Marcos Jr Kunjungi Beijing, Filipina dan China Akan Tingkatkan Hubungan Bilateral
Jum'at, 06 Januari 2023 - 02:30 WIB
BEIJING - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan Presiden China Xi Jinping sepakat pada Rabu (4/1/2023) untuk meningkatkan hubungan bilateral karena negara mereka menandatangani 14 perjanjian kerja sama setelah bertemu di Beijing.
Kunjungan dua hari Marcos adalah yang pertama ke China sejak menjadi presiden pada Juni lalu. Kunjungan itu terjadi di tengah ketegangan baru atas sengketa wilayah di Laut China Selatan dan ketika kedua negara berusaha pulih dari krisis ekonomi terkait pandemi COVID-19.
“Kami berharap setelah pandemi menjadi lebih mudah dikelola, kami tidak hanya akan kembali ke jalur yang kami lalui sebelum pandemi, tetapi kami bahkan membangun ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Marcos dalam pertemuannya dengan Xi, seperti dikutip dalam pernyataan kantornya.
Seperti dikutip dari Arab News, 14 kesepakatan yang ditandatangani delegasinya mencakup pertanian, keamanan maritim, dan pariwisata, serta “pengaturan untuk pembentukan mekanisme komunikasi tentang masalah maritim” antara kementerian luar negeri mereka.
Marcos mengatakan sebelum keberangkatannya ke Beijing pada hari Selasa, bahwa pemerintahannya berusaha untuk "membuka babak baru" dan menyelesaikan "masalah" politik dan keamanan dengan China selama perjalanan tersebut.
Ia tidak merinci isu tersebut, namun Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan bahwa salah satunya akan terkait dengan Laut China Selatan. Jalur air yang strategis dan kaya sumber daya telah diklaim oleh China hampir seluruhnya, tetapi negara-negara lain, termasuk Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei, juga memiliki klaim yang tumpang tindih.
Filipina telah mengajukan ratusan protes diplomatik terhadap aktivitas China di wilayah maritim dalam beberapa tahun terakhir, setelah pengadilan internasional di Den Haag menolak klaim Beijing atas wilayah tersebut pada tahun 2016.
Kunjungan dua hari Marcos adalah yang pertama ke China sejak menjadi presiden pada Juni lalu. Kunjungan itu terjadi di tengah ketegangan baru atas sengketa wilayah di Laut China Selatan dan ketika kedua negara berusaha pulih dari krisis ekonomi terkait pandemi COVID-19.
“Kami berharap setelah pandemi menjadi lebih mudah dikelola, kami tidak hanya akan kembali ke jalur yang kami lalui sebelum pandemi, tetapi kami bahkan membangun ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Marcos dalam pertemuannya dengan Xi, seperti dikutip dalam pernyataan kantornya.
Seperti dikutip dari Arab News, 14 kesepakatan yang ditandatangani delegasinya mencakup pertanian, keamanan maritim, dan pariwisata, serta “pengaturan untuk pembentukan mekanisme komunikasi tentang masalah maritim” antara kementerian luar negeri mereka.
Marcos mengatakan sebelum keberangkatannya ke Beijing pada hari Selasa, bahwa pemerintahannya berusaha untuk "membuka babak baru" dan menyelesaikan "masalah" politik dan keamanan dengan China selama perjalanan tersebut.
Ia tidak merinci isu tersebut, namun Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan bahwa salah satunya akan terkait dengan Laut China Selatan. Jalur air yang strategis dan kaya sumber daya telah diklaim oleh China hampir seluruhnya, tetapi negara-negara lain, termasuk Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei, juga memiliki klaim yang tumpang tindih.
Filipina telah mengajukan ratusan protes diplomatik terhadap aktivitas China di wilayah maritim dalam beberapa tahun terakhir, setelah pengadilan internasional di Den Haag menolak klaim Beijing atas wilayah tersebut pada tahun 2016.
tulis komentar anda