Profil Ayatollah Ruhollah Khomeini, Imam Syiah Pendiri Republik Islam Iran
Senin, 16 Januari 2023 - 18:29 WIB
TEHERAN - Ayatollah Ruhollah Khomeini merupakan sosok pemimpin agama dan politik Iran yang menjadikan negara tersebut sebagai republik Islam pertama di dunia.
Dilansir dari Britannica, Ayatullah Ruhollah Khomeini yang punya nama asli Ruhollah Mostafavi Musavi ini lahir pada 24 Desember 1902 di Khomeyn, Iran.
Selain dikenal sebagai seorang tokoh politik, Khomeini juga merupakan cendekiawan dan menghasilkan banyak tulisan tentang filsafat, hukum, dan etika Islam.
Karena kecerdasannya ini membuat dia dikenal dengan nama Khomayn (dapat dieja Khomeini) yang berasal dari nama kampung halamannya.
Pada tahun 1950, dia diakui sebagai seorang Ayatollah, atau seorang pemimpin agama besar. Pada tahun 1960, Khomeini mendapat gelar Ayatollah Agung, sehingga menjadi salah satu pemimpin agama tertinggi komunitas Syiah di Iran.
Namanya semakin mencuat ketika melakukan penentangan terhadap penguasa Iran saat itu, Mohammad Reza Shah Pahlavi. Kecaman ini terkait program modernisasi agresif yang dikenal sebagai Revolusi Putih di tahun 1960.
Revolusi tersebut mencakup peningkatan emansipasi wanita, pengurangan pendidikan agama, hingga beberapa aturan yang dianggap dapat merusak ekonomi pedesaan.
Sebab itulah yang membuat Ayatollah Ruhollah Khomeini cukup vokal menjadi pengkritik program Syah dan disebut menjadi dalang di balik kerusuhan antipemerintah.
Dilansir dari Britannica, Ayatullah Ruhollah Khomeini yang punya nama asli Ruhollah Mostafavi Musavi ini lahir pada 24 Desember 1902 di Khomeyn, Iran.
Selain dikenal sebagai seorang tokoh politik, Khomeini juga merupakan cendekiawan dan menghasilkan banyak tulisan tentang filsafat, hukum, dan etika Islam.
Karena kecerdasannya ini membuat dia dikenal dengan nama Khomayn (dapat dieja Khomeini) yang berasal dari nama kampung halamannya.
Pada tahun 1950, dia diakui sebagai seorang Ayatollah, atau seorang pemimpin agama besar. Pada tahun 1960, Khomeini mendapat gelar Ayatollah Agung, sehingga menjadi salah satu pemimpin agama tertinggi komunitas Syiah di Iran.
Namanya semakin mencuat ketika melakukan penentangan terhadap penguasa Iran saat itu, Mohammad Reza Shah Pahlavi. Kecaman ini terkait program modernisasi agresif yang dikenal sebagai Revolusi Putih di tahun 1960.
Revolusi tersebut mencakup peningkatan emansipasi wanita, pengurangan pendidikan agama, hingga beberapa aturan yang dianggap dapat merusak ekonomi pedesaan.
Sebab itulah yang membuat Ayatollah Ruhollah Khomeini cukup vokal menjadi pengkritik program Syah dan disebut menjadi dalang di balik kerusuhan antipemerintah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda