Jenderal AS: Rusia Miliki Kekuatan Militer Luar Biasa
Sabtu, 18 September 2021 - 07:57 WIB
WASHINGTON - Jenderal John Hyten, Wakil Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), mengakui Rusia sekarang memiliki kekuatan militer yang luar biasa. Menurutnya, itu terjadi setelah Presiden Vladimir Putin mengubah pasukan nuklirnya sejak 2006 silam.
"Rusia memiliki militer yang luar biasa kuat," kata Hyten dalam podcast Atlantic Council pada hari Jumat.
"Mereka telah mengubah militer mereka dalam 20 tahun terakhir," ujarnya, seperti dilansir Sputniknews, Sabtu (18/9/2021).
Hyten mencatat bahwa Rusia tidak merahasiakan tekadnya untuk sepenuhnya memodernisasi pasukan nuklir, pasukan ruang angkasa, dan pasukan siber strategisnya, tetapi para pemimpin AS tidak memperhatikannya dan Strategi Keamanan Nasional 2010 Presiden Barack Obama tidak menyebut Rusia sebagai pesaing potensial di masa depan atau pesaing sebaya.
"Pada tahun 2006, [Presiden Vladimir] Putin mengumumkan mereka akan mengubah pasukan nuklir mereka. ...[Mereka] mulai membangun pasukan siber dan pasukan ruang angkasa yang agresif. Mengapa? Karena Amerika Serikat dan NATO," katanya.
Jenderal Hyten mengatakan Rusia dan China sekarang memberi Amerika Serikat dan militernya tantangan strategis yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya dalam sejarah—bukan hanya satu tetapi dua pesaing pada saat yang sama.
“Sangat penting bahwa kita berurusan dengan Rusia dan China pada saat yang sama. Seluruh fokus kita adalah melihat dari Amerika Serikat ke Eropa, tetapi melihat ke barat: China ada di sana, Rusia ada di sana. Mereka ada di selatan. Amerika, Afrika, dan Timur Tengah. Mereka memiliki kemampuan global," katanya.
Rusia dan China juga telah menunjukkan bahwa mereka sedang mengembangkan kemampuan strategis mereka yang paling modern dan tangguh seperti senjata hipersonik, dan rudal balistik antarbenua baru China.
"Rusia memiliki militer yang luar biasa kuat," kata Hyten dalam podcast Atlantic Council pada hari Jumat.
"Mereka telah mengubah militer mereka dalam 20 tahun terakhir," ujarnya, seperti dilansir Sputniknews, Sabtu (18/9/2021).
Hyten mencatat bahwa Rusia tidak merahasiakan tekadnya untuk sepenuhnya memodernisasi pasukan nuklir, pasukan ruang angkasa, dan pasukan siber strategisnya, tetapi para pemimpin AS tidak memperhatikannya dan Strategi Keamanan Nasional 2010 Presiden Barack Obama tidak menyebut Rusia sebagai pesaing potensial di masa depan atau pesaing sebaya.
"Pada tahun 2006, [Presiden Vladimir] Putin mengumumkan mereka akan mengubah pasukan nuklir mereka. ...[Mereka] mulai membangun pasukan siber dan pasukan ruang angkasa yang agresif. Mengapa? Karena Amerika Serikat dan NATO," katanya.
Jenderal Hyten mengatakan Rusia dan China sekarang memberi Amerika Serikat dan militernya tantangan strategis yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya dalam sejarah—bukan hanya satu tetapi dua pesaing pada saat yang sama.
“Sangat penting bahwa kita berurusan dengan Rusia dan China pada saat yang sama. Seluruh fokus kita adalah melihat dari Amerika Serikat ke Eropa, tetapi melihat ke barat: China ada di sana, Rusia ada di sana. Mereka ada di selatan. Amerika, Afrika, dan Timur Tengah. Mereka memiliki kemampuan global," katanya.
Rusia dan China juga telah menunjukkan bahwa mereka sedang mengembangkan kemampuan strategis mereka yang paling modern dan tangguh seperti senjata hipersonik, dan rudal balistik antarbenua baru China.
(min)
tulis komentar anda