Surat FSB Bocor, Sebut Rusia Berencana Serang Jepang pada 2021
Jum'at, 25 November 2022 - 15:19 WIB
WASHINGTON - Rusia sedang bersiap untuk menyerang Jepang pada musim panas 2021, beberapa bulan sebelum Presiden Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Hal itu terungkap dari sebuah email yang menampilkan surat dari pelapor di Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia yang dibagikan kepada Newsweek.
Email bertanggal 17 Maret itu dikirim oleh agen yang dijuluki Wind of Change kepada Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang menjalankan situs antikorupsi Gulagu.net, dan kini diasingkan di Prancis.
Agen FSB menulis kiriman reguler ke Osechkin, mengungkapkan kemarahan dan ketidakpuasan di dalam militer atas perang yang dimulai ketika Putin menginvasi negara tetangga Ukraina pada 24 Februari.
Dalam email kepada Osechkin di bulan Maret, agen itu mengatakan pada Agustus 2021, Rusia cukup serius mempersiapkan konflik militer lokal dengan Jepang.
Agen FSB itu memberi kesan bahwa kemudian Rusia memilih untuk menginvasi Ukraina diputuskan beberapa bulan kemudian.
"Keyakinan bahwa kedua negara akan memasuki tahap konfrontasi akut dan bahkan perang sangat tinggi. Mengapa Ukraina (pada akhirnya) dipilih untuk perang pada akhirnya (skenarionya tidak banyak berubah) adalah orang lain yang harus menjawab," tulis mereka seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (25/11/2022).
Sang whistleblower merinci gerakan helikopter perang elektronik yang menargetkan Jepang, sementara mesin propaganda Rusia juga dimulai dengan dorongan besar untuk menyebut Jepang sebagai Nazi dan fasis.
Hubungan Rusia dan Jepang sendiri bisa dibilang tidak baik-baik saja. Kedua negara tidak pernah menandatangani perjanjian damai untuk mengakhiri Perang Dunia II. Sebagian besar karena perselisihan atas kelompok pulau yang diklaim oleh Jepang, tetapi diduduki oleh Rusia.
Email bertanggal 17 Maret itu dikirim oleh agen yang dijuluki Wind of Change kepada Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang menjalankan situs antikorupsi Gulagu.net, dan kini diasingkan di Prancis.
Agen FSB menulis kiriman reguler ke Osechkin, mengungkapkan kemarahan dan ketidakpuasan di dalam militer atas perang yang dimulai ketika Putin menginvasi negara tetangga Ukraina pada 24 Februari.
Dalam email kepada Osechkin di bulan Maret, agen itu mengatakan pada Agustus 2021, Rusia cukup serius mempersiapkan konflik militer lokal dengan Jepang.
Agen FSB itu memberi kesan bahwa kemudian Rusia memilih untuk menginvasi Ukraina diputuskan beberapa bulan kemudian.
"Keyakinan bahwa kedua negara akan memasuki tahap konfrontasi akut dan bahkan perang sangat tinggi. Mengapa Ukraina (pada akhirnya) dipilih untuk perang pada akhirnya (skenarionya tidak banyak berubah) adalah orang lain yang harus menjawab," tulis mereka seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (25/11/2022).
Sang whistleblower merinci gerakan helikopter perang elektronik yang menargetkan Jepang, sementara mesin propaganda Rusia juga dimulai dengan dorongan besar untuk menyebut Jepang sebagai Nazi dan fasis.
Hubungan Rusia dan Jepang sendiri bisa dibilang tidak baik-baik saja. Kedua negara tidak pernah menandatangani perjanjian damai untuk mengakhiri Perang Dunia II. Sebagian besar karena perselisihan atas kelompok pulau yang diklaim oleh Jepang, tetapi diduduki oleh Rusia.
tulis komentar anda