Indonesia dan AS Latihan Perang, China Kerahkan Jet Tempur ke Thailand
Sabtu, 13 Agustus 2022 - 20:23 WIB
BANGKOK - Angkatan Udara China mengirim jet-jet tempur dan pesawat pengebom ke Thailand untuk latihan tempur gabungan dengan militer Thailand pada Minggu (14/8/2022). Kedua negara itu akan menggelar manuver gabungan di saat Indonesia latihan tempur bersama Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Kementerian Pertahanan China, dalam situs webnya, mengatakan latihan tempur gabungan dengan Thailand akan mencakup dukungan udara, serangan ke target darat dan pengerahan pasukan skala kecil dan besar.
Kegiatan militer China yang meluas di kawasan Asia-Pasifik telah mengkhawatirkan Amerika Serikat dan sekutunya dan merupakan bagian dari persaingan strategis dan ekonomi yang berkembang, yang telah mengobarkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengunjungi Thailand pada Juni sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat apa yang disebutnya “jaringan aliansi dan kemitraan tak tertandingi” Amerika di kawasan itu.
Latihan tempur "Falcon Strike" akan diadakan di Pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Thailand di Udorn, yang dekat perbatasan Laos. Jet-jet tempur Thailand dan pesawat peringatan dini udara dari kedua negara juga akan ambil bagian.
China dan Thailand bersiap untuk manuver gabungan saat Indonesia mengadakan latihan tempur bersama AS, Australia, Jepang, dan Singapura di wilayah Indonesia. Latihan tempur besar-besaran "Super Garuda Shield" ini sudah berlangsung sejak pekan lalu.
China sebelumnya melakukan latihan perang besar-besaran di dekat Taiwan sebagai respons atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu, yang diklaim China sebagai wilayahnya.
Kurt Campbell, penasihat utama Presiden AS Joe Biden di Indo-Pasifik, mengatakan pada hari Jumat bahwa AS akan mengambil langkah tegas untuk mendukung Taiwan, termasuk mengirim kapal perang dan pesawat melalui jalur air selebar 160 kilometer (100 mil) yang memisahkan Taiwan dan China.
“Kami akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana hukum internasional mengizinkan, konsisten dengan komitmen lama kami terhadap kebebasan navigasi,” katanya dalam panggilan telepon dengan wartawan, seperti dikutip ABC.
“Dan itu termasuk melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan dalam beberapa minggu ke depan.”
Kementerian Pertahanan China, dalam situs webnya, mengatakan latihan tempur gabungan dengan Thailand akan mencakup dukungan udara, serangan ke target darat dan pengerahan pasukan skala kecil dan besar.
Kegiatan militer China yang meluas di kawasan Asia-Pasifik telah mengkhawatirkan Amerika Serikat dan sekutunya dan merupakan bagian dari persaingan strategis dan ekonomi yang berkembang, yang telah mengobarkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengunjungi Thailand pada Juni sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat apa yang disebutnya “jaringan aliansi dan kemitraan tak tertandingi” Amerika di kawasan itu.
Latihan tempur "Falcon Strike" akan diadakan di Pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Thailand di Udorn, yang dekat perbatasan Laos. Jet-jet tempur Thailand dan pesawat peringatan dini udara dari kedua negara juga akan ambil bagian.
China dan Thailand bersiap untuk manuver gabungan saat Indonesia mengadakan latihan tempur bersama AS, Australia, Jepang, dan Singapura di wilayah Indonesia. Latihan tempur besar-besaran "Super Garuda Shield" ini sudah berlangsung sejak pekan lalu.
China sebelumnya melakukan latihan perang besar-besaran di dekat Taiwan sebagai respons atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu, yang diklaim China sebagai wilayahnya.
Kurt Campbell, penasihat utama Presiden AS Joe Biden di Indo-Pasifik, mengatakan pada hari Jumat bahwa AS akan mengambil langkah tegas untuk mendukung Taiwan, termasuk mengirim kapal perang dan pesawat melalui jalur air selebar 160 kilometer (100 mil) yang memisahkan Taiwan dan China.
“Kami akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana hukum internasional mengizinkan, konsisten dengan komitmen lama kami terhadap kebebasan navigasi,” katanya dalam panggilan telepon dengan wartawan, seperti dikutip ABC.
“Dan itu termasuk melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan dalam beberapa minggu ke depan.”
(min)
tulis komentar anda