Dua Ilmuwannya Tewas, Iran Curiga Diracun Israel
Rabu, 15 Juni 2022 - 00:59 WIB
WASHINGTON - Iran menduga Israel telah meracuni dua ilmuwannya yang baru-baru ini meninggal dalam insiden terpisah. Demikian laporan media yang berbasis di Amerika Serikat (AS), New York Times.
Ayoub Entezari (35) seorang insinyur penerbangan yang bekerja untuk pusat penelitian militer, dan Kamran Aghamolaei (31) seorang ahli geologi, masing-masing meninggal pada 31 Mei dan 2 Juni di dua kota berbeda. Detail pasti dari pekerjaan mereka masih belum jelas.
Menurut berbagai sumber, pada hari-hari sebelum kematian mereka, keduanya masih muda dan terlihat sehat.
Entezari dikatakan jatuh sakit pada akhir Mei tak lama setelah menghadiri makan malam yang diselenggarakan oleh seorang kenalan lamanya di kota asalnya Yazd, Iran tengah.
"Dia dibawa ke unit perawatan intensif di rumah sakit setempat karena gejalanya memburuk sebelum dia meninggal pada 31 Mei," bunyi laporan New York Times seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (15/6/2022).
Seorang pejabat Iran mengatakan kepada surat kabar itu kenalan yang mengatur makan malam itu sekarang hilang dan diburu oleh pihak berwenang.
Sementara itu, Aghamolaei jatuh sakit pada akhir Mei tak lama setelah kembali dari perjalanan bisnis ke Tabriz, Iran utaa. Ia mengalami mual dan diare yang intens.
Dia dibawa ke rumah sakit di mana gejalanya berangsur-angsur memburuk sampai dia menderita gagal organ dan meninggal pada 2 Juni.
Seorang pejabat Iran yang berbicara kepada Time mengatakan, secara pribadi, Teheran percaya keduanya pria diracuni oleh racun yang ditambahkan ke makanan mereka.
Ayoub Entezari (35) seorang insinyur penerbangan yang bekerja untuk pusat penelitian militer, dan Kamran Aghamolaei (31) seorang ahli geologi, masing-masing meninggal pada 31 Mei dan 2 Juni di dua kota berbeda. Detail pasti dari pekerjaan mereka masih belum jelas.
Menurut berbagai sumber, pada hari-hari sebelum kematian mereka, keduanya masih muda dan terlihat sehat.
Entezari dikatakan jatuh sakit pada akhir Mei tak lama setelah menghadiri makan malam yang diselenggarakan oleh seorang kenalan lamanya di kota asalnya Yazd, Iran tengah.
"Dia dibawa ke unit perawatan intensif di rumah sakit setempat karena gejalanya memburuk sebelum dia meninggal pada 31 Mei," bunyi laporan New York Times seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (15/6/2022).
Seorang pejabat Iran mengatakan kepada surat kabar itu kenalan yang mengatur makan malam itu sekarang hilang dan diburu oleh pihak berwenang.
Sementara itu, Aghamolaei jatuh sakit pada akhir Mei tak lama setelah kembali dari perjalanan bisnis ke Tabriz, Iran utaa. Ia mengalami mual dan diare yang intens.
Dia dibawa ke rumah sakit di mana gejalanya berangsur-angsur memburuk sampai dia menderita gagal organ dan meninggal pada 2 Juni.
Seorang pejabat Iran yang berbicara kepada Time mengatakan, secara pribadi, Teheran percaya keduanya pria diracuni oleh racun yang ditambahkan ke makanan mereka.
tulis komentar anda