kita Beli dari Sana
Terjerat Kasus Narkoba,...
Terjerat Kasus Narkoba, Ketua Bawaslu Bandung Barat Dinonaktifkan
Berita Terkini
Film Baru Ungkap Identitas...
Film Baru Ungkap Identitas Penembak Jitu Israel Pembunuh Jurnalis Shireen Abu Akleh
Israel Ingin Bangun...
Israel Ingin Bangun Kamp Isolasi Paksa di Gaza yang Mirip Ghetto Nazi
10 Sebab Jet Tempur...
10 Sebab Jet Tempur J-10C Pakistan Bisa Tembak Jatuh 3 Rafale India yang Lebih Canggih
5 Fakta India Rudal...
5 Fakta India Rudal Masjid di Pakistan, Picu Kemarahan Dunia
7 Fakta Penn Badgley,...
7 Fakta Penn Badgley, Salah Satunya Suka Membaca Al Qur'an Meski Bukan Muslim
AS dan Houthi Gencatan...
AS dan Houthi Gencatan Senjata, Israel Tak Termasuk Kesepakatan
Infografis
Presiden AS Donald Trump...
Presiden AS Donald Trump Kecam Serangan India ke Pakistan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved