Tembak Jatuh Pesawat Ukraina, Iran Salahkan Sistem Rudalnya

Senin, 13 Juli 2020 - 09:04 WIB
Gambar rekaman ledakan saat pesawat Ukraine International Airlines ditembak jatuh oleh rudal Iran pada 8 Januari 2020. Foto/Tangkapan layar video New York Times
TEHERAN - Iran menyalahkan baterai sistem rudal yang tidak selaras dan komunikasi yang buruk antara tentara dan komandan mereka dalam insiden penembakan pesawat penumpang Ukraina 8 Januari lalu. Tragedi yang diklaim sebagai insiden "tak sengaja" ini menewaskan 176 orang.

Kesimpulan Iran itu muncul dalam sebuah laporan yang disampaikan para pejabatnya hari Sabtu pekan lalu.

Laporan itu, yang muncul lebih dari enam bulan setelah Boeing 737 yang dioperasikan oleh Ukraine International Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara Teheran. Pesawat penumpang itu ditembak jatuh oleh misil yang ditembakkan oleh baterai sistem pertahanan rudal surface-to-air, yang operatornya salah mengidentifikasi penerbangan sipil sebagai pesawat musuh atau ancaman.



Laporan tersebut mendokumentasikan saat-saat menjelang insiden dan bagaimana hal itu semestinya bisa dihindari. Laporan itu mengungkap beberapa hal, salah satunya rudal yang menargetkan pesawat sipil telah dipindahkan dan tidak berorientasi dengan benar. (Baca: BREAKING-Iran Akui Tak Sengaja Tembak Jatuh Pesawat Ukraina )

Para prajurit yang mengoperasikan rudal itu juga tidak dapat berkomunikasi dengan pusat komando mereka dan memilih untuk menembak dua kali tanpa mendapatkan persetujuan dari pejabat berpangkat tinggi.

"Jika itu tidak muncul, pesawat tidak akan menjadi sasaran," bunyi laporan itu, seperti dikutip AP, Senin (13/7/2020), yang menambahkan bahwa penerbangan Ukraina tidak melakukan sesuatu yang tidak biasa sebelum diserang.

Penerbangan itu dilaporkan terbang pada ketinggian dan lintasan yang normal ketika rudal pertama ditembakkan.

Iran diyakini telah menggunakan sistem pertahanan rudal Tor buatan Rusia untuk menembak jatuh pesawat sipil tersebut. Iran menerima 29 unit Tor M1 dari Rusia pada tahun 2017 dalam kesepakatan yang diperkirakan bernilai sekitar USD700 juta.

Pesawat sipil itu ditembak jatuh di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Tak lama sebelum insiden itu, Iran meluncurkan rudal balistik di dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS sebagai tanggapan atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More