Mengenal Theodor Herzl, Sosok di Balik Berdirinya Negara Yahudi yang Mengejutkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sosok Theodor Herzl mungkin cukup terdengar asing di telinga masyarakat umum. Padahal, ternyata dia diketahui sebagai penggagas berdirinya sebuah negara Yahudi, yaitu Israel.
Mengutip laman Britannica, Kamis (19/1/2023), Theodor Herzl lahir di Budapest, Hungaria pada 2 Mei 1860. Dia merupakan putra dari pasangan Jacob dan Jeanette Herzl, sebuah keluarga Yahudi sekuler.
Pada 1878, keluarganya pindah ke Wina. Di sana, Theodor masuk ke Universitas Wina dan mendapat gelar doktor hukum pada 1884. Setelah lulus, dia sempat bekerja dalam waktu singkat di Wina dan Salzburg.
Di sana, Theodor berkarier di bidang jurnalisme sebagai jurnalis surat kabar lokal di Wina, kemudian koresponden Neue Freie Presse, hingga editor berita.
Perubahan besar dalam hidup Theodor Herzl saat menganggap anti-semitisme sebagai masalah yang hanya bisa diselesaikan oleh orang Yahudi. Dia menganggap bahwa solusi mengatasinya adalah dengan balasan yang terorganisir oleh orang-orang Yahudi.
Theodor percaya bahwa antisemitisme tidak bisa diselesaikan. Satu-satunya solusi adalah dengan mendirikan negara Yahudi. Pada 1896, dia menerbitkan buku berjudul “Der Judenstaat” yang langsung mendapat kecaman sekaligus pujian.
Buku yang berisi gagasan tersebut cepat menyebar ke seluruh dunia dan mendapat perhatian internasional. Para pendukung gerakan Zionis segera tertarik dan bergabung dengan Theodor.
Mengutip laman Herzl Institute, Theodor Herzl mengadakan Kongres Zionis pertama pada 1897. Sebagai pemimpin, dia mengambil langkah-langkah praktis untuk segera mendirikan negara Yahudi.
Pada keberlanjutannya, Theodor memimpin Organisasi Zionis selama 7 tahun sampai kematiannya pada 1904. Meski tak sempat menyaksikannya sendiri, pada akhirnya negara Yahudi telah berdiri pada 1948, yakni Israel.
Saat deklarasi kemerdekaan Israel, namanya menjadi satu-satunya individu yang disebut. Dalam hal ini, mereka menyebutnya dengan “Penulis Visi Negara Yahudi”. Hal tersebut semakin membuatnya banyak dikenal sebagai pendiri gerakan Zionis yang menggagas pembentukan negara Yahudi (Israel).
Mengutip laman Britannica, Kamis (19/1/2023), Theodor Herzl lahir di Budapest, Hungaria pada 2 Mei 1860. Dia merupakan putra dari pasangan Jacob dan Jeanette Herzl, sebuah keluarga Yahudi sekuler.
Pada 1878, keluarganya pindah ke Wina. Di sana, Theodor masuk ke Universitas Wina dan mendapat gelar doktor hukum pada 1884. Setelah lulus, dia sempat bekerja dalam waktu singkat di Wina dan Salzburg.
Di sana, Theodor berkarier di bidang jurnalisme sebagai jurnalis surat kabar lokal di Wina, kemudian koresponden Neue Freie Presse, hingga editor berita.
Perubahan besar dalam hidup Theodor Herzl saat menganggap anti-semitisme sebagai masalah yang hanya bisa diselesaikan oleh orang Yahudi. Dia menganggap bahwa solusi mengatasinya adalah dengan balasan yang terorganisir oleh orang-orang Yahudi.
Theodor percaya bahwa antisemitisme tidak bisa diselesaikan. Satu-satunya solusi adalah dengan mendirikan negara Yahudi. Pada 1896, dia menerbitkan buku berjudul “Der Judenstaat” yang langsung mendapat kecaman sekaligus pujian.
Buku yang berisi gagasan tersebut cepat menyebar ke seluruh dunia dan mendapat perhatian internasional. Para pendukung gerakan Zionis segera tertarik dan bergabung dengan Theodor.
Mengutip laman Herzl Institute, Theodor Herzl mengadakan Kongres Zionis pertama pada 1897. Sebagai pemimpin, dia mengambil langkah-langkah praktis untuk segera mendirikan negara Yahudi.
Pada keberlanjutannya, Theodor memimpin Organisasi Zionis selama 7 tahun sampai kematiannya pada 1904. Meski tak sempat menyaksikannya sendiri, pada akhirnya negara Yahudi telah berdiri pada 1948, yakni Israel.
Saat deklarasi kemerdekaan Israel, namanya menjadi satu-satunya individu yang disebut. Dalam hal ini, mereka menyebutnya dengan “Penulis Visi Negara Yahudi”. Hal tersebut semakin membuatnya banyak dikenal sebagai pendiri gerakan Zionis yang menggagas pembentukan negara Yahudi (Israel).
(ian)