Putin: Negara Tak Bersahabat Bayar Gas Rusia dengan Rubel
Kamis, 24 Maret 2022 - 00:35 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin akan meminta negara-negara yang tidak bersahabat untuk menggunakan rubel dalam pembayaran penjualan gas. Kebijakan ini membuat harga gas Eropa melonjak di tengah kekhawatiran langkah tersebut akan memperburuk krisis energi di kawasan itu.
Ketergantungan negara-negara Eropa pada gas Rusia dan ekspor lainnya telah menjadi sorotan sejak invasi Moskow ke Ukraina pada 24 Februari lalu dan pengenaan sanksi Barat yang bertujuan mengisolasi Rusia secara ekonomi.
"Rusia akan terus, tentu saja, untuk memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga...tetap dalam kontrak yang disepakati sebelumnya," kata Putin pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan para menteri tinggi pemerintah.
"Perubahan hanya akan mempengaruhi mata uang pembayaran, yang akan diubah menjadi rubel Rusia," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/3/2022).
Putin mengatakan pemerintah Rusia dan bank sentral memiliki waktu satu minggu untuk menemukan solusi tentang bagaimana memindahkan operasi ini ke mata uang Rusia dan raksasa gas, Gazprom, akan diperintahkan untuk membuat perubahan yang sesuai pada kontrak gas.
Dengan bank-bank besar enggan untuk memperdagangkan aset Rusia, beberapa pembeli gas besar Rusia di Uni Eropa tidak segera dapat mengklarifikasi bagaimana mereka dapat membayar untuk gas ke depannya.
"Saat ini, kami belum ingin berkomentar. Kami akan menghubungi setelah kami membentuk opini," kata juru bicara Uniper Jerman.
Komisi Eropa mengatakan pihaknya berencana untuk mengurangi ketergantungan pada gas Rusia hingga dua pertiga tahun ini dan mengakhiri ketergantungannya pada pasokan bahan bakar Rusia "jauh sebelum 2030".
Ketergantungan negara-negara Eropa pada gas Rusia dan ekspor lainnya telah menjadi sorotan sejak invasi Moskow ke Ukraina pada 24 Februari lalu dan pengenaan sanksi Barat yang bertujuan mengisolasi Rusia secara ekonomi.
"Rusia akan terus, tentu saja, untuk memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga...tetap dalam kontrak yang disepakati sebelumnya," kata Putin pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan para menteri tinggi pemerintah.
"Perubahan hanya akan mempengaruhi mata uang pembayaran, yang akan diubah menjadi rubel Rusia," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/3/2022).
Putin mengatakan pemerintah Rusia dan bank sentral memiliki waktu satu minggu untuk menemukan solusi tentang bagaimana memindahkan operasi ini ke mata uang Rusia dan raksasa gas, Gazprom, akan diperintahkan untuk membuat perubahan yang sesuai pada kontrak gas.
Dengan bank-bank besar enggan untuk memperdagangkan aset Rusia, beberapa pembeli gas besar Rusia di Uni Eropa tidak segera dapat mengklarifikasi bagaimana mereka dapat membayar untuk gas ke depannya.
"Saat ini, kami belum ingin berkomentar. Kami akan menghubungi setelah kami membentuk opini," kata juru bicara Uniper Jerman.
Komisi Eropa mengatakan pihaknya berencana untuk mengurangi ketergantungan pada gas Rusia hingga dua pertiga tahun ini dan mengakhiri ketergantungannya pada pasokan bahan bakar Rusia "jauh sebelum 2030".
tulis komentar anda