Topan Super Meluluhlantakkan Filipina, 21 Tewas
Sabtu, 18 Desember 2021 - 13:55 WIB
MANILA - Sedikitnya 21 orang tewas setelah Topan Rai melanda Filipina , dengan laporan mengkhawatirkan tentang kehancuran akibat terjangan topan terkuat tahun ini.
Lebih dari 300 ribu orang meninggalkan rumah dan resor tepi pantai mereka saat Topan Rai melanda wilayah selatan dan tengah Filipina, memutus komunikasi dan listrik di banyak daerah, menghancurkan atap serta menjatuhkan tiang listrik beton.
Topan Rai adalah topan super ketika menghantam pulau wisata populer Siargao pada hari Kamis, membawa angin berkecepatan maksimum 195 kilometer per jam.
Kecepatan anginnya berkurang menjadi 150 kilometer per jam saat meluncur di seluruh negeri, membawa hujan deras yang membanjiri desa-desa, menumbangkan pohon dan menghancurkan bangunan yang terbuat dari kayu.
"Ini memang salah satu badai paling kuat yang melanda Filipina pada bulan Desember dalam dekade terakhir," Alberto Bocanegra, kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Filipina, mengatakan kepada AFP seperti dinukil dari Channel News Asia, Sabtu (18/12/2021).
"Informasi yang kami terima dan gambar yang kami terima sangat mengkhawatirkan," imbuhnya.
Juru bicara badan bencana nasional Filipina, Mark Timbal mengatakan, lebih dari 18.000 personel militer, polisi, penjaga pantai dan pemadam kebakaran akan bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan di daerah yang terkena dampak paling parah.
"Telah terjadi kerusakan parah di pulau Siargao dan ujung utara pulau selatan Mindanao," kata Timbal, mengacu pada daerah yang dihantam kekuatan penuh topan saat menerjang negara itu.
Lebih dari 300 ribu orang meninggalkan rumah dan resor tepi pantai mereka saat Topan Rai melanda wilayah selatan dan tengah Filipina, memutus komunikasi dan listrik di banyak daerah, menghancurkan atap serta menjatuhkan tiang listrik beton.
Topan Rai adalah topan super ketika menghantam pulau wisata populer Siargao pada hari Kamis, membawa angin berkecepatan maksimum 195 kilometer per jam.
Kecepatan anginnya berkurang menjadi 150 kilometer per jam saat meluncur di seluruh negeri, membawa hujan deras yang membanjiri desa-desa, menumbangkan pohon dan menghancurkan bangunan yang terbuat dari kayu.
"Ini memang salah satu badai paling kuat yang melanda Filipina pada bulan Desember dalam dekade terakhir," Alberto Bocanegra, kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Filipina, mengatakan kepada AFP seperti dinukil dari Channel News Asia, Sabtu (18/12/2021).
"Informasi yang kami terima dan gambar yang kami terima sangat mengkhawatirkan," imbuhnya.
Juru bicara badan bencana nasional Filipina, Mark Timbal mengatakan, lebih dari 18.000 personel militer, polisi, penjaga pantai dan pemadam kebakaran akan bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan di daerah yang terkena dampak paling parah.
"Telah terjadi kerusakan parah di pulau Siargao dan ujung utara pulau selatan Mindanao," kata Timbal, mengacu pada daerah yang dihantam kekuatan penuh topan saat menerjang negara itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda