Georgia Kirim Pasukan untuk Dukung Serangan Tentara Rusia di Ukraina
Minggu, 27 Maret 2022 - 15:18 WIB
GEORGIA - Wilayah Georgia yang memisahkan diri di Ossetia Selatan telah mengirim pasukan ke Ukraina . Pengiriman pasukan itu dimaksudkan untuk "membantu melindungi Rusia". Pasukan Georgia melibatkan diri dalam pertempuran ketika invasi Rusia di Ukraina memasuki hari ke-31.
"Orang-orang kami akan memenuhi tugas militer mereka dengan spanduk yang dikibarkan dengan bangga," kata pemimpin Ossetia Selatan, Anatoly Bibilov, di Telegram, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (26/3/2022).
"Mereka paham betul bahwa mereka akan membela Rusia, mereka juga akan membela Ossetia," kata Bibilov. "Karena jika fasisme tidak dihancurkan di perbatasan yang jauh, besok ia akan muncul kembali di sini," lanjutnya.
Pada tahun 2008, Rusia dan Georgia terlibat perang singkat tapi berdarah di Ossetia Selatan. Setelah perang, Rusia mengakui Ossetia Selatan, dan wilayah separatis lainnya, Abkhazia, sebagai negara bagian independen dan menempatkan pangkalan militer permanen di sana.
Serangan skala penuh di Ukraina telah memicu curahan solidaritas di Georgia, dengan ratusan orang Georgia bergabung dengan tentara Ukraina.
Bibilov tidak mengatakan berapa banyak pasukan yang telah dikerahkan, tetapi memposting video yang menunjukkan beberapa bus dan truk bergerak. Pengumuman itu datang pada hari ke-31 kampanye militer Kremlin di Ukraina pro-Barat, dengan ribuan orang tewas dan lebih dari 10 juta orang mengungsi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow bertujuan untuk "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina. Setelah sebulan berperang, pasukan Rusia tidak mampu mematahkan perlawanan tentara Ukraina. Pada hari Jumat, Rusia mengisyaratkan akan memutar kembali tujuannya di Ukraina untuk fokus di timur.
"Orang-orang kami akan memenuhi tugas militer mereka dengan spanduk yang dikibarkan dengan bangga," kata pemimpin Ossetia Selatan, Anatoly Bibilov, di Telegram, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (26/3/2022).
"Mereka paham betul bahwa mereka akan membela Rusia, mereka juga akan membela Ossetia," kata Bibilov. "Karena jika fasisme tidak dihancurkan di perbatasan yang jauh, besok ia akan muncul kembali di sini," lanjutnya.
Pada tahun 2008, Rusia dan Georgia terlibat perang singkat tapi berdarah di Ossetia Selatan. Setelah perang, Rusia mengakui Ossetia Selatan, dan wilayah separatis lainnya, Abkhazia, sebagai negara bagian independen dan menempatkan pangkalan militer permanen di sana.
Serangan skala penuh di Ukraina telah memicu curahan solidaritas di Georgia, dengan ratusan orang Georgia bergabung dengan tentara Ukraina.
Bibilov tidak mengatakan berapa banyak pasukan yang telah dikerahkan, tetapi memposting video yang menunjukkan beberapa bus dan truk bergerak. Pengumuman itu datang pada hari ke-31 kampanye militer Kremlin di Ukraina pro-Barat, dengan ribuan orang tewas dan lebih dari 10 juta orang mengungsi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow bertujuan untuk "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina. Setelah sebulan berperang, pasukan Rusia tidak mampu mematahkan perlawanan tentara Ukraina. Pada hari Jumat, Rusia mengisyaratkan akan memutar kembali tujuannya di Ukraina untuk fokus di timur.
(esn)
tulis komentar anda