4 Presiden Paling Kejam, Salah Satunya Lakukan Pembantaian atas Dasar Rasisme

Sabtu, 28 Januari 2023 - 14:35 WIB
loading...
4 Presiden Paling Kejam, Salah Satunya Lakukan Pembantaian atas Dasar Rasisme
Andrew Jackson, presiden ketujuh Amerika Serikat. Dia termasuk di antara para presiden paling kejam di dunia selama berkuasa. Foto/BBC
A A A
JAKARTA - Empat presiden paling kejam ini dikenal akan kediktatorannya selama berkuasa. Tak sedikit rakyat yang menderita di bawah kekuasaan mereka.

Presiden, sebagai sosok pemimpin, diharapkan dapat membawa kemakmuran dan kejayaan bagi negara. Namun hal tersebut justru berseberangan dengan para presiden yang dikenal kejam ini.

Mereka justru menciptakan beberapa aturan kontroversial yang membuat rakyatnya menderita. Bahkan beberapa di antaranya tak segan untuk melakukan tindak diskriminasi.

Berikut ini empat presiden yang dianggap paling kejam selama berkuasa:

1. Xi Jinping (China)

Xi Jinping mulai menjadi presiden China pada 2013. Salah satu kontroversi besar dalam kepemimpinan komunis ini adalah ketika memberlakukan kerja paksa yang dilakukan di wilayah Xinjiang teruntuk etnis Uighur (salah satu etnis Islam di China).

Tidak hanya itu, China juga dilaporkan telah secara paksa mensterilkan wanita etnis Uighur untuk menekan populasi.

BBC melaporkan bahwa negara tersebut telah memisahkan anak-anak dari keluarganya dan berusaha untuk mematahkan tradisi budaya kelompok etnis Uighur.

Bahkan, pemerintah komunis memegang kontrol penuh atas semua media dan segala bentuk pemberontakan untuk pemerintah tidak akan ditoleransi.

2. Bashar al-Assad (Suriah)

Bashar al-Assad mulai memerintah Suriah sejak tahun 2000, menggantikan ayahnya; Hafiz al-Assad yang memerintah sejak 1971. Kekejaman presiden ini mulai terlihat pada tahun 2011.

Bermula dari kasus penangkapan dan penyiksaan 15 anak sekolah setelah menulis grafiti yang terinspirasi dari gerakan Arab Spring. Itu memicu kemarahan para demonstran di Suriah.

Untuk melakukan pengamanan, Assad menggunakan pasukan keamanan bersenjata lengkap dan melakukan penyerangan terhadap para demonstran. Penanganan inilah yang kemudian memicu perang saudara.

Bahkan, Assad yang masih berkuasa hingga saat ini dilaporkan sempat menggunakan senjata kimia yang yang dijatuhkan melalui helikopter untuk menghancurkan sasaran militer oposisi yang ingin menggulingkannya.

Dalam perang saudara ini, banyak korban berjatuhan dan membuat situasi ekonomi dan politik di negara tersebut memburuk.

3. Idi Amin (Uganda)

Masa kepresidenan Idi Amin dikenal sebagai kediktatoran terburuk di benua Afrika. Amin berhasil merebut kekuasaan setelah menggulingkan Milton Obote pada tahun 1971.

Menurut New York Times, Amin menyatakan dirinya sebagai presiden seumur hidup di Uganda, dan kerap melakukan pembunuhan terhadap musuh politik dan siapapun yang berani menentang kekuasaannya.

Kelompok hak asasi manusia (HAM) melaporkan bahwa terdapat 100.000 hingga 500.000 orang terbunuh selama delapan tahun masa pemerintahannya.

4. Andrew Jackson (Amerika Serikat)

Presiden ketujuh Amerika Serikat (AS) ini menjabat dari 1829 hingga 1837. Dia disebut sebagai presiden paling buruk dalam sejarah negeri Paman Sam.

Menurut laporan History, Andrew Jackson sangat mendukung adanya perbudakan. Bahkan dia dilaporkan memiliki 161 budak pribadi yang dipekerjakan.

Pemimpin AS ini juga kerap menyiksa budaknya dan apabila terdapat budak yang kabur maka akan dikejar, dicari lalu kemudian diikat.

Hal paling kejam yang dilakukan olehnya adalah melakukan penghapusan paksa suku dan budaya asli Amerika (Suku Indian) supaya wilayahnya ini dapat diklaim oleh orang kulit putih.

Aturan penghapusan suku dan budaya Indian oleh Jackson ini mengakibatkan pemindahan paksa hampir 50.000 penduduk asli Amerika dan membuka jutaan hektare tanah untuk dikelola oleh penduduk kilit putih.

Bahkan tidak sedikit juga suku Indian yang dibunuh. Itu dilakukan lantaran dia menganggap bahwa suku tersebut hanyalah pengganggu dan penghambat kemajuan Amerika dan keputusan itu adalah yang terbaik menurutnya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1060 seconds (0.1#10.140)