Siapkan Dana USD4,5 Miliar, Mesir Bakal Bangun Kereta Cepat
Jum'at, 17 September 2021 - 23:50 WIB
KAIRO - Mesir tengah membagun jalur kereta berkecepatan tinggi senilai USD4,5 miliar. Nantinya, penumpang dan kargo akan segera dapat melintasi gurun Mesir dengan kereta berkecepatan tinggi, yang pertama bagi negara tersebut.
Jalur utama kereta berkecepatan tinggi bertenaga listrik itu akan menghubungkan Kairo ke Ibu Kota Administratif Baru dan kota-kota baru di sekitarnya.
Perusahaan Jerman Siemens Mobility menandatangani kontrak dengan Otoritas Nasional Mesir untuk Terowongan (NAT) awal bulan ini untuk membangun 660 kilometer awal dari jaringan kereta sepanjang 1.800 kilometer yang direncanakan, menciptakan sejenis Terusan Suez dalam bentuk rel.
Jalur pertama akan menghubungkan kota-kota pelabuhan Ain Sokhna di Laut Merah ke Marsa Matrouh dan Alexandria di Mediterania. Menurut perusahaan, bagian pertama dari jalur ini akan beroperasi pada 2023.
Siemens, yang bermitra dalam proyek dengan Orascom Construction S.A.E. dan Kontraktor Arab, mengatakan total kontrak bernilai sekitar USD4,5 miliar, di mana bagiannya sekitar USD3 miliar.
Mesir memiliki populasi lebih dari 100 juta, meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1980. Ibu Kota Kairo, dengan populasi sekitar 20 juta, terbentang ke gurun sekitarnya.
Untuk memenuhi pertumbuhan itu, kereta cepat cocok dengan pengeluaran infrastruktur yang lebih luas di Mesir, termasuk ibu kota barunya, 30 mil di timur Kairo.
"(Kereta) akan memangkas waktu perjalanan dan itu akan menjadikan kereta sebagai pilihan perjalanan yang paling efektif," ujar CEO Siemens Mobility, Michael Peter.
Jalur utama kereta berkecepatan tinggi bertenaga listrik itu akan menghubungkan Kairo ke Ibu Kota Administratif Baru dan kota-kota baru di sekitarnya.
Perusahaan Jerman Siemens Mobility menandatangani kontrak dengan Otoritas Nasional Mesir untuk Terowongan (NAT) awal bulan ini untuk membangun 660 kilometer awal dari jaringan kereta sepanjang 1.800 kilometer yang direncanakan, menciptakan sejenis Terusan Suez dalam bentuk rel.
Jalur pertama akan menghubungkan kota-kota pelabuhan Ain Sokhna di Laut Merah ke Marsa Matrouh dan Alexandria di Mediterania. Menurut perusahaan, bagian pertama dari jalur ini akan beroperasi pada 2023.
Siemens, yang bermitra dalam proyek dengan Orascom Construction S.A.E. dan Kontraktor Arab, mengatakan total kontrak bernilai sekitar USD4,5 miliar, di mana bagiannya sekitar USD3 miliar.
Mesir memiliki populasi lebih dari 100 juta, meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1980. Ibu Kota Kairo, dengan populasi sekitar 20 juta, terbentang ke gurun sekitarnya.
Untuk memenuhi pertumbuhan itu, kereta cepat cocok dengan pengeluaran infrastruktur yang lebih luas di Mesir, termasuk ibu kota barunya, 30 mil di timur Kairo.
"(Kereta) akan memangkas waktu perjalanan dan itu akan menjadikan kereta sebagai pilihan perjalanan yang paling efektif," ujar CEO Siemens Mobility, Michael Peter.
tulis komentar anda