Menkeu Ukraina Pusing, Kiev Kesulitan Keuangan Buat Gaji Pasukan
Minggu, 14 Agustus 2022 - 10:40 WIB
KIEV - Lambatnya bantuan keuangan dari Barat, membuat Ukraina terpaksa mencetak uang untuk menggaji pasukannya dalam perang melawan Rusia . Demikian laporan yang diturunkan Wall Street Journal (WSJ).
Menteri Keuangan Ukraina Sergey Marchenko mengatakan kepada media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu bahwa kondisi tersebut membuatnya "sakit kepala terus-menerus" karena harus terus menyeimbangkan biaya konflik dan pendapatan pajak yang lebih rendah dalam ekonomi yang babak belur oleh pertempuran hampir setengah tahun.
Dengan sekitar 60% anggaran dihabiskan untuk pertempuran, Marchenko mengatakan dia harus memotong semua pengeluaran yang tidak perlu. Tapi itu masih belum cukup, karena pendapatan pajak hanya menutupi 40% dari pengeluaran pemerintah, lapor WSJ.
Pihak berwenang Kiev sebelumnya mengatakan mereka membutuhkan USD5 miliar per bulan untuk menjalankan negara, dan tidak akan mampu mengatasinya tanpa bantuan Barat. Namun, hibah dan pinjaman yang dijanjikan ke Ukraina oleh pendukung asingnya tiba lebih lambat dari yang diharapkan, menurut jurnal tersebut.
Misalnya, Uni Eropa sejauh ini hanya menyediakan 1 miliar Euro dari 9 miliar Euro yang dijanjikan ke Kiev, dengan Jerman menolak gagasan menawarkan pinjaman berbunga rendah yang didukung oleh jaminan dari negara-negara anggota blok.
Menurut Marchenko, banyak waktunya di tempat kerja dihabiskan untuk mencoba membujuk pemerintah Barat untuk bertindak lebih cepat.
“Tanpa uang ini, perang akan berlangsung lebih lama dan akan lebih merusak ekonomi,” jelasnya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (14/8/2022).
Sementara itu seorang penasihat ekonomi untuk Presiden Volodymyr Zelensky, Rostislav Shurma, menggambarkan situasi ini dengan istilah yang lebih keras.
Menteri Keuangan Ukraina Sergey Marchenko mengatakan kepada media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu bahwa kondisi tersebut membuatnya "sakit kepala terus-menerus" karena harus terus menyeimbangkan biaya konflik dan pendapatan pajak yang lebih rendah dalam ekonomi yang babak belur oleh pertempuran hampir setengah tahun.
Dengan sekitar 60% anggaran dihabiskan untuk pertempuran, Marchenko mengatakan dia harus memotong semua pengeluaran yang tidak perlu. Tapi itu masih belum cukup, karena pendapatan pajak hanya menutupi 40% dari pengeluaran pemerintah, lapor WSJ.
Pihak berwenang Kiev sebelumnya mengatakan mereka membutuhkan USD5 miliar per bulan untuk menjalankan negara, dan tidak akan mampu mengatasinya tanpa bantuan Barat. Namun, hibah dan pinjaman yang dijanjikan ke Ukraina oleh pendukung asingnya tiba lebih lambat dari yang diharapkan, menurut jurnal tersebut.
Misalnya, Uni Eropa sejauh ini hanya menyediakan 1 miliar Euro dari 9 miliar Euro yang dijanjikan ke Kiev, dengan Jerman menolak gagasan menawarkan pinjaman berbunga rendah yang didukung oleh jaminan dari negara-negara anggota blok.
Menurut Marchenko, banyak waktunya di tempat kerja dihabiskan untuk mencoba membujuk pemerintah Barat untuk bertindak lebih cepat.
“Tanpa uang ini, perang akan berlangsung lebih lama dan akan lebih merusak ekonomi,” jelasnya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (14/8/2022).
Sementara itu seorang penasihat ekonomi untuk Presiden Volodymyr Zelensky, Rostislav Shurma, menggambarkan situasi ini dengan istilah yang lebih keras.
Lihat Juga :
tulis komentar anda