Taipei Sebut Latihan Militer China Invasi Wilayah Perairan dan Udara Taiwan
Jum'at, 05 Agustus 2022 - 10:31 WIB
JAKARTA - Setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada tanggal 2 Agustus, Taiwan terus menerima ancaman militer dari China.
Pernyataan itu diungkapkan Perwakilan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) di Indonesia John Chen.
“China telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut mulai dari tanggal 4 Agustus sampai tanggal 7 Agustus 2022 dengan tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya, total 6 wilayah perairan dan wilayah udara Taiwan,” papar John Chen.
Menurut dia, latihan militer ini telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dari Taiwan.
“Beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan,” ujar John Chen.
Dia menganggap aksi ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan selat Taiwan, serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut dari berbagai negara yang akan melintas di kawasan tersebut.
“Pada kesempatan ini saya ingin menjelaskan kepada Anda bahwa Taiwan selalu bersedia untuk berinteraksi dengan negara-negara lain di dunia, dan dengan tulus menyambut semua teman internasional yang mendukung gagasan kebebasan dan demokrasi untuk berkunjung ke Taiwan, dan sudah sepatutnya negara lain tidak ikut campur dalam hubungan persahabatan Taiwan dengan negara lain,” papar John Chen.
Dia menjelaskan, “Selain itu, perdamaian di Selat Taiwan sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas regional dan global, dan pada saat bersamaan juga akan mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar diaspora Indonesia di Taiwan.”
“Oleh karena itu, saya dengan ini menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional, serta menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer,” ungkap dia.
Dia menegaskan, “Saya juga menghimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas tatanan internasional.”
Pernyataan itu diungkapkan Perwakilan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) di Indonesia John Chen.
“China telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut mulai dari tanggal 4 Agustus sampai tanggal 7 Agustus 2022 dengan tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya, total 6 wilayah perairan dan wilayah udara Taiwan,” papar John Chen.
Menurut dia, latihan militer ini telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dari Taiwan.
“Beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan,” ujar John Chen.
Dia menganggap aksi ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan selat Taiwan, serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut dari berbagai negara yang akan melintas di kawasan tersebut.
“Pada kesempatan ini saya ingin menjelaskan kepada Anda bahwa Taiwan selalu bersedia untuk berinteraksi dengan negara-negara lain di dunia, dan dengan tulus menyambut semua teman internasional yang mendukung gagasan kebebasan dan demokrasi untuk berkunjung ke Taiwan, dan sudah sepatutnya negara lain tidak ikut campur dalam hubungan persahabatan Taiwan dengan negara lain,” papar John Chen.
Dia menjelaskan, “Selain itu, perdamaian di Selat Taiwan sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas regional dan global, dan pada saat bersamaan juga akan mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar diaspora Indonesia di Taiwan.”
“Oleh karena itu, saya dengan ini menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional, serta menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer,” ungkap dia.
Dia menegaskan, “Saya juga menghimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas tatanan internasional.”
(sya)
tulis komentar anda