Warga AS Dipenjara Iran Mogok Makan, Desak Biden Membebaskannya

Selasa, 17 Januari 2023 - 17:48 WIB
Warga AS yang dipenjara Iran mulai melakukan mogok makan, mendesak Presiden Joe Biden untuk membabaskannya. Foto/Ilustrasi
TEHERAN - Seorang warga Amerika keturunan Iran yang dipenjara Teheran memulai aksi mogok makan selama seminggu. Ia juga telah mengirimkan surat kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden , memohon untuk pembebasannya.

Dalam suratnya, yang dibagikan pada hari Senin oleh pengacaranya, Siamak Namazi mengatakan dia akan melakukan mogok makan selama tujuh hari dan dia meminta Biden meluangkan satu menit setiap hari selama minggu depan untuk memikirkan penderitaan orang Amerika yang ditahan di Iran.

"Ketika Pemerintahan Obama secara tidak sadar meninggalkan saya dalam bahaya dan membebaskan warga Amerika lainnya yang disandera Iran pada 16 Januari 2016, Pemerintah AS berjanji kepada keluarga saya untuk membawa saya pulang dengan selamat dalam beberapa minggu," kata Namazi.

"Namun tujuh tahun dan dua presiden kemudian, saya tetap dikurung di penjara Evin yang terkenal kejam di Teheran," katanya.

"Di masa lalu, saya memohon Anda untuk meraih kompas moral Anda dan menemukan tekad untuk membawa pulang para sandera AS di Iran. Tidak ada gunanya. Kami tidak hanya tetap menjadi tahanan Iran, tetapi Anda belum memberikan keluarga kami sebuah pertemuan," bunyi surat dari Namazi seperti dikutip dari Middle East Eye, Selasa (17/1/2023).





Namazi ditangkap pada Oktober 2015 atas tuduhan mencoba menggulingkan pemerintahan di negara itu, tuduhan yang dibantahnya.

Ayahnya, Baquer, yang melakukan perjalanan ke Iran pada tahun 2016 karena mengkhawatirkan putranya yang ditahan, kemudian ditangkap atas tuduhan terkait spionase. Dia dibebaskan dua tahun kemudian tetapi dilarang bepergian dan akhirnya diizinkan meninggalkan Iran pada Oktober 2022 untuk perawatan medis.

Surat itu jatuh pada peringatan tujuh tahun pembebasan lima warga AS dalam pertukaran tahanan dengan Iran yang bertepatan dengan implementasi kesepakatan nuklir Iran 2015.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More