Tokoh Yahudi Ukraina Ancam Santet Presiden Putin
Kamis, 18 Agustus 2022 - 13:25 WIB
KIEV - Seorang tokoh Yahudi Ukraina, Gennady Korban, mengancam akan menyantet Presiden Rusia Vladimir Putin dengan ritual Yahudi kuno jika Moskow menyerang kota Dnipro.
Korban mengeklaim ancaman itu akan membuat Putin takut.
Dalam sebuah wawancara dengan situs berita Novoye Vremya, ancamannya untuk Putin dikenal sebagai ritual "Pulsa diNura".
"Pulsa diNura adalah prosedur yang rumit dan sulit,” katanya, yang mengeklaim telah membuat ancaman itu sejak Juli.
"Ancaman untuk mengutuk Putin mungkin telah berkontribusi dalam beberapa hal dalam arti bahwa sejauh ini mereka belum menyerang Dnipro," ujarnya.
“Saya mengetuk kayu bukan untuk membawa sial, Tuhan melarang, tapi beginilah adanya,” katanya.
Pulsa diNura, secara kasar diterjemahkan dari bahasa Aram sebagai "cambuk api", adalah ritual yang dikaitkan dengan teks Kabbalistik lama, meskipun para cendekiawan percaya istilah itu tidak digunakan dalam arti kutukan yang dipanggil oleh manusia.
Ritual kuno itu menjadi alat politik di kalangan tokoh Yahudi di awal abad ke-20. Upacara ritual tersebut dimaksudkan untuk memaksa "malaikat penghancur" untuk tidak mengampuni dosa "target", yang akhirnya membunuhnya.
Korban mengeklaim ancaman itu akan membuat Putin takut.
Dalam sebuah wawancara dengan situs berita Novoye Vremya, ancamannya untuk Putin dikenal sebagai ritual "Pulsa diNura".
"Pulsa diNura adalah prosedur yang rumit dan sulit,” katanya, yang mengeklaim telah membuat ancaman itu sejak Juli.
"Ancaman untuk mengutuk Putin mungkin telah berkontribusi dalam beberapa hal dalam arti bahwa sejauh ini mereka belum menyerang Dnipro," ujarnya.
“Saya mengetuk kayu bukan untuk membawa sial, Tuhan melarang, tapi beginilah adanya,” katanya.
Pulsa diNura, secara kasar diterjemahkan dari bahasa Aram sebagai "cambuk api", adalah ritual yang dikaitkan dengan teks Kabbalistik lama, meskipun para cendekiawan percaya istilah itu tidak digunakan dalam arti kutukan yang dipanggil oleh manusia.
Ritual kuno itu menjadi alat politik di kalangan tokoh Yahudi di awal abad ke-20. Upacara ritual tersebut dimaksudkan untuk memaksa "malaikat penghancur" untuk tidak mengampuni dosa "target", yang akhirnya membunuhnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda